Tantangan

2.1K 302 82
                                    

Jangan lupa play videonya ya
.
.
.

Mata seorang pilar api tak pernah melepaskan pandangannya dari sang putri yang tengah tertidur.

"Rengoku-Sama, b-biarkan saya saja yang menggendong Hime-Sama, pergelangan anda belum pulih." ujar seorang Kakushi.

"Tidak, tak apa.. Biar aku saja.." ucap Kyoujurou.

"Ini terlalu lama, kita berlari saja, Mizuki butuh pengobatan Shinobu dengan segera." Teriak Kyoujurou pada seluruh orang.

"Baik!" para Kakushi berlari dengan cepat.
.
.
.
Langit sangat terik. Siang hari yang panas. Mereka sudah sampai di markas untuk menemui Shinobu. Kebetulan semua hashira sedang bersantai di markas.

Kyoujurou masuk dengan Mizuki yang masih pingsan. Semua orang terkejut.

"M-Mizuki!!!!" Shinobu dan Mitsuri menghampiri Mizuki yang ada digendongan Kyoujurou.

"Ia ada dalam pengaruh obat bius. Patah tulangnya sangat serius dan parah, Shinobu, kau tau apa yang harus kau lakukan." ujar Kyoujurou. Shinobu mengangguk.

Sanemi ingin melihat keadaan Mizuki. Tapi ia gengsi untuk memperhatikan kekasihmya itu.

"AAAAAAH!!!!!" Mizuki tersadar. Efek biusnya hilang. Gadis itu berteriak karena merasakan sakit disekujur tubuhnya. Ia berlinang air mata dan rahangnya mengeras menahan sakit.

Sanemi panik. Ia berlari mendekati Mizuki. Kyoujurou meletakkan Mizuki di atas tanah dengan paha pilar api itu sebagai pangkuan.

"Tahan Mizuki!!!" teriak Kyoujurou.

Shinobu dengan segera mengambil obat bius. Mitsuri menangis melihat Mizuki. Seluruh hashira mengerubungi Mizuki.

Mizuki melihat Sanemi yang khawatir dan hampir menangis.

"Sa..Ne..Mi..." tangan Mizuki berusaha menggapai Sanemi. Sanemi menggenggam tangan Mizuki.

"Aku disini, Mizuki.. Aku disini.. Bertahanlah, Shinobu akan segera kembali.." Sanemi meneteskan air mata. Ia mengecup kening Mizuki. Pilar angin itu memeluk kekasihnya.

"Tahanlah sedikit lagi.." Mizuki berpindah posisi ke pangkuan Sanemi.

"Sa..kit.. Sanemi.. Sakiit.." Mizuki mengeluarkan air matanya. Mizuki juga menggenggam erat seragam Sanemi.

"Ini obatnya!!!" Shinobu segera menyuntikkan obat bius dosis tinggi pada Mizuki. Mizuki kembali tertidur.

"Terimakasih, Shinobu.." Sanemi mencium pipi Mizuki dan mengelus keningnya.

"Kau harus pulih, Mizuki ku.." bisik Sanemi pada Mizuki.

Giyuu ikut khawatir pada sahabatnya itu. Pilar air itu menggenggam tangan Mizuki.

"PLAK!" Sanemi memukul tangan Giyuu.

"Hanya aku yang boleh menyentuhnya. Ia kekasihku!" teriak Sanemi.

Seluruh orang terkejut akan pernyataan Sanemi. Semuanya kaget kecuali Giyuu, Shinobu, dan Mitsuri.

Terlihat ekspresi sedih di wajah Kyoujurou. Ia menghela napasnya. Pilar api itu tersenyum getir.

Giyuu yang tak boleh menyentuh Mizuki akhirnya memegang haori Shinobu.

"Eh? Kenapa?.. Tenanglah aku bisa mengobatinya.." ujar Shinobu pada Giyuu.

Mizuki dan Kyoujurou dibawa ke kediaman kupu-kupu. Mereka ditempatkan di satu kamar namun berbeda tempat tidur.

Shinobu membersihkan tubuh Mizuki, sementara Aoi merawat luka Kyoujurou.

Tubuh Mizuki dipenuhi perban. Itu membuatnya terlihat menyedihkan. Shinobu menyelimuti Mizuki dan pergi meninggalkan ruangan untuk mencuci seragam dan haori Mizuki yang penuh darah.

Aoi juga keluar ruangan untuk merawat Tanjirou, Zenitsu, dan Inosuke.

Tinggal Kyoujurou dan Mizuki yang berada di ruangan itu. Pilar api itu mendekati tempat tidur Mizuki.

"Jadi, kau sudah mempunyai Sanemi ya.." Kyoujurou mengelus kepala Mizuki.

"Kau pikir aku akan menyerah? Tentu tidak.. Aku akan maju untuk mendapatkanmu.." Kyoujurou mengecup punggung tangan Mizuki dengan lembut.

Pilar itu kembali ke tempat tidurnya untuk beristirahat.
.
.
.
Keesokan harinya.

Sanemi memasuki ruangan dimana Mizuki tertidur. Kyoujurou yang sudah bangun menyapa Sanemi. Di ruangan itu juga ada Mitsuri dan Shinobu.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Sanemi pada Shinobu.

"Mizuki belum tersadar, dosis obat biusnya lumayan tinggi. Tapi ini lebih baik daripada ia berteriak kesakitan seperti kemarin." Shinobu mengganti perban milik Mizuki.

Terlihat tubuh Mizuki yang lembut dan bersih Sanemi memalingkan pandangannya.

"Shinazugawa-San.. Jangan berpikiran aneh-aneh ya.. Ini orang sakit lhoo.." ledek Mitsuri.

"URUSEEE!!!"

Sanemi menatap Kyoujurou. Ia mendekati Kyoujurou.

"Hei, terimakasih sudah menjaganya.." ucap Sanemi pada Kyoujurou.

"Tidak, aku membuatnya terluka separah ini.. Aku tak berhasil menjaganya." Kyoujurou sedih.

"Setidaknya, nyawanya masih terselamatkan.." Sanemi melihat Mizuki dengan tatapan bersyukur. Ia bersyukur dewa masih mempertemukannya dengan Mizuki.

"Sebaiknya kau tak perlu berterimakasih padaku, Sanemi." Kyoujurou menepuk pundak Sanemi.

"Apa?! Kenapa???" Sanemi bingung.

"Aku akan merebutnya darimu." ucap Kyoujurou yakin.

"Hah?!" Sanemi kesal.

"Aku memiliki perasaan yang kuat pada Mizuki. Aku akan merebutnya setiap kali ada kesempatan.." Kyoujurou tersenyum miring.

"Baiklah, mari kita lihat apa kau berhasil melakukannya!." Sanemi mengepalkan tangannya.

"S-Shinobu.. Kayaknya ada yang lagi tawuran tuh.." Mitsuri mengenggam lengan Shinobu.

Shinobu kesal.

"Ara~ kalian, kalau mau bertengkar jangan disini! Diam atau ku usir!" Shinobu menggenggam nichirinnya.

"Glek!" Sanemi dan Kyoujurou menelan ludah. Mereka tahu persis jika Shinobu marah, akan sangat menakutkan.

"Maafkan kami.."
.
.
.
.
.
.
.
Kyoujurou : "Tantangan diterima"

Barbar sekali mas satu ini.. Ngomong langsung...

Next?

Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang