Berpisah

3.1K 497 26
                                    

Play Video di atas ya!!
.
.
.

Terduduk di hadapan batu besar, tempat Sabito biasa terdiam. Malam sangat dingin. Gadis itu tak peduli akan tubuhnya lagi. Luka di lengannya tak kunjung diobati. Ia lebih memilih berdiam diri di tempat ini.

"Sa..bito, Makomo.." suara gadis itu lirih. Air matanya tak juga berhenti.

'Mizuki, kau terlalu cepat.' Suara Makomo terputar di otak gadis itu.

'Mizuki, artinya sinar bulan. Sama seperti pemilik namanya ya, menyukai bulan.' Kenangan bersama Sabito membuat hati Mizuki sakit.

'Sabito, Makomo.. Aku ingin bertemu kalian. Setidaknya salah satu diantara kalian.. Aku mohon.' batin Mizuki sesak.

Mizuki tertidur lemas di atas tanah. Ia masih menangis.

"Mizuki..." suara lembut memanggil gadis itu.

"Mizuki, ini aku.." Mizuki mengangkat kepalanya. Dilihatnya anak laki-laki berambut peach itu.

"Sabito.. SABITO!! Kau masih hidup?!!" Mizuki menyentuh tangan Sabito. Dingin.

Sabito menggeleng.

"Jangan menyerah, Mizuki. Aku akan mendukungmu. Jadilah lebih kuat." Sabito menyentuh pipi Mizuki.

"Aku hiks! Tidak bisa, Sabito!!" tangis Mizuki semakin deras.

"Pasti bisa! Kau tuan putri kami, kau harapan kami. Ingat tujuanmu kan? Kau ingin menyudahi semua penderitaan rakyatmu." Sabito terus menyemangati Mizuki.

"Sabito, aku ingin kau disisiku.. Jangan pergi.. Sabito dan Makomo berarti untukku.." Mizuki memeluk Sabito.

"Aku akan selalu berada disisimu, cinta pertamaku.." Sabito memeluk Mizuki dan menghilang perlahan menjadi cahaya.

"Sabito.." Mizuki memeluk serpihan cahaya yang tersisa. Tangisnya kembali pecah.

"HIME-SAMA!!" Seseorang mengguncangkan tubuh Mizuki.

Mizuki terbangun dari tidurnya. Sinar mentari menerangi wajahnya.

"Urokodaki-San.." Mizuki melihat gurunya itu. Bulir air mata kembali terbentuk.

"Urokodaki-San.. Maaf.. Semua salahku.." Mizuki menangis.

"Tidak, Hime-Sama.. Mereka sudah ada di tempat yang lebih baik sekarang." Urokodaki memeluk Mizuki untuk menenangkannya. Dibalik topengnya, pria tua itu juga menangis.

Urokodaki menuntun Mizuki turun dari Gunung Sagiri menuju rumahnya. Mizuki terdiam sepanjang perjalanan.

Mizuki masuk ke dalam rumah. Dilihatnya Giyuu yang telah sadar dari pingsannya.

"Mizuki!!!!" Giyuu senang melihat Mizuki. Gadis itu duduk disamping Giyuu.

"Bagaimana keadaan tubuhmu, Giyuu?" tanya Mizuki.

"Aku merasa lebih baik.. Terimakasih.." Giyuu tertawa.

"Mizuki, kenapa badanmu penuh tanah??? Oooh habis latihan ya??" Giyuu penasaran.

Mizuki hanya tersenyum lalu mandi. Giyuu belum tau tentang kematian dua orang sahabatnya itu. Mizuki bingung bagaimana cara untuk memberitahu Giyuu. Ia tak mau Giyuu sedih.

Mizuki selesai mandi dan berpakaian. Ia kembali menemui Giyuu. Terlihat Urokodaki yang tengah memeluk Giyuu.

Sepertinya pria tua itu memberitahu Giyuu tentang kematian Sabito dan Makomo. Mizuki mendekati mereka.

Giyuu menangis keras setelah mendengar berita itu. Giyuu menangis sambil telungkup di atas futon.

"Giyuu.." Mizuki memeluk Giyuu. Giyuu yang merasakan pelukan Mizuki juga memeluk Mizuki.

Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang