Jangan lupa play videonya ya!
.
.
.Pria bergelar hashira dengan julukan pilar angin sedang kebingungan di teras rumahnya. Ia merenungi sikapnya pada Mizuki.
"Sepertinya aku sudah keterlaluan.." batin Sanemi.
"Nii-San.. Sedang apa? Kok terlihat bingung begitu?" Shinazugawa Genya, Adik Sanemi menegur.
"Bukan apa-apa.." jawab Sanemi datar.
Genya tak mau mengganggu kakaknya lebih jauh. Ia meninggalkan Sanemi dan kembali ke kamarnya.
"Apa aku minta maaf saja ya? Ah! Tidak mau!" Hati dan otak Sanemi sedang berperang sekarang.
Sanemi merasakan getaran aneh dihatinya. Ia merasa setiap melihat Mizuki semua perasaannya campur aduk antara malu, senang, marah, sedih.
Pilar angin itu pusing. Ia memejamkan matanya sebentar.
"Pusing kan? Makannya terima permintaan maafku.." Mizuki muncul tiba-tiba disamping Sanemi.
"KAU!"
"HIYAAAAAT!!" Mizuki mendorong Sanemi sehingga tubuh pria itu terbaring di atas tatami.
Mizuki duduk menindih pinggang Sanemi dan menahan kedua tangan Sanemi di atas kepala pria itu.
Tangan kiri Mizuki sibuk memegangi kedua tangan Sanemi, sedangkan tangan kanan Mizuki memegang sebuah ohagi.
"Terima permintaan maafku, Shinazugawa Sanemi.." Mizuki memaksa Sanemi memakan ohaginya.
"Buka mulutmu!" Tatapan Mizuki seram.
"Dengar bodoh! Jangan buat aku stres terus menerus karena aku tak tau dimana letak kesalahanku padamu.." oceh Mizuki lagi.
"Tidak mau!!" Sanemi berusaha meronta. Tapi kekuatan Mizuki yang sedang mengamuk bukan tandingan pilar angin itu.
Sebenarnya, daripada ohagi, Sanemi lebih fokus pada posisi mereka berdua saat ini. Bisa bahaya kalau ada yang melihat.
"BUKA MULUTMU!" Teriak Mizuki.
Sanemi pun membuka mulutnya perlahan dengan matanya yang tertutup.
"Kawaiiii!!!" batin Mizuki.
Mizuki memasukan ohagi yang ia pegang kedalam mulut Sanemi. Sanemi mengunyah ohagi itu. Mizuki senang.
Gadis itu melepaskan tangan Sanemi. Tetapi ia masih duduk di pinggang pria itu.
"Hehee!! Aku senang.. Terimakasih!!" Mizuki tersenyum. Sanemi menutupi wajahnya yang memerah.
"Menyingkirlah.." Sanemi menepuk-nepuk paha Mizuki tanda menyuruhnya untuk menyingkir.
"Baiklah baiklah.." Mizuki dengan senang hati menyingkir. Gadis itu duduk tenang di atas tatami.
"Apa-apaan kau ini.." Sanemi masih menutupi wajahnya.
"Aku hanya ingin kau memaafkanku.. Tapi. Kalau boleh tahu, letak kesalahanku dimana ya?" tanya Mizuki.
"Soal itu.. Aku juga tidak tahu.." jawab Sanemi malu-malu.
"Apa sekarang saja ya ku katakan?" batin Mizuki.
Mizuki melihat kearah Sanemi. Wajah pria itu memerah. Keadaan wajah mereka berdua sama.
"S-Sanemi.."
"Hmm." Sanemi tak menoleh.
"Tatap aku saat berbicara!!" Mizuki memegang kedua pipi Sanemi. Napasnya terengah-engah. Mizuki gugup.
"Wajahmu memerah.. Kau demam?" tanya Sanemi yang sedang tidak berkaca pada dirinya sendiri.
"Lihat dirimu! Kau juga sama denganku!" ucap Mizuki.
"Oke.. Aku ulangi.." Mizuki menarik napas.
"S-Sanemi! A-aku suka padamu!" Mizuki sedikit berteriak.
"Cup!" Sanemi mencium lembut pipi Mizuki. Gadis itu terkejut.
"Aku juga menyukaimu.." ucap Sanemi di telinga Mizuki.
Pipi Mizuki semakin panas. Ia tak tau harus bicara apa. Sanemi menarik pinggang Mizuki dan memeluknya.
"Aku tak suka kau dekat dengan Giyuu.. Tapi kalau cuma sahabat tak apa.." Sanemi menjadi lembut.
"Ini Sanemi? Beneran??" batin Mizuki.
Sanemi cukup lama memeluk Mizuki. Mereka berdua sangat senang hari ini. Perasaan mereka masing-masing tersampaikan.
"Woaaaaa!! Indahnya! Aku suka hubungan seperti ini!" ucap Mitsuri yang sedang mengintip bersama Shinobu.
"Ssh!! Pelan-pelan Mitsuri.. Nanti ketauan.." Shinobu kembali mengintip. Pemandangan yang langka tertangkap oleh mata Shinobu dan Mitsuri.
Mereka melihat Mizuki dan Sanemi menyatukan bibir mereka dengan lembut.
"B-b-berciumannn??!!" Mitsuri merona, begitupula Shinobu.
"Ayo, aku antar kau ke kediaman Oyakata-Sama." ucap Sanemi.
"K-kau jadi lembut ya.." Mizuki masih gugup.
"URUSEEEE!!!" Sanemi menggotong badan Mizuki dan membawanya ke rumah Oyakata-Sama.
"UWAAAAAH!!!"
.
.
.
Sanemi kembali ke kediamannya. Dilihatnya ohagi buatan Mizuki. Sanemi tersenyum melihatnya."Nii-San.. Apa itu? Mau dong.." Genya menghampiri Sanemi.
"Tidak boleh.. Ini untukku!" Sanemi menghalangi adiknya
"Baiklah.. Ngomong-ngomong, kalau mau melakukan itu dengan Mizuki-San, lebih baik di dalam ya.." ucap Genya sambil masuk kedalam kamarnya.
"Genya lihat?!" batin Sanemi panik.
.
.
.
Keesokan harinya.Mitsuri dan Shinobu menatap Mizuki dengan tatapan misterius. Itu membuat Mizuki tidak nyaman.
"K-kalian kenapa sih?" tanya Mizuki.
"Hohhooo!!! Tidak apa apa koook~" mereka berdua masih melirik Mizuki.
"Shinobu, aku menyukaimu!!" Ucap Mitsuri sambil memperagakan saat-saat Mizuki menyatakan perasaannya pada Sanemi.
"Aku juga menyukaimu." ucap Shinobu pada Mitsuri. Mereka jelas-jelas sedang meledek Mizuki.
"HOHOOOOHOHO!!" Mitsuri dan Shinobu tertawa seperti orang tak waras.
"K-kalian melihatku kemarin ya?!!" Mizuki meyadari dirinya sedang di ledek.
"Selamat ya Mizuki!!! Kami akan mendukungmu sepenuh hati!!" ucap Mitsuri.
"Astaga.. Aku sangat malu!"
.
.
.
.
.
.
Yeeeeeey finally!!
Tenang masi ada mbah mujan..See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...