Chapter 23

2.9K 529 20
                                    


"Dan sebenarnya, pacar orang adalah pacar kita juga, karena kita juga kan orang," Cak Lontong.

🌿

"Bang Evan?" sapa Hani yang kaget karena melihat Evan.

"Tora ngajak gue gabung sama kalian, gue ganggu nggak?" ujar Evan seraya melirik ke arah Axel.

"Nggak, sih!" jawab Axel santai.

"Ada gue juga, lho!"

Ivy yang baru saja keluar dari mobil sambil dadah-dadah ala miss Angola. Tora menatap Ivy tajam.

'Si Medusa ini ikut juga?' batin Hani kesal.

"Ya udah, kita langsung aja masuk," ajak Tora.

"Karena kamarnya cuma dua, yang cewek-cewek di kamar depan, cowok-cowok di kamar belakang," ujar Tora seraya meletakkan barang belanjaan Hani di dapur.

"Gue sekamar sama Bang Tora, bisa nggak, ya?" bisik Amel pada Hani.

"Apaan sih, lo? Lo mau jadiin abang gue target lo berikutnya?" ujar Hani kesal.

"Emang kenapa sih nggak boleh? Kan lucu kalau kita saudaraan?" ujar Amel sembari mengedipkan matanya genit.

"Pokoknya gue nggak redho!" seru Hani.

"Kenapa, sih? Emang gue sehina itu? Sampai nggak pantas bersanding dengan Bang Tora?" tanya Amel sedih.

"Pokoknya nggak boleh, gue nggak mau tau!" ujar Hani tegas.

"Emang kenapa sih, Han?" tanya Axel yang mendengar perdebatan mereka.

"Kamu bayangin aja kalau si Amel beneran jadian sama Bang Tora. Bakal ribet nanti silsilah keluarga kita," terang Hani.

Axel tersenyum mendengar keluhan Hani. Sementara Amel masih berpikir, ia berusaha mencerna apa maksud Hani.

"Ciye, keluarga yang mana, nih?" canda Axel.

Memang kalau dipikir-pikir akan sangat membingungkan siapa yang akan disebut kakak ipar, siapa yang disebut adik ipar.

"Keluarga cemara!" seru Hani seraya meninggalkan Amel dan Axel.

🌿

Malam harinya mereka mengadakan acara BBQ. Hani bersiap membakar jagung yang dibelinya tadi.

"Han, kita bikin api pakai apa? Lo masih inget pramuka nggak?" tanya Amel konyol.

"Sono lo cari kayu bakar! Bikin api dari batu yang digetok-getok. Terus lo bikin api unggun, deh," jawab Hani asal.

"Mau bakar jagung aja ribet amat?" cibir Amel.

"Lo yang bikin ribet! Nih, udah disiapin sama yang punya villa," ujar Hani seraya menunjuk peralatan bakar-bakaran.

Amel kesal dan capek karena sudah setengah jam mengipasi arang. Tapi apinya tak mau besar juga.

"Han, kok apinya nggak gede-gede? Tangan gue bisa putus kelamaan ngipasin," gerutu Amel.

"Ya lo katain aja biar apinya cepet gede. Kayak gini, Hei api! Jelek lo!" Hani memperagakan saran konyolnya.

"Ada-ada aja lo! Api diajak berantem," cibir Amel.

"Biar cepet kebakar arengnya," ucap Hani yang terus sibuk membolak-balik jagung di tangannya.

"Kok, jagung gue matengnya cuma sebelah? Nggak beres nih jagung! Hei, jagung! Lo kenapa sih nggak pake asas mateng merata? Nggak adil lo! Nggak berperi kejagungan! Gue buang juga lo!" Amel memarahi jagung malang di tangannya.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang