Sepertii biasaa.. Play videonya ya
.
.
.Shinazugawa Sanemi, Pilar Angin yang merasa kesepian setiap detiknya. Kediamannya terasa sangat sepi dan tak terurus. Sesekali Uzui datang untuk menemaninya. Tapi ekspresinya tak berubah.
Sudah lima tahun semenjak perang melawan Muzan berakhir. Ketenangan mulai dirasakan umat manusia. Tapi Sanemi tidak merasakan ketenangan itu sama sekali.
"Mizuki.." hanya nama itu yang terucap di mulutnya. Rasa cintanya pada Mizuki bahkan mengalahkan rasanya pada Kanae.
Sanemi lebih terpukul saat kehilangan Mizuki. Ia mengingat senyuman terakhir kekasihnya sebelum ia mengorbankan diri.
"Sanemi.." terdengar suara Giyuu memanggil Sanemi.
Pria berambut putih itu menoleh lemah. Matanya terlihat lelah. Ia melihat Giyuu, Kyoujurou, dan Gyomei berdiri di halamannya.
"Ayo.. Kita bertemu Mizuki.." ucap Kyoujurou pelan.
Gyomei mengusap punggung Sanemi. Satu tetes air mata berhasil keluar dari mata Sanemi. Tetesan itu semakin deras.
"Mizuki.." Sanemi menunduk.
Giyuu dan Kyoujurou juga tidak dapat menahan tangis mereka. Memori tentang Mizuki masih menempel lekat di ingatan mereka.
"Aku rindu padanya.." Ucap Sanemi sambil menahan isakannya.
Ketiga pria itu berusaha menenangkan Sanemi.
"Shinazugawa-San.. Ayo kita berkunjung.. Mizuki pasti juga merindukan kita.." Shinobu muncul dengan membawa beberapa tangkai mawar. Mitsuri terlihat ada di belakang Shinobu bersama Iguro.
"Kami ikut.." Tanjirou, Zenitsu, Inosuke, Aoi, dan Kanao muncul.
"Kami juga ikut.." Uzui dan ketiga istrinya juga muncul.
Sanemi dengan lemas mengganti pakaiannya di kamar. Ia mencuci mukanya dan berusaha tersenyum.
"Aku akan bertemu Mizuki. Aku tidak boleh sedih." Sanemi memandang nichirin biru milik Mizuki yang terletak rapi disamping nichirin miliknya.
Setelah Sanemi siap. Mereka memulai perjalanan ke puncak Gunung Sagiri, tempat Mizuki di makamkan disamping makam Makomo dan Sabito.
Perjalanan membutuhkan waktu selama empat hari. Sampailah mereka di Puncak Gunung Sagiri, tepat didepan makam Pilar Bulan. Urokodaki Sakonji juga ada bersama mereka.
"Mizuki.. Kami datang.. Kami merindukanmu.." ucap Shinobu pelan. Jelas sekali Mantan Pilar Serangga itu menahan tangis.
"Aku tau kau suka melihat mawar, Mizuki.. Kami membawakannya untukmu.." ucap Mitsuri dengan pipinya yang basah karena air mata.
"Terimakasih untuk semuanya, Mizuki.. Kami tak akan pernah melupakanmu.." Kyoujurou menggenggam yukatanya erat.
Shinobu dan Mitsuri meletakkan mawar yang mereka bawa.
"Mizuki hiks!.. Akhirnya Tomioka-San mengutarakan perasaannya padaku lho.. Hiks! K-kau pasti melihatnya kan? Mizuki..." Shinobu mulai menangis.
"Aku yakin hiks! kau selalu melihat kami semua.. Iya kan hiks!, Mizuki? Aku harap keadaanmu baik-baik saja disana.." Mitsuri menyentuh tanah makam Mizuki.
"Kau sahabat terbaikku, Mizuki. Terimakasih.." air mata membasahi pipi Giyuu.
Sanemi duduk disamping makam itu. Ia menyandarkan kepalanya pada gundukan tanah.
"Aku merindukanmu.. Sangat.." ucap Sanemi pelan.
Mereka cukup lama menangis di sekitar makam Mizuki. Matahari mulai turun. Sanemi masih dalam posisi duduknya.
"Shinazugawa-San.. Suhunya mulai dingin.. Ayo kita ke rumah Urokodaki-San.." ajak Shinobu. Sanemi menggeleng.
"Baiklah jika masih ingin disini. Sebentar lagi akan turun salju, cepatlah turun gunung.." Giyuu memberikan haorinya pada Sanemi.
Semua orang menuruni gunung kecuali Sanemi. Ia masih bersandar pada makam Mizuki dengan air mata yang terus menetes.
Langit semakin gelap. Salju mulai turun. Malam ini adalah salju pertama musim dingin.
"Mizuki.. Apa kau tau? Jika sepasang kekasih menyatakan perasaan pada salju pertama musim dingin, hubungan mereka akan abadi.." Sanemi tersenyum tipis.
"Aku sangat mencintaimu.. Aku tidak bisa berpisah selama ini denganmu.. Mizuki.. Aku ingin bertemu.." Sanemi merasakan kaki dan ujung jarinya mulai membeku.
"Sanemi..." suara lembut dan hangat memanggil nama Sanemi.
Sosok yang sangat Sanemi rindukan akhirnya muncul. Mizuki tersenyum.
"Mizuki.. Kau kah itu.." Sanemi berusaha menggapai tangan Mizuki.
"Tap!!" ia berhasil menggapai dan menyentuhnya.
Seluruh tubuh Sanemi terasa hangat. Suhu dingin di musim ini sama sekali tidak terasa.
"Sudah waktunya kita bersama, Sanemi..." Mizuki memeluk Sanemi.
"Aku sudah menunggu cukup lama untuk ini.. Aku bahagia akhirnya dapat bersama denganmu.." Sanemi tersenyum dan menangis bahagia.
"Ayo.. Kita ke tempat yang lebih baik.. Sayangku.." Mizuki menarik tangan Sanemi dan pergi ke suatu tempat.
Pandangan Sanemi berubah menjadi padang rumput luas dan hangat.
"Kau benar.. Saat sepasang kekasih menyatakan perasaan pada awal musim dingin, hubungan mereka akan menjadi abadi. Sekarang, hubungan Sanemi dan aku akan abadi selamanya." Mizuki menggenggam erat tangan Sanemi.
"Kita tidak akan pernah berpisah lagi.."
.
.
.
.
.
.
-Tam... Bentar-bentar...Ada yang penasaran nasib Muzan di alam baka?
Seperti ini..
-Tamat-
Author mau bikin happy ending vernya sih wkwkw..
Gimana?:"v
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...