Sore ini Hani dan Axel berencana kembali ke Jakarta. Mereka berpamitan kepada Ira dan nenek.
"Jadi kalian mau balik sekarang?" tanya Ira sedih. Ia masih ingin ditemani Axel dan Hani.
"Iya, Ma. Kan senin kita udah kerja," terang Axel.
"Ya udah, Mama mau pesen kalian tetep jaga jarak, ya? Jangan sering-sering pergi berdua. Cukup telponan aja," ujar Ira sembari memberikan oleh-oleh yang berupa talas Bogor dan asinan buatannya.
"Iya, Ma," jawab Axel dan Hani
kompak."Jangan iya-iya aja, camkan kata-kata Mama. Kamu juga, Xel! Jangan seenaknya bawa anak gadis orang kesana kemari tanpa ikatan yang jelas," pesan Ira.
"Iyaaa ...." Jawab Axel yang merasa malu karena diomeli mamanya di depan Hani.
Ira kembali masuk ke dalam rumah, karena ada oleh-oleh yang ketinggalan. Ira membeli hampir semua oleh-oleh khas kotanya untuk keluarga Hani. Sampai membuat Hani sungkan.
"Bang, sering-sering pulang, ya!" rajuk Salsa manja.
"Ogah, gue males ketemu lo!" seru Axel galak.
"Ih, Abang jahat."
"Biarin!"
"Lo jangan keganjenan sama Bang Axel, ya! Awas lho!" Salsa mengancam Hani.
"Apaan sih, lo? Bukan dia yang ganjen sama gue, tapi gue yang ganjen sama dia. Mau apa lo?" bela Axel.
"Gue bilangin Tante," ancam Salsa lagi.
"Ngadu aja kerjaan lo!"
"Oh, gitu, ya! Mama masih di sini aja udah main ganjen-ganjenan. Apalagi kalau Mama nggak ada."
Ira muncul dari dalam rumah membawa kardus berisi makanan. Axel malu terciduk oleh sang mama.
"Becanda, Ma."
"Nek, Axel sama Hani balik dulu, ya?" Axel pamit dan mencium tangan neneknya.
"Mana anaknya?" tanya Nenek dengan wajah polos.
"Ibu, mereka ini belum menikah. Emang mau punya anak dari mana?" jawab Ira yang merasa semakin lama kadar kepikunan ibu mertuanya semakin meningkat.
"Coming soon, Nek! Tunggu aja tanggal launchingnya," canda Axel.
"Udah, sana! Keburu malam," usir Ira.
"Bang, jangan tinggalin Salsa!" Salsa memeluk Axel tanpa menghiraukan tatapan Hani di sampingnya.
Sebagai sama-sama wanita, Hani merasa malu melihat tingkah Salsa. Ia saja tidak pernah begitu saat mengejar Evan.
"Apaan sih, lo? Main nyruduk aja!"
Axel menjauhkan tubuh Salsa. Ia kemudian berlindung di balik badan Hani, seolah takut Salsa akan menerkamnya.
"Ma, si Rendy udah kawin belom?" tanya Axel pada mamanya. Rendy masih sepupu jauh Axel juga, dari dulu dia mengincar Salsa.
"Belum kayaknya, emang kenapa?" tanya Ira sembari sibuk menyiapkan oleh-oleh lainnya yang berupa makanan ringan.
"Nih, jodohin sama si Salsa. Dia udah kebelet kawin, sama cowok main nyeruduk aja," adu Axel.
"Bang Axel!"
"Lumayan 'tuh! Lo sama si Rendy aja, masih available dia," saran Axel.
"Nggak mau, pokoknya nggak mau kawin kalau bukan sama Abang," rajuk Salsa, yang membuat Ira geleng-geleng kepala melihat ulah keponakannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...