"Ya lo sama gue aja, gitu aja kok repot!"
Hani menoleh melihat sumber suara ....
"Pak Vincent?"
Seorang pria tampan yang memakai setelan kasual dengan celana cingkrang tanpa kaos kaki dan dasi.
Bosnya ini jauh dari gambaran ceo-ceo di novel yang sering dibacanya. Dia lebih cocok menjadi model daripada direktur perusahaan besar.
"Lo udah pikun, ya? Bukannya gue udah ngelarang lo manggil pak?" ujar Vincent kesal.
Ia berbicara dengan Hani tanpa melepas kacamata hitamnya, kedua tangannya dimasukkan ke saku celananya.
"Tapi ...."
"Lo pikir gue udah tua banget? Gue masih muda dan belom kawin, apalagi punya anak!" ujarnya galak.
Kalau cewek lain pasti akan senang setengah mati diajak ngobrol cowok tampan dan bergaya, pastinya kaya, seperti Vincent ini.
"Terus saya manggil apa?"
"Panggil aja kayak yang lain. Kalau lo mau manggil sayang sih gue nggak keberatan. Palingan si Axel yang ngamuk," ujar Vincent enteng.
Terus terang Hani tidak nyaman berbicara dengan Vincent yang dari tadi tidak berniat melepas kacamata hitamnya.
"Lo ngapain ngomong sendiri kayak orang gila? Apa segitu tertekannya lo jadi ceweknya Axel? Sampai-sampai otak lo jadi terganggu," selidik Vincent.
"Saya nggak papa."
"Oke, kalau lo nggak mau cerita. Tapi sebaiknya lo cerita aja sama gue. Siapa tau gue bisa bantu," ujar Vincent yang membuat Hani sedikit merasa rileks.
"Bap ...."
"Panggil abang aja, samain kayak yang lain," potong Vincent.
"Abang mau bantu?" tanya Hani ragu.
Hani berpikir apa dirinya tidak terlalu ngelunjak jika meminta tolong kepada seorang Vincent, hanya karena bosnya itu teman Tora, abangnya semata wayang.
"Bantu apa dulu, nih? Kalau bantu buat modalin lo kawin gue pikir-pikir dulu," ujar Vincent santai.
"Bukan, saya mau minta tolong buat batalin mutasi bang Axel, bisa?" tanya Hani dengan berhati-hati.
"Kenapa? Lo nggak mau jauh sama dia, ya?" tebak Vincent.
"Ya gitu, deh."
"Lagian kalau nggak ada dia 'kan masih ada gue," ujar Vincent santai.
"Hah?"
"Canda gue, gitu aja baper. Jangan kasih tau Tora kalau gue ngebaperin lo, ya? Ntar gue bisa digorok sama dia," bisik Vincent.
"Jadi, bisa nggak?" tanya Hani berusaha fokus pada tujuannya.
"Kalau yang itu sory, gue nggak bisa bantu," ujar Vincent sembari menyandarkan tubuh atletisnya ke pagar pembatas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...