"Bang Evan?" ujar Hani kaget. Ia mengira yang menekan bel adalah Axel.
"Ngapain di sini?" tanya Hani waspada, takut Axel memergoki dan salah paham.
"Cuma mau ngasih ini, lo belum makan 'kan?" ujar Evan seraya menyodorkan paper bag di tangannya.
"Nggak usah repot-repot, Bang," tolak Hani. Tak segera menyambut tangan Evan.
"Nggak repot. Aku balik sekalian ngambil file yang ketinggalan," terang Evan.
"Oh."
"Ambil! Tangan gue udah kram, nih," ujar Evan setelah sekian lama tangannya menggantung di udara.
"Nggak usah, Bang. Makasih," tolak Hani.
"Lo takut Axel marah?" tebak Evan.
"Takut salah paham aja, Bang," elak Hani.
"Cuma makanan doang."
"Nggak usah, Bang. Beneran."
"Ya, udah. Gue buang aja."
"Kok gitu, sih? Kan sayang kalau dibuang?"
"Terus siapa yang mau makan? Gue udah makan di tempat pertemuan tadi."
"Kasih siapa kek," saran Hani.
"Dahlah, gue buang aja!" ujar Evan.
"Ya, udah. Siniin," tukas Hani terpaksa.
"Dimakan, ya? Jangan sampai telat makan, entar lo sakit," ujar Evan perhatian, seolah Hani adalah gebetannya.
"Bang, besok-besok jangan kayak gini lagi, ya?" pesan Hani.
"Kenapa?"
"Nggak enak kalau dilihat orang, ntar kita dikira ngapa-ngapain," ujar Hani.
"Han gue cuma ...."
"Ya, udah. Makasih makanannya," pungkas Hani seraya menutup pintu.
"Tapi, Han ...." ucapan Evan tertahan di udara.
Hani meletakkan makanan dari Evan tanpa berniat memakannya. Ia melanjutkan menonton drama Korea hingga tertidur.
🌿
Sore hari pukul lima Axel baru kembali dari kantor cabang bersama Evan dan Davin.
Ia menemukan Hani yang sedang tertidur pulas dengan ponsel yang menyala. Menampilkan adegan drama Korea.
"Yang, bangun!" Ia membangunkan Hani sambil mengelus kepalanya perlahan.
"Udah lama?" Hani bangun dan menggeliat.
"Baru aja, kamu dari tadi tidur?" tanya Axel sembari melepas sepatunya.
"Abis marathon nonton drakor."
"Udah makan?" tanya Axel lagi.
"Belom."
"Kan tadi udah dibilang," ujar Axel seraya mencuci tangan di wastafel.
"Lupa."
"Ya, udah. Abis ini kita mandi, terus makan di bawah."
Axel melihat ada paper bag di meja, ia memeriksa isinya. Ia mengerutkan dahi melihat isinya.
"Yang, kamu pesen makanan online?" tanya Axel seraya mengangkat paper bag itu ke udara.
"Nggak," jawab Hani yang sedang asyik memeriksa ponselnya.
"Ini apa?" tanya Axel lagi, Hani mengangkat kepalanya, melihat ke arah tangan Axel.
"Oh, itu dari bang Evan," ujar Hani yang melupakan kejadian tadi siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...