Chapter 36

2.6K 432 13
                                    

"Kenapa, sih? Lo dari tadi nangis mulu? Kita nih mau ngelamar calon bini buat gue, bukan mau ke pemakaman."

Axel yang risih mendengar tangisan Salsa yang menyayat relung hati. Sudah seperti tangisan kuntilanak yang tertimpa pohon.

"Bagi gue ini hari berkabung nasional, Bang!" ujar Salsa sambil sesegukan mengharap Axel sudi untuk meminjamkan bahunya.

"Ma, siapa sih yang ngajakin dia?" tanya Axel kesal.

"Nggak ada, dia yang pingin ikut sendiri."

"Diem, nggak? Gue turunin di jalan lo!" ancam Axel dibalik kemudi.

"Abang jahat banget, sih! Biarin gue menangisi kisah gue yang sad ending ini. Cuma air mata ini yang gue punya!" ujar Salsa yang menghiba disamping Axel.

"Serah lo, deh! Jangan salahin kalau make up lo luntur, trus mata lo jadi bengkak! Pasti lo bakal keliatan jelek banget!"

🌿

"Han, nggak nyangka, ya? Kita udah di tahap ini," ujar Axel setelah acara lamaran selesai. Dan seluruh anggota keluarganya pulang untuk meruqyah Salsa.

"Iya, aku juga nggak nyangka. Ternyata jodoh aku masih saudaraan sama Amel," ujar Hani sembari memeluk Amel yang duduk di sampingnya. Membuat Axel merasa iri ingin dipeluk juga.

"Lo mesti balas budi ke gue! Gue berjasa dalam proses penyerbukan ini karena gue udah ngenalin lo berdua," ujar Amel bangga.

"Iya, tau! Proses penyerbukan? Emang lo serangga?" canda Hani seraya memukul bahu Amel.

"Lo mesti bantu gue ngedeketin Bang Tora. Sampai hepi ending pokoknya!"

"Iya, beres. Tenang aja!" jawab Hani.

"Gue yang nggak tenang! Enak aja lo mau jadiin gue tumbal. Mending gue ngajuin mutasi ke luar kota!" ujar Tora yang hobi sekali muncul tiba-tiba.

"Ih, Bang Tora jahat. Masa mau ninggalin Amel!" seru Amel.

"Demi kesejahteraan gue!" ujar Tora seraya berlalu.

🌿

Hari ini Axel mengajak Hani ke toko perhiasan untuk membeli cincin kawin. Setelah itu mereka akan membeli kebutuhan lainnya.

"Han, kamu pinginnya cincin yang kayak gimana, sih? Kita udah sejam di sini lho! Masak nggak ada yang cocok?" ujar Axel yang merasa lelah menunggui Hani. Ini memang pertama kalinya dia mengantar cewek belanja selain mamanya.

"Aku nyari yang murah tapi besar, biar keliatan mahal gitu lho," jawab Hani yang diiringi lirikan sinis penjaga toko.

"Udah, pilih aja yang kamu suka. Jangan dipikirin soal harganya," ujar Axel gemas.

"Jangan, kebutuhan kita masih banyak," tolak Hani.

"Insya Allah tabungan aku cukup."

"Tapi Bang ...."

"Udah, aku aja yang pilihin, ya?"

"Tapi ...."

"Gimana kalau yang ini?" Axel menunjuk sebuah cincin yang sederhana dan tampak elegan.

"Emm ... bagus sih, tapi .... "

"Mbak, saya mau yang ini, ya." potong Axel.

Penjaga toko dengan sigap menyiapkan pesanan Axel, sebelum Hani berubah pikiran.

"Bang, emang nggak papa? Itu mahal lho!"

"Udah, nggak papa!"

Setelah dari toko perhiasan mereka makan di sebuah cafe di mall.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang