Bunga yang Mekar

3.2K 469 76
                                    

Jangan lupa play videonya yaa!

.
.
.

Di ruangan yang gelap, seorang tuan putri terduduk dengan tegap. Ia memakai gaun ringan dan menggerai rambutnya. Wajahnya dingin tanpa senyum. Pandangannya kosong. Hanya seperti itu setiap harinya.

Mizuki mengurung dirinya sendiri sebagai hukuman karena kematian Makomo dan Sabito. Ia juga tak mau membebani semua kisatsutai karena darahnya ini. Ia lebih memilih untuk tak terlibat dalam pertarungan apapun.

Sampai dua tahun berlalu...

"Hime-Sama, saya datang membawa sarapan." Seorang kakushi mengantarkan makanan untuk Mizuki.

"Masuklah.."

"Selamat pagi, Hime-Sama.." Kakushi menaruh makanan di hadapan Mizuki lalu meninggalkan kamar Mizuki.

Mizuki makan makanan yang ada di hadapannya secara perlahan.

Gadis ini mempertahankan sifat kebangsawanannya selama berdiam di kamar ini. Tenang namun anggun. Mizuki tidak pernah berbicara banyak kecuali saat bersama Amane. Itu pun hanya obrolan yang tidak penting.

Langit sangat cerah pagi ini. Tapi Mizuki tak mau melihatnya. Mizuki menutup jendelanya, dimana itu adalah satu-satunya jalan cahaya dari luar untuk masuk.

"Hime-Sama.." Amane masuk kedalam ruangan.

"Selamat pagi, Amane-Sama." Mizuki menyapa Amane hangat.

"Saya ingin tahu kabar anda, apa anda baik-baik saja?" Amane mendekati Mizuki.

"Tentu, Aku baik-baik saja." Mizuki memaksakan untuk tersenyum.

Amane memberikan setangkai mawar pada Mizuki.

"Bunga?" Mizuki bingung.

"Dengan menatapnya dapat membuat hati tenang, Hime-Sama." ucap Amane.

Mizuki menatap bunga itu. Mawar sangat indah. Mizuki sedikit senang.

"Terimakasih, Amane-Sama. Kau benar, hatiku terasa lebih tenang."

"Sebuah kehormatan. Saya izin untuk keluar. Lain kali saya akan kembali kesini." Amane tersenyum dan meninggalkan ruangan.

Mizuki kembali melihat bunga itu. Keindahannya tak berkurang walau dipandang berulang kali.

"Cklek!!" Pintu terbuka. Mata Mizuki menangkap seorang figur yang tak ia kenali.

Rambut panjang, haori bermotif kupu-kupu dan dua jepitan rambutnya.

"Ara~ aku salah masuk ruangan..
G-gomennasai!!!!" Gadis itu meminta maaf pada Mizuki.

"Kochou-San.." Mizuki mendengar suara Amane.

Amane masuk ke ruangan itu.

"Gomennasai, Hime-Sama. Dia tak sengaja." Amane meminta maaf.

Entah kenapa Mizuki tak merasa keberatan.

"Tidak apa, Amane-Sama. Kochou-Sama, kau bisa merahasiakan keberadaanku kan?" Mizuki menatap Kanae.

"Haik! Saya akan merahasiakannya." Kanae membungkukkan badannya.

"Anda, seorang putri?" Kanae takjub. Tak percaya ia sedang berbicara dengan seorang putri sungguhan.

Mizuki mengangguk.

"Maaf atas kelancangan saya, Hime-Sama." Kanae panik.

"Tak perlu formal seperti itu, santai saja." Mizuki tersenyum sedikit.

Setelah meminta maaf, Amane dan Kanae keluar ruangan.

"Kenapa rasanya sedih ya?" batin Mizuki.
.
.
.
Amane menceritakan semua kepada Kanae karena Kanae sudah tau tentang Mizuki.

Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang