"Jangan pergi!!!"
Gadis berambut hitam panjang tersentak. Ia tiba-tiba membuka matanya dan berteriak.
Matanya basah karena airmata terus mengalir. Gadis itu memegangi kepalanya. Tangisnya terisak.
"Bangunlah.. Mizuki." itu kata-kata terakhir yang Mizuki dengar dari ketiga sahabatnya yang telah meninggal.
Mizuki mengatur napasnya perlahan. Ia melihat sekeliling. Ia sadar dirinya berada di kediaman kupu-kupu. Kakinya melangkah ke arah jendela.
"Bulan purnama.." Mizuki menatap langit.
"Muzan.. Aku tidak akan memaafkanmu.." dengan mengenakan pakaian tidur, Mizuki mengambil nichirinnya dan berlatih.
Ayunan nichirinnya kuat. Langkahnya cepat dan tidak terbaca. Gadis itu juga meningkatkan pernapasan konsentrasi nya.
Sepanjang malam ia berlatih. Peluh memenuhi tubuhnya.
Langit mulai terang. Mizuki masih berdiri dengan menggenggam senjatanya.
"Mizuki-San!" Aoi muncul dibelakang Mizuki.
"Kau belum pulih.. Jangan latihan dulu." Gadis berkuncir dua itu marah. Mizuki menoleh ke arah Aoi.
"Aku sudah baik-baik saja kok.. Terimakasih telah mengkhawatirkanku.." Pilar bulan itu mengelus kepala Aoi.
Mizuki menyarungkan nichirinnya.
"Dimana Shinobu?" tanya Mizuki.
"Ia sedang pergi ke Asakusa. Ini perintah Oyakata-Sama untuk membawa Nona Tamayo dan Yushiro ke markas." jelas Aoi.
"Tunggu, berapa lama aku pingsan?"
"Tiga hari.."
"Wow.. Terasa singkat.." Mizuki menggaruk kepalanya.
Mata Mizuki mengarah ke gerbang depan. Ia mendengar suara langkah kaki.
"Sanemi~" Mizuki melambaikan tangan pada si pilar angin.
Sanemi berlari menuju Mizuki. Ia memeluk Mizuki erat.
"Kau benar-benar.." Sanemi menggendong Mizuki ke kamar perawatannya.
"Huwaaaa!!!"
Pria itu mendudukan Mizuki di kasur. Ia melipat tangannya tanda marah pada Mizuki.
"Kau sudah ku perintahkan untuk hati-hati! Kenapa kembali dengan keadaan seperti itu?! Kalau kau kelelahan kau bisa bilang padaku! Apa kau tak menganggapku kekasihmu?!" Sanemi benar-benar marah.
"Sanemi.. Maaf.. Aku sayang Sanemi.." Mizuki tertunduk. Sanemi luluh.
"Sruk!!" Sanemi memeluk Mizuki.
"Aku juga menyayangimu, Mizuki. Sangat. Aku tidak mau hal seperti ini terjadi lagi. Aku khawatir. Apalagi yang membawamu kesini Si Rambut Api itu." Pria itu mengelus kepala Mizuki.
"Sanemi cemburu?" Mizuki menempelkan keningnya pada kening Sanemi.
"Tentu saja, kau milikku. Jangan lagi-lagi kau membuatku khawatir.. Mengerti?" Sanemi mengecup lembut bibir Mizuki.
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Sanemi.
"Aku sudah baik-baik saja kok.." Mizuki mengaitkan tangan Sanemi pada pinggangnya.
"Istirahatlah sebentar lagi. Pastikan kau benar-benar pulih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...