Chapter 42

2.6K 398 9
                                    

"Ciye, yang baru pulang dari honey moon mukanya bersinar amat, kayak pantat panci yang masih baru," sambut Denis saat melihat Axel memasuki ruangan.

Dinda yang melihat Axel masuk segera menghampiri, menanti oleh-oleh. Dikira lagu pamanku dari desa apa?

"Udah, sambutannya?" cibir Axel.

"Ngapain pada ngumpul di sini? Emang gue baru pulang umroh pake disambut kayak gini?" tanya Axel yang sudah menduga motif kedua makhluk hidup di depannya ini.

"Biasa, nunggu sedekah!" ujar Denis tak tau diri.

"Nih, satu-satu jangan berebut!" ujar Axel seraya menyerahkan dua buah kantung plastik.

"Gantungan kunci lagi? Udah banyak kali gantungan kunci gue, Bang! Tiap lo keluar negeri lo bawain itu mulu. Kalau nggak tempelan kulkas!" gerutu Dinda yang tak tau terima kasih. Padahal Axel membawakannya kimchi juga.

"Ya lo jualin aja lagi!" jawab Axel santai.

"Kok Bang Denis dapat kaos? Tiga lagi!" protes Dinda yang dilanda kecemburuan sosial akut.

"Dia berjasa dalam hidup gue, kalau bukan karena dia gue sama Hani nggak bisa kayak gini," ujar Axel seraya menepuk pundak Denis.

"Tuh, dengerin! Gue yang paling berjasa dalam perkawinan silang ini," ujar Denis bangga.

"Btw, ngapa kaos gue warnanya pink juga?" protes Denis setelah memeriksa isi kantong plastiknya.

"Gue beli grosiran, lagian 'kan kompak sama anak bini lo, udah kayak model keluarga berencana lo!" terang Axel.

Btw kaos yang dibeli Axel di pasar Dong Dae Mun itu selain grosiran juga diskonan, pelit amat, ya ....

"Mana bini lo? Kok nggak keliatan?" Denis jelalatan mencari sosok Hani.

"Gue suruh istirahat. Kasian kecapekan dia," ujar Axel santuy.

"Lo kira kantor bapak moyang lo? Seenaknya aja nyuruh libur. Lagian ngapain aja sih sampe kecapekan gitu?" selidik Denis.

"Ngitungin uban lo!" jawab Axel galak. Dia sudah menduga isi otak Denis.

Saat jam makan siang ....

"Kantin, yuk!" ajak Denis. Padahal jam istirahat masih kurang 10 menit lagi.
Perjalanan ke kantin yang tidak sampai 5 menit itu ia itung juga.

"Gue makan di sini aja, udah dibawain bekel sama my honey bunny sweety."

Axel memamerkan kotak makan warna pink bergambar tokoh kartun power puff girl. Tidak serasi dengan penampilannya yang ala-ala cowok metroseksual itu.

"Prettt ...."

Denis yang merasa iri dengan nasib sahabatnya itu. Karena sejak menjadi pengantin baru hingga punya buntut, belum pernah istrinya membawakan bekal.

"Sory gue nggak nawarin lo, ini dibuat khusus untuk gue."

Axel memamerkan bento buatan Hani yang lebih cocok untuk anak PAUD. Denis jadi ngiler dibuatnya.

"Icip timunnya doang!"

Tangan Denis segera menginvasi ke dalam kotak, Axel dengan sigap menyentilnya. Denis cemberut sambil mengusap tangannya yang bekas disentil Axel.

"Besok aja minta bini lo bawain," ujar Axel yang tak mau berkongsi.

"Belagu! Tapi bini lo manis juga, ya? Mau-mau aja nyiapin bekal buat lo, pake dibentuk kelinci gitu!" ujar Denis yang iri melihat kemesraan pengantin baru itu.

Pacar Magang (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang