"Bang Axel?" sapa Hani.
Evan memandang Axel sejenak. Kemudian ia menganggukkan kepalanya sekilas sebelum pamit.
"Han, kenapa dia ada di sini?" tanya Axel.
"Ntar aku ceritain, btw abang dari bandara langsung kesini, ya?" Hani melihat wajah Axel yang lelah.
"Iya, ada yang mau aku omongin sama kamu."
Axel merasa takut Hani marah padanya, karena ia tiba-tiba datang ke rumahnya tanpa ijin.
"Masuk yuk, Bang,"ajak Hani.
"Emang nggak papa?" Axel merasa ragu untuk mengikuti Hani ke dalam rumah.
"Nggak papa, mau sekalian aku kenalin ke mama," ujar Hani seraya menarik tangan Axel.
🌿
"Ma, ini yang namanya Bang Axel," Hani memperkenalkan Axel pada mamanya yang baru keluar dari dapur.
Wardah memandangi Axel yang sedang menyeret kopernya. Tampak seperti pemuda baik dan bertanggung jawab, pikir Wardah.
"Kamu dari bandara langsung ke sini?" tanya Wardah ramah. Axel menyalaminya dengan sopan.
"Iya, Tante."
"Ya udah, istirahat aja dulu." Wardah bersiap pergi ke dapur. Tiba-tiba Axel mencegahnya.
"Tante, ada yang saya mau omongin."
"Jangan bilang mau ngelamar Hani juga," canda Wardah.
Axel merasa heran dengan perkataan Wardah barusan. Ia melirik ke arah Hani, tampak Hani yang memberikan kode pada mamanya.
"Juga?" tanya Axel curiga.
"Iya, tadi si Evan ke sini mau ngelamar Hani," terang Wardah yang dihadiahi pelototan oleh Hani. Rupanya mamanya itu tak mengerti kode yang ia berikan.
"Oh, bukan Tante. Saya mau minta ijin ke Tante untuk mengenalkan Hani pada mama saya, beliau ingin bertemu Hani," ijin Axel.
"Tante terserah Hani aja." Wardah merasa tak perlu khawatir menitipkan Hani pada Axel, sebab Hani sudah cerita kalau Axel masih kerabatnya Amel.
"Tadi setelah turun dari pesawat mama nelpon, aku disuruh pulang. Katanya mama sakit, sekalian dia nyuruh aku bawa kamu," terang Axel pada Hani.
'Pasti si Amel yang cerita tentang gue ke mamanya Bang Axel,' pikir Hani.
"Han, kamu mau 'kan?"
Hani tampak berpikir sejenak, sebenarnya ia masih ragu untuk dikenalkan kepada keluarga Axel. Mereka kan baru saja berhubungan, apa tidak terlalu cepat? pikir Hani
"Emm ... tapi, Bang."
"Kalau kamu memang belum siap ketemu mama, aku nggak maksa kok," ujar Axel yang melihat Hani sedikit ragu untuk pergi bersamanya.
"Bang ...."
"Beneran, aku nggak papa. Ntar aku jelasin ke mama kalau kamu nggak bisa ikut," ujar Axel seraya menenangkan Hani.
"Aku mau kok!" sahut Hani cepat.
"Ma, Hani boleh ikut Bang Axel, ya?" ijin Hani pada mamanya.
"Iya, kan mama bilang terserah kamu aja. Emangnya rumah kamu di mana, Xel?" tanya Wardah.
"Bogor, Tante."
"Jauh juga, ya? Ntar kalian nginep dong?"
"Iya, Tante. Rencananya minggu sore baru balik ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...