Chapter 19

2.9K 542 11
                                    

"Han, lo dari Thailand, ya? Mana nih oleh-oleh buat kita," ujar Ivy saat melihat Hani dan Axel memasuki lobby.

"Nih, buat kalian. Satu-satu, jangan berebut."

Axel menyerahkan dua buah gantungan kunci kepada Ivy. Evan tak menggubris ucapan Axel, pandangannya masih lekat ke arah Hani.

"Kok, cuma gantungan kunci? Pelit amat," cibir Ivy.

'Syukur masih gue kasih, nggak ada terima kasihnya nih orang. Dasar poison ivy!' gerutu Hani dalam hati.

Nih, poison ivy si biang gatel

"Han, lo ntar pulang nggak?" Evan tiba-tiba bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han, lo ntar pulang nggak?" Evan tiba-tiba bertanya.

Yang dimaksud Evan adalah pulang ke rumah orang tuanya. Hani nampak berpikir sebentar. Apa maksud Evan bertanya seperti itu.

"Emang kenapa?" Hani balik bertanya.

"Ntar gue mau pulang, gimana kalau kita barengan?" ajak Evan.

Hani tidak segera menjawab, ia melihat ke arah Axel. Evan masih menunggu jawaban Hani.

"Gue pulang besok aja deh, Bang," tolak Hani.

"Oke deh, kalau gitu kita pulang besok aja," putus Evan.

"Abang pulang duluan aja, nggak usah nungguin gue," sela Hani.

Evan merasa Hani menolak ajakannya secara halus. Apa itu karena Axel? Apakah Axel melarang Hani mendekati dirinya, prasangka Evan dalam hati.

"Emangnya lo nggak mau buru-buru ngasih oleh-oleh buat keluarga lo?" desak Evan.

"Gampang, ntar gue titipin Amel juga bisa," alasan Hani.

"Emang lo nggak kangen sama tante dan Tora?" desak Evan lagi. Ia merasa semakin yakin kalau Hani membuat alasan saja untuk menghindarinya.

"Kangen sih, ya udah liat besok," ujar Hani yang malas berdebat dengan Evan.

Axel hanya bisa mengamati percakapan Evan dan Hani. Begitu juga Ivy, ia dipenuhi rasa cemburu melihat Evan yang seolah memaksa Hani untuk ikut pulang bersamanya.

"Sekarang  kamu berangkat kerja bareng kita 'kan?" tanya Evan.

Kita yang dimaksud Evan, adalah dirinya dan Ivy. Hani memikirkan bagaimana caranya menolak Evan untuk kedua kali.

"Nggak deh, Bang. Untuk sekarang dan seterusnya gue berangkat sama Bang Axel aja." tolak Hani lagi.

Evan mengehela nafas, sepertinya Hani benar-benar sudah memblacklist dia dari kehidupannya.

"Ya udah kalau gitu, ntar kalau jadi bareng pulang ke rumah kabarin gue, ya?" pesan Evan sebelum pergi bersama Ivy.

"Oke."

Hani melirik cemas ke arah Axel. Ia takut Axel salah paham padanya.

"Han, kalau kamu mau bareng sama Evan, aku nggak papa kali."

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang