Chapter 24

2.8K 503 25
                                    

"Seringkali cinta tidak menyadari kedalamannya hingga saat perpisahan tiba." Kahlil Gibran

🌿

"Gue ... ngerasa ada yang hilang," ujar Evan.

"Emang apa yang ilang? Masak di villa ini ada malingnya?" tanya Hani polos.

"Kaos kaki gue yang ilang! Ya, udah. Gue tidur dulu."

Evan kesal karena Hani tidak peka. Ia pergi meninggalkan Hani seorang diri di dapur. Hani masih berpikir barang apa yang hilang hingga Evan menjadi sedih

"Kaos kaki ilang aja sedih gitu? Emang kaos kaki dia mahal amat, ya?" gerutu Hani.

"Kok, belum tidur?" tanya Axel yang sebenarnya sudah mendengarkan pembicaraan Evan dan Hani dari tadi.

"Aku lagi bikin mi, kamu mau?" ujar Hani sembari menunjukkan mi instan di tangannya.

"Boleh juga," jawab Axel.

Hani mulai menyiapkan mangkok dan gelas untuk membuat mi dan kopi instan.

"Han, aku boleh nanya nggak?" tanya Axel tiba-tiba.

"Nanya apa?"

"Kalau ... misalnya, Evan nembak kamu, bakal kamu terima nggak?" tanya Axel hati-hati.

Hani merasa aneh dengan pertanyaan Axel. Mengapa tak ada angin tak ada hujan dia bertanya seperti itu.

"Ngomong apa, sih? Nggak jelas banget!" jawab Hani kesal.

"Jawab aja," desak Axel.

"Aku nggak mau jawab pertanyaan nggak mutu kayak gitu!" ujar Hani yang sedang fokus menuang bumbu mi instan.

"Kan, cuma misalnya ...."

"Emang kamu rela aku sama dia?" tanya Hani balik.

"Kalau itu bisa bikin kamu bahagia, aku rela," ujar Axel berusaha tampak biasa saja.

"Ya, udah," jawab Hani santai.

"Udah gimana?" desak Axel.

"Ya udah aku terima," jawab Hani cuek.

Axel tak menyangka Hani akan menjawab seperti itu. Apa-apaan itu, terus dia dianggap apa? Enak saja mau menduakan dirinya.

"Jangan, dong!" seru Axel.

"Gimana, sih? Katanya asal aku bahagia?" sindir Hani.

"Emang bener kamu bahagia sama dia?"

Sejujurnya saat ini Axel merasa sangat penasaran dengan jawaban Hani. Apalagi Hani tak segera menjawab, ia tampak berpikir lama. Membuatnya semakin resah saja.

"Nggak tau. Aku 'kan belum pernah nyoba pacaran sama dia," jawab Hani, berusaha menggoda Axel.

"Udah, nggak usah dicoba!" seru Axel.

"Kamu, sih. Sok-sokan tegar," cibir Hani.

"Han, kamu bahagia sama aku?" tanya Axel lagi.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang