"Kita menikah aja!" ujar Hani mantap.
"Han, kamu ...."
"Aku serius, besok bawa keluarga abang ke rumah buat ngelamar," ujar Hani lagi.
"Han, kamu beneran?" Axel berusaha meyakinkan diri bahwa ini bukanlah ilusinya semata (ciye, bahasa gue😁)
"Kenapa? Nggak mau? Ya udah ...." Hani bersiap meninggalkan Axel dengan muka seperti kepiting rebus.
"Eh, mau-mau!" Axel dengan sigap menarik tangan Hani.
"Kok biasa aja, sih? Nggak seneng, ya?" tanya Hani yang melihat ekspresi Axel yang datar.
"Aku masih kaget aja!"
"Bang, Ntar ajarin aku, ya?" ujar Hani malu-malu. Membuat Axel gagal fokus.
"Ajarin apaan, nih?" canda Axel.
"Ngeres aja pikiran kamu, ya ajarin semuanya lah! Cara jadi istri yang baik," ujar Hani kesal.
"Kita belajar sama-sama, ya?" jawab Axel senang. Akhirnya musim semi itu datang juga.
🌿
"Habis ngapain lo berdua di rooftoop. Kok turun-turun udah sumringah lagi. Mesum lo, ya?" tanya Denis yang keheranan melihat Axel dan Hani.
"Mulut lo mau gue gampar?" jawab Axel galak.
"Tuh, liat si Hani! Mukanya udah pink-pink nggak jelas gitu," ujar Denis mengarahkan dagunya ke arah meja Hani.
Axel mengarahkan pandangannya ke arah Hani. Begitupun Hani. Mereka saling berpandangan sejenak, Hani memutuskan pandangan dan tersenyum malu-malu kuda.
"Gimana? Kapan plan A kita jalanin?" tanya Denis lagi.
"Gue nggak perlu plan A lagi,"
"Kenapa?"
"Gue mau nikah sama dia."
"Apa?" Denis terperanjat.
"Nikah, bolot!"
"Lo kasih apa si Hani? Kok tiba-tiba dia mau nikah sama lo?" tanya Denis yang curiga bahwa Axel menempuh jalan sesat dan mengguna-gunai Hani.
"Ada deh ...." jawab Axel santai.
"Jangan-jangan, lo ngancem dia, ya?" Pertanyaan Denis semakin absurd.
"Ngancem kayak gimana maksud lo?"
"Ya kali aja lo ngancem mau bunuh diri kalau dia nolak lo!"
"Apaan sih, lo? Orang dia sendiri yang mau nikah sama gue," ujar Axel bangga.
"Lo yakin itu anak nggak lagi tidur sambil berjalan?" tanya Denis penasaran.
"Ngelindur maksud lo? Ya nggaklah," bantah Axel.
"Terus gimana?" tanya Denis seolah dia ibu-ibu rumpi.
"Ya ntar gue kabarin keluarga besar gue buat ngelamar dia besok."
"Besok? Yang bener aja lo! Cepet amat? Gue curiga dia ...." Denis menghentikan ucapannya.
"Ngomong sembarangan gue laminating mulut lo!" ancam Axel.
"Emang lo nggak pernah ngapa-ngapain dia?" tanya Denis sambil bisik-bisik.
"Emang gue kayak lo? Gue nih masih takut dosa, masih punya keimanan."
"Masa?" cibir Denis.
"Kasih tau gue tempat cincin yang bagus, gue mau pesen," kata Axel tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...