Play videonya ya..
.
.
.Dentingan suara nichirin terdengar nyaring. Anggota pemburu iblis menerima hantaman demi hantaman dari serangan Muzan. Aliran pernapasan Hashira hanya bisa melukainya sedikit dan menghalangi cambuknya.
Shinobu tengah memegang sebuah jarum suntik. Ia mengarahkan jarum itu ke tangan Mizuki.
"Ugh!" Mizuki agak sedikit tidak nyaman saat darahnya di ambil.
"Kita harus menyuntikkan darahku pada Muzan dengan dosis yang besar." ucap Mizuki.
"Tapi, bagaimana? Kita hanya mempunyai satu jarum suntik. Aku yakin jarum suntik ini juga akan rusak bisa mengenai kulit Muzan yang keras." Shinobu bingung.
"Kita masih punya nichirinmu.." Mizuki tersenyum.
"K-kau yakin akan menggunakan nichirinku?!" Shinobu khawatir. Mizuki mengangguk.
Mizuki memegang ujung nichirin Shinobu. Gadis itu menarik napas.
Nichirin Shinobu menusuk lengan kiri Mizuki. Dengan cepat, darah Mizuki memenuhi saluran racun yang berada di dalam nichirin Shinobu.
Shinobu menyarungkan nichirinnya yang sudah terisi. Mizuki memegangi lengannya yang terasa sakit akibat tusukkan nichirin.
"M-mizuki?!" Shinobu khawatir. Ia menggenggam haorinya.
"A-aku baik-baik saja.. Ayo kita serang.." Mizuki menggenggam nichirin dan jarum suntik.
"Semuanya! Tolong tahan cambuk itu!" teriak Mizuki. Semua hashira berusaha menahan cambuk Muzan agar tidak mengenai Shinobu dan Mizuki.
Dengan kecepatan luar biasa, Mizuki dan Shinobu melesat.
Walau cambuknya sudah ditahan, masih saja ada cambuk lain yang berusaha menyerang. Shinobu dapat menghindar dengan baik. Sementara Mizuki menggunakan teknik pernapasannya.
Tsuki no Kokyu, San no Kata:
Enkizuki - Tsugari."CLANG!" Cambuk Muzan berhasil disingkirkan.
Mushi no Kokyu, Chōnomai : Tawamure!!!
Shinobu menyerang Muzan dengan menusuk tiga titik penting di dada Muzan. Darah Mizuki berhasil masuk kedalam tubuh iblis itu.
"AARRGHHH!!!" Muzan kesakitan.
Secara bersamaan, Mizuki menusukkan jarum suntik di leher belakang Muzan. Ia berhasil melakukannya. Shinobu dan Mizuki segera menjauh dari Muzan.
"Belum cukup.." Mizuki melihat jarum yang ia gunakan sudah rusak pada bagian ujung.
"Jarumnya sudah tidak bisa digunakan.." ucap Shinobu.
"Shinobu, kau tipe pengguna racun yang handal.. Aku serahkan rencanaku padamu. Aku akan membantu hashira yang lain agar kau bisa menusukkan nichirinmu." jelas Mizuki.
Mizuki kembali menusukkan nichirin Shinobu pada lengannya. Nichirin Shinobu kembali terisi darah.
"Aku yakin kita bisa mengalahkannya." Mizuki melesat ke arah Muzan.
Gadis itu memblokir semua serangan Muzan dengan aliran pernapasan bulannya yang paling kuat.
"SRAAAK!!" Serangan Muzan melukai paha, pipi, dan pinggang Mizuki. Tapi, Mizuki terus menyerang.
Beberapa hashira mulai tumbang karena mendapat luka cukup parah. Giyuu, Sanemi, Gyomei, dan Kyoujurou masih bertahan.
Kanao terkilir dibagian kaki dan punggungnya. Tanjirou terluka disekujur tubuhnya, hebatnya anak itu masih tetap berdiri. Keadaan Inosuke dan Zenitsu juga tak kalah parah.
"SHINOBU!" Mizuki berhasil mengunci cambuk Muzan. Shinobu kembali maju dan menggunakan pernapasan serangganya.
"SRAAAK!!" Pilar Serangga itu berhasil lagi. Tapi, ia tak cukup cepat menghindar setelah menusukkan darah Mizuki.
Muzan berhasil menyerangnya dan melempar Shinobu ke puing-puing bangunan.
"BRUAAAK!" Tubuh kecil Shinobu dilayangkan dengan mudah ke arah tanah.
"SHINOBU!" Giyuu berlari menghampiri Shinobu.
Mizuki juga mundur untuk melihat keadaan temannya.
"Khh!! Aku baik-baik saja..hhh! Hhh!" Shinobu menahan rasa sakitnya.
"Shinobu.." Mizuki khawatir.
"Keberhasilan rencana kita tergantung aku, Mizuki.. Ayo lanjutkan.." Shinobu tersenyum.
Mizuki kembali menusukkan nichirin Shinobu pada tubuhnya dan Shinobu berusaha menusukkan nichirin yang sudah terisi pada Muzan. Terus menerus seperti itu.
Sudah lima belas kali Shinobu dan Mizuki melakukannya. Tapi dosisnya masih belum cukup untuk melemahkan Muzan. Tubuh Mizuki dipenuhi darah begitupula hashira lainnya.
"Bagaimana ini?!" Shinobu mulai kehabisan tenaga.
"Jangan menyerah Shinobu.." Mizuki kembali mengisi nichirin Shinobu dengan darahnya.
"Ayo kita maju.." Mizuki kembali menangkis cambuk Muzan.
"Bagaimana kekuatanku?! Sangat hebat bukan?! Kalian tidak akan bisa mengalahkanku.. Aku sudah muak! Akan ku habisi kalian semua!" Muzan memperkuat tenaganya.
Kecepatan Muzan tidak tertandingi. Bahkan Mizuki tidak dapat melihat poka serangannya.
"CLAAANG!! KRAK!" Cambuk Muzan beradu dengan nichirin Shinobu. Seketika nichirin itu patah.
"AAAAA!!" Shinobu kembali terlempar. Tapi, Mizuki menangkap Shinobu sebelum membentur sebuah bangunan.
"Mizuki, nichirinku..." Mizuki melihat patahan nichirin itu.
"Sudah tidak ada alat yang bisa digunakan untuk memasukkan darahku.." batin Mizuki.
"Semua orang mulai kelelahan.. Mereka juga kehilangan banyak darah.. Apa yang harus kita lakukan?" Shinobu panik.
Kepala Mizuki tidak bisa memikirkan apapun. Ia melihat semua temannya mulai tumbang. Muzan terus menerus menyiksa anggota pemburu iblis yang pangkatnya dibawah hashira. Ia juga memakan beberapa orang.
"Shinobu, kita obati dulu orang-orang yang terluka. Aku membawa beberapa obat pereda rasa sakit darimu. Berikan ini pada orang-orang agar luka mereka tak terasa sakit." Mizuki memberikan beberapa botol kecil berisi obat.
Shinobu memberikan botol itu pada semua orang. Mereka meminumnya dengan segera. Setelah beberapa menit, efek obat itu terasa.
Rasa sakit mereka berkurang bahkan tidak terasa. Semua orang dapat melanjutkan pertarungan.
"Berapa lama efek obatmu?" tanya Mizuki.
"Hanya satu jam.. Setelah itu rasa sakit akan terasa lagi.." ujar Shinobu.
"Kita harus mengalahkannya dalam waktu satu jam.. Tapi bagaimana caranya? Sekarang, ia kebal dengan matahari karena darahku." Mizuki menggenggam erat nichirinnya.
"Rencanaku tidak bisa hanya dijalankan setengah-setengah. Kita harus menuntaskannya! Alat yang bisa digunakan selain nichirinmu.. Apa ya?!" Pilar Bulan berpikir keras.
"Apakah cara memasukkan darahmu ke tubuhnya hanya dengan melewati kulit?" tanya Shinobu.
"Benar juga! Kenapa tidak terpikir?! Muzan bisa juga meminum darahku. Tapi membuatnya menelan darahku dengan dosis besar adalah hal yang cukup sulit." ucap Mizuki.
"Kita memerlukan sebuah alat dimana bisa menyemburkan darahku dengan kuat, agar Muzan tidak bisa menahan darahku untuk masuk ke tenggorokannya." Mizuki menatap Muzan tajam.
"Tapi kita tidak memiliki alat seperti itu!" Shinobu menggigit haorinya.
"Atau.. Kita tidak membutuhkan alat.. Kita hanya butuh tanganku dan sebuah sayatan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...