Terkurung di ruangan milik raja iblis sangat membuat jenuh. Ditambah diawasi dari jarak dekat sangat membuat bulu kuduk berdiri karena ketakutan.
"Mizuki.." Muzan berbisik ketelinga Mizuki.
"Ada apa?" jawab Mizuki singkat.
"Sampai kapan kau mau membelakangiku?" Muzan terus menatap Mizuki yang membelakanginya.
Posisi mereka sekarang tidur bersampingan dengan satu ranjang. Sebenarnya Mizuki tidak mau. Tapi Muzan terus-terusan mengancamnya.
Kalau Mizuki gegabah, ia bisa membahayakan umat manusia. Jadi ia memilih untuk mengikuti apa keinginan Muzan.
"Apa yang kau mau?" Mizuki tetap tidak mau menatap Muzan.
"Dirimu.." Muzan tersenyum licik.
"Tidak akan pernah ku berikan..ingat itu.." Mizuki mulai menutup matanya.
"Lucu sekali, kau masih bisa bicara begitu mengingat sekarang kau sudah di genggamanku." iblis itu menyisir rambut Mizuki dengan tangannya.
"Kapan kau pergi sih? Kau pengangguran ya?" Mizuki kesal. Sudah dua hari Muzan terus menerus bersamanya tanpa henti.
"Ahahaha.. Aku hanya ingin bersamamu.." pria itu memeluk pinggang Mizuki.
"Pergi sana.."
"Aku sudah cukup lembut menghadapimu, Mizuki. Tapi sepertinya kau tidak takut padaku kalau aku lembut ya? Padahal itu adalah peringatan sekaligus kesempatan untukmu hidup lebih lama." Muzan mengarahkan tangannya ke leher Mizuki berniat mencekiknya.
"Ugh-- lepas!" Mizuki mulai ketakutan. Muzan melepaskan tangannya dari leher Mizuki dan kembali memeluk gadis itu.
"Peluk aku.." ucap Muzan.
"Hah?? Otakmu di dengkul ya?!" Mizuki tambah jengkel.
"Itu bukan permintaan. Itu adalah perintah! Lakukan atau aku akan menghan--"
"BAIKLAH! BAIKLAH!" Mizuki membalikkan tubuhnya menghadap Muzan.
Mizuki mengalungkan lengannya pada leher Muzan. Gadis itu berusaha menahan keinginanya untuk menggampar pria satu ini.
Mereka berdua bertatapan. Jarak diantara mereka sudah tidak ada lagi. Mizuki memejamkan matanya agar segera tidur. Ia ingin segera mengakhiri mimpi buruk ini.
"Dewa, tolonglah aku.." batinnya.
"Kibutsuji-San, sepertinya terjadi sesuatu pada istri manusia anda." terdengar suara berat berasal dari balik pintu.
"Aku tidak peduli, Kokushibo.. Tinggalkan aku." ucap Muzan.
Tentu saja Mizuki mendengar semuanya.
"Jadi posisiku saat ini adalah tawanan sekaligus selingkuhan?!" batin Mizuki.
"Tapi, Kibutsuji-San.. Hari ini adalah saat yang tepat untuk menghabisinya. Agar tidak ada manusia yang curiga." lanjut Kokushibo.
"Apa?! Kau berencana menghabisi istrimu sendiri?!" Mizuki menatap mata Muzan.
"Tentu saja.. Kan sudah ada kau.." Muzan melepas pelukannya dari Mizuki. Ia berjalan ke arah pintu.
"Aku akan pergi selama beberapa hari untuk mengurus sesuatu. Kau diamlah disini.." Muzan menghilang bersama Kokushibo.
"Haaah.. Akhirnya sendirian.." Mizuki duduk disamping ranjang.
"Teng!!" suara biwa berbunyi.
"Mizuki~" suara familiar yang menyebalkan dan membuat telinga panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...