Chapter 47

2.3K 384 3
                                    

"Mama kenapa?" tanya Hani panik.

"Jatuh di kamar mandi," jawab Tora seraya memasukkan air panas ke dalam termos yang akan ia bawa ke rumah sakit.

"Ya Allah, kok nggak ngasih tau?" ujar Hani kesal.

Bagaimana dirinya bisa enak-enakan liburan tanpa tau kalau mamanya sedang tertimpa musibah.

"Kata mama takut ganggu liburan lo," terang Tora.

"Terus, sekarang siapa yang nunggu di rumah sakit?"

"Em ... itu, gue minta tolong sama Amel," ujar Tora ragu-ragu.

"Syukur deh, mama punya calon menantu yang perhatian," ujar Hani lega.

"Calon mantu dari Hongkong?" cibir Tora.

"Jangan gitu, lo! Udah bagus dia mau nolongin kita jagain mama," ujar Hani mengungkit jasa Amel.

"Udah, sana buruan ke rumah sakit," ujar Tora berusaha mengalihkan pembicaraan.

🌿

Di rumah sakit ....

"Mama nggak papa?" tanya Hani khawatir.

"Enggak, cuma jatuh dikit," jawab mamanya enteng.

"Tapi kok sampai opname gini? Pasti sakit banget, ya? Lagian mama kok nggak ngasih tau aku?" ujar Hani kesal.

"Aduh, cerewet bener! Mama sampai pusing dengernya. Mana oleh-oleh buat mama?" ujar mama yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Malah nanyain oleh-oleh! Lain kali hati-hati dong, Ma," pesan Hani.

"Iya-iya, bawel amat!"

Suasana hening sejenak, Hani sedang asyik mengelus tangan mamanya dengan sayang. Sampai-sampai ia melupakan keberadaan Axel yang duduk di sofa ruangan itu.

Axel memperhatikan Hani yang tampak sangat sayang dan manja kepada mamanya.

"Han, kamu jadi wisuda kapan?" tanya Wardah.

"Minggu depan, Ma."

"Maafin Mama, ya. Kata dokter Mama harus bed rest dulu. Kayaknya Mama nggak bisa datang ke wisuda kamu, deh," ujar Wardah sedih.

"Yah, Mama," ujar Hani kecewa.

"Maafin, ya."

"Pasti minggu depan Mama udah sembuh, yakin deh," hibur Hani.

"Liat entar, ya? Lagian kamu 'kan udah  ada Axel. Ntar dia aja yang hadir di wisuda kamu," saran mamanya.

"Malu, Ma!"

"Emang kenapa?"

"Ya malu, ntar diledekin temen-temen. Yang lain dateng sama ortu, masak aku dateng sama suami, sih?" gerutu Hani.

"Ya nggak papa, dong? Emang Axel malu-maluin? Keren begitu, pasti temen-temen kamu yang lain pada sirik," hibur mamanya.

"Udah, nggak usah dipikirin, yang penting mama sehat dulu," ujar Hani.

"Tenang aja, Han. Tante pasti cepet sehat. Kan ada gue yang bantu ngerawat," kata Amel.

"Makasih, ya. Lo emang  calon ipar gue yang paling baik," puji Hani.

"Ipar dari Hongkong?" sahut Tora.

"Tora!" bentak mamanya.

"Tuh, Mama aja merestui. Iya 'kan, Ma?" canda Hani.

"Gak bisa, nggak ada yang namanya ipar. Enak aja lo mutusin masa depan gue!" geram Tora. Tidak mau dijodohkan dengan Amel.

"Udahlah, Bang. Apa sih kurangnya Amel? Udah cantik, baik lagi! Cuma kurang terawat aja," promo Hani.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang