Chapter 12

3.2K 674 9
                                    

"Kok, Hani yang diajak ke Thailand, sih, Bang? Itu 'kan seharusnya jadi jatah gue!"

Dinda mengajukan protes saat Axel mengumumkan daftar karyawan yang akan berangkat ke Thailand bersama dirinya.

"Salah lo sendiri, kenapa lo nggak bisa kelarin deadline."

Axel berkata santai sambil mengamati wajah Dinda yang manahan marah sampai hidungnya kembang kempis.

Memang jauh-jauh hari sebelum Hani magang di kantor majalah ini, sudah diputuskan bahwa Dinda yang akan berangkat ke Thailand bersama Axel dan Denis.

"Bukan berarti lo ngajak Hani juga, dia 'kan anak baru," protes Dinda seraya melirik Hani.

"Gue perlu dia buat bantu-bantu di sana, emang gue mau ngajak siapa lagi? Di sini yang lagi nganggur cuma dia. Kalau gue ngajak lo, yang handel kerjaan lo siapa?"

Axel  berkata tanpa memandang wajah Dinda, ia sedang sibuk memeriksa hasil pekerjaan Dinda.

"Ntar kita berangkat berdua, Bang?"

Hani yang dari tadi diam saja dengan wajah polosnya memberanikan diri bertanya.

Dinda sudah berkali-kali menghadiahinya dengan tatapan tajam. Tapi Hani seolah tak merasa bersalah.

"Emang kenapa kalau berdua? Ntar yang ketiga setan? Tuh, dia setannya."

Axel menggedikkan dagunya ke arah Denis. Dibalas tatapan sengit oleh Denis.

"Sialan lo! Gue dikata setan, muka charming gini!" seru Denis tidak terima.

"Charming bulu mata lo?" cibir Axel.

"Btw gue boleh ya ajakin istri gue?"

Denis mengambil keripik kentang yang terkapar di meja kerja Dinda. Ia memakannya tanpa permisi.

"Kita di sana buat kerja! Lo kira liburan?"

Axel menolak usul Denis dengan telak. Tapi Denis tak menyerah begitu saja, ia kembali merayu Axel.

"Bini gue dari dulu pingin ke sana, ntar gue bayar sendiri deh tiketnya," bujuk Denis.

"Bukannya istri lo abis lahiran?"

"Udah 3 bulan yang lalu, anak gue udah bisa diajak jalan," alasan Denis.

"Ntar lo d isana plesiran mulu? Yang ada kerjaan nggak beres."

"Tenang aja, ntar gue atur," janji Denis.

"Enak, ya? Lo pada berangkat ke Thailand, gue di sini pontang-panting ngurus kerjaan sendiri," sindir Dinda.

"Ntar gue bawain oleh-oleh deh."

Denis membujuk Dinda yang sedang gondok setengah mati. Bibirnya runcing seperti Suneo.

"Apa?"

"Banci thailand."

Denis buru-buru kabur ke mejanya membawa keripik kentang milik Dinda.

"Asyik, akhirnya gue bisa keluar negeri," ujar Hani senang.

Ia tak memperhatikan perasaan Dinda yang sedang gondok karena merasa didzolimi dan haknya dirampas.

"Lo di sana buat kerja, bukan liburan," Axel memperingatkan.

"Tau, nih. Ngembat jatah gue lagi," ujar Dinda sebal.

🌿

Pada saat jam makan siang Evan menunggu Hani untuk mengajaknya makan siang bersama. Ia mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan Hani.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang