Chapter 11

3.3K 665 7
                                    

"Dalam cinta, menyerah tak selalu berarti kamu lemah. Kadang itu hanya berarti kamu cukup kuat tuk melepaskannya."

🌿

Evan kebagian membeli tiket untuk mereka berempat, sedang Hani dan Ivy pergi membeli pop corn.

"Han, lo lagi marahan sama Evan?"

Hani terkejut dengan pertanyaan Ivy yang tiba-tiba. Ia berusaha tampak santai menjawab pertanyaan Ivy

"Enggak, emang kenapa?"

"Gue lihat akhir-akhir ini lo menjauh dari dia," ujar Ivy curiga.

Akhir-akhir ini Ivy melihat gelagat aneh dari Evan dan Hani. Mulai dari Hani yang tidak mau berangkat bersama hingga Hani yang menyetop suplai makanan untuk Evan saat jam istirahat.

"Gue emang dari dulu nggak deket sama dia."

Hani duduk di kursi tunggu sambil memakan pop corn miliknya. Ivy ikut duduk di sampingnya.

"Yakin lo?"

"Iya, dia cuma temen abang gue," terang Hani.

"Baguslah! Gue pikir lo suka sama dia. Soalnya gue udah suka sama dia dari lama, dari jaman SMA. Gue nggak enak kalau harus bersaing sama lo, nggak sepadan gitu," ujar Ivy sombong.

Selama ini ia hanya pura-pura baik kepada Hani kalau di depan Evan saja. Bermuka dua gitu lah ....

'Ya iyalah nggak sepadan, orang gue masih muda, fresh. Sementara lo udah peot. Dasar medusa!' cibir Hani dalam hati.

Ivy merasa senang karena saingannya untuk mendekati Evan sudah tidak ada. Dari kejauhan ia melihat Evan sudah selesai mengantri tiket.

Evan berjalan mendekati mereka. Hani tampak tak perduli, ia menyibukkan diri dengan ponselnya. Sedang Axel masih di dalam toilet.

Tiket nonton kali ini Evan yang membayarnya, ia mentraktir mereka semua. Evan menyodorkan tiket untuk Hani.

"Han, ini tiket lo."

Hani melihat tiketnya sekilas, ia juga melirik tiket yang dipegang Evan.

"Kak, kita tukeran, yuk."

Hani menukarkan tiketnya dengan Ivy karena tidak mau duduk bersebelahan dengan Evan.

Evan menatap datar ke arah Hani. Sebenarnya ia sudah merencanakan untuk duduk di dekat Hani.

Sedang Hani pura-pura tak merasa jika dirinya sedang ditatap. Dengan santainya ia berjalan meninggalkan Evan. Ivy mengikutinya dari belakang.

"Kenapa lo pingin duduk dekat Axel? Lo suka ya sama dia? Oke, gue doain semoga kalian cepet jadian, biar gue tenang." 

Hani tak menjawab pertanyaan Ivy, ia malah mempercepat langkahnya.

Evan melihat punggung Hani dari kejauhan. Ia sempat mendengar apa yang dikatakan oleh Ivy.

🌿

Evan melirik Hani yang memilih duduk di dekat Axel daripada duduk di sampingnya.

"Mereka lagi pedekate."

Ivy melihat Evan sedari tadi mencuri pandang ke arah Axel dan Hani. Evan berusaha tampak biasa saja mendengar ucapan Ivy.

"Oh, ya? Baguslah!" ujar Evan seraya kembali fokus ke layar.

"Beneran lo nggak kenapa-napa?" selidik Ivy.

"Emang gue kenapa?" .

Ivy menangkap ada sesuatu yang aneh dari gelagat Evan. Dari tadi ia selalu melihat ke arah Hani dan Axel.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang