Chapter 1

12.9K 1.2K 173
                                    


"Mungkin, jika tak ada jarak. Aku bisa mencintaimu lebih baik atau mungkin sebaliknya." Hani Aulia

🌿

"Bang, gue denger Bang Evan bentar lagi balik ke Indo, ya?" tanya Hani yang saat ini sedang menunggui Tora bermain playstasion.

"Iya kali, btw kok lo malah nanya sama gue? Bukannya selama ini lo masih kontekan sama dia?"

Tora masih fokus main. Ia menjawab tanpa memperhatikan ke arah Hani.

"Akhir-akhir ini dia jarang bales DM gue," keluh Hani.

Evan memang jarang membalas DM dari Hani, sekalinya membalas isi pesannya sangat singkat, bahkan cuma emoticon saja.

Padahal Hani selalu menjadi orang pertama yang memberi like dan komentar di postingan terbaru Evan. Semacam tim gercep gitu lah.

"Lagi sibuk kali."

Tora berusaha menghibur hati adiknya yang sedang galau.

Sebenarnya dia juga merasa kalau hal yang dilakukannya ini tidak baik. Sampai kapan dia harus mencoba menghibur Hani, padahal dia tau bahwa Evan, sahabat dekatnya itu tidak pernah menanggapi perasaan adiknya itu.

"Han, apa nggak sebaiknya lo nyari cowok lain aja?" tanya Tora seraya mematikan PS nya.

"Maksud lo apa, Bang?"

"Masak temen sebaya lo nggak ada yang cakep? Daripada lo nungguin si Evan yang nggak jelas itu?"

"Nggak jelas gimana?"

"Kayaknya dia nggak suka sama lo," ujar Tora.

Dengan berat hati Tora mengatakan apa yang selama ini ada di pikirannya.

"Bukan nggak suka, belom suka ...." ralat Hani.

"Sampai kapan lo mau nungguin dia? Apa ngga sebaiknya lo nyari yang lain aja dulu, siapa tau ada yang cocok," saran Tora.

Hani menolak saran Tora mentah-mentah. Dia tak habis pikir bisa-bisanya Tora memberi saran seperti itu.

"Sembarangan lo! Emang lo pikir nyoba sepatu? Gue nggak seiseng itu kali," tolak Hani.

"Daripada lo buang waktu percuma, mana tau dia disana kecantol cewek jepang yang terkenal kawai itu. Nyaho lo!"

Tora merebut sebungkus kuaci milik Hani. Hani marah lalu memukul pundak abang semata wayangnya.

"Lo jangan mematahkan semangat pejuang LDR kayak gue dong!" seru Hani.

"Gue cuma takut lo patah hati aja," ujar Tora.

"Gue kasih tau, ya! Gue cewek yang berprinsip, gue nggak gampang nyerah gitu aja," ujar Hani dengan berapi-api.

Tora tak menggubris deklarasi Hani, ia malah sibuk dengan kuacinya.

"Serah lo deh! Coba lu lahir jaman penjajahan, udah diangkat jadi pahlawan nasional lo," cibir Tora yang merasa jengkel dengan sifat adiknya yang ngeyel.

Hani seolah menutup mata dengan semua nasihat yang diberikannya.

"Btw kenapa lo nggak nanya aja sama mertua masa depan lo?" saran Tora.

"Gue udah nanya sama tante Rika, dia juga nggak tau kapan pulangnya."

Hani berkata sedih, matanya menerawang. Ia berpikir, betapa susahnya menanggung rindu.

"Nah, lho! Kayaknya si Evan udah kerasan di sana, nggak mau pulang dia," ujar Tora.

Hani kesal dengan ulah Tora yang sedari tadi bisanya cuma membuatnya galau saja.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang