Chapter 39

2.5K 413 2
                                    

"Bang, kok santai banget? Nggak Packing? Kan mau berangkat ke Surabaya?" tanya Hani yang heran melihat Axel yang santai rebahan di kasur sambil main game.

Axel segera bangkit dan melemparkan ponselnya entah ke mana.

"Emm itu ...." Axel ragu untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada Hani.

"Kenapa, Bang? Mules?" tanya Hani yang khawatir melihat muka Axel yang pucat.

"Aku nggak jadi dimutasi ...."

Axel berbicara lirih, sesekali ia melihat ekpresi Hani. Takut sebentar lagi akan terjadi star wars'.

"Kok nggak bilang?" tanya Hani kesal.

"Em, lupa ...."

Hani menghentikan kegiatannya merapikan baju, ia duduk membelakangi Axel, kedua tangannya dilipat ke dada.

"Bilang aja takut aku berubah pikiran, iya 'kan?" tebak Hani.

"Nah itu tau!"

"Nyebelin!"

"Maaf deh ...."

"Udah capek packing taunya nggak jadi berangkat. Buang-buang tenaga aja, sia-sia," gerutu Hani.

"Siapa bilang sia-sia?" ujar Axel seraya mendekati Hani.

"Nih ...." Axel menempelkan tiket yang diberi Vincent ke jidat Hani.

Hani memeriksa tiket itu dengan keheranan.

"Tiket ke Korea!"

"Beneran, nih?" tanya Hani ragu.

"Iyaaa ...." jawab Axel malas. Terbayang sudah setiap bulan ia akan setor 1 juta ke Vincent.

"Makasih, ya," ujar Hani sambil loncat-loncat macam bola bekel.

"Makasih doang?" cibir Axel.

"Trus apa, dong?" tanya Hani yang mencium bau-bau pamrih.

"Gimana kalau nari striptease?" ujar Axel sambil memasang wajah jahil.

"Ketauan suka liat begituan!" cibir Hani.

"Enak aja!"

"Bisa tukar nggak?" nego Hani. Bagai sedang transaksi jual beli ponsel bekas.

"Pijit plus plus, gimana?" tawar Axel.

"Plus apaan?" tanya Hani sok polos.

"Kondisioner," jawab Axel malas dengan ulah Hani yang pura-pura tak tau.

"Emang shampo?"

"Udah ayo!" Axel bersiap membuka bajunya.

"Ngapain pake buka baju?" tanya Hani panik.

"Biar kerasa," jawab Axel santai. Sementara Hani udah kelabakan nggak jelas.

"Nggak mau, malu!"

Padahal yang dimaksud Axel adalah kerasa pijatannya, tapi otak Hani malah travelling ke mana-mana. Sekalian saja Axel mengerjainya.

"Halah, biasanya juga malu-maluin,"

"Nggak mau, cepetan pake lagi!" perintah Hani sambil menutup muka pakai bantal.

Axel memakai kaosnya kembali. Gini amat ya nasibnya menikah sama cewek ingusan.

"Ya udah, injek aja!" ujar Axel sambil tidur tengkurap.

"Palanya?" tanya Hani jahil.

"Punggungnya! Ngelunjak amat mau nginjek kepalaku, ini suami, ya!" Axel pura-pura marah.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang