"Mungkin ada benarnya juga buku-buku itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri." Berjuta Rasanya, Tere Liye.
🌿
"Han, lo makan dulu gih di kantin, udah jam istirahat ini," perintah Dinda.
Hani mengabaikan perintah Dinda, ia masih fokus mengerjakan tugas dari Axel.
"Nggak deh, lo aja," tolak Hani.
"Emang lo nggak laper? Makan sono. Ini kerjaan tanggung jawab gue," ujar Dinda.
"Ntar aja kalau kerjaan kita selesai," Hani masih tetap kekeh.
"Masih lama, Han. Lo nggak denger bang Axel nyuruh kita lembur?"
Hani tetap bersikeras, ia tak mau makan sebelum pekerjaannya usai.
🌿
"Den, si Dinda sama Hani nggak keluar makan?" tanya Axel pada Denis yang baru saja selesai makan di kantin.
"Nggak, kayaknya. Lo, sih! Nyetrap anak orang keterlaluan," jawab Denis.
Axel tampak berpikir, ia risau dan mengkhawatirkan keadaan dua bawahannya itu.
"Lo udah selesai makan?" tanya Axel.
"Udah, emang kenapa?"
"Nih, gue nitip. Kasihin buat itu anak berdua," perintah Axel sembari menyerahkan dua buah nasi kotak.
"Perhatian juga lo!" cibir Denis.
"Ntar kalo anak orang mati kelaparan gara-gara gue, ntar gue bisa dituntut serikat pekerja," kilah Axel seraya pergi meninggalkan Denis.
Denis tersenyum melihat tingkah Axel yang berlagak cool di depannya.
🌿
"Nih, dari Axel. Makan dulu, gih! Baru lanjutin lagi," ujar Denis seraya menyerahkan makanan dari Axel.
Dinda menerima nasi kotak itu dengan gembira. Ia menyerahkan sebuah untuk Hani.
"Tuh 'kan. Gue bilang juga apa. Sebenernya Bang Axel 'tuh baik," ujar Dinda.
Hani memeriksa isi nasi kotaknya, seketika perutnya menjadi lapar.
"Lo makan aja duluan, abis itu gantian gue," perintah Dinda.
Kali ini Hani menuruti perintah Dinda. Ia memakan nasi kotak pemberian Axel dengan lahap.
Dari jauh Axel memperhatikan Hani yang sedang makan. Ia ikut tersenyum, tanpa ia sadari sedari tadi Denis juga memperhatikan dirinya.
🌿
"Untung kerjaan kita udah selesai. Kalau nggak, kita bisa kemping di kantor. Btw ntar lo pulang dijemput?" tanya Dinda.
Hani dan Dinda berhasil menyelesaikan pekerjaan mereka pada pukul 20.00. Saat ini kantor sudah sepi Karena hanya mereka berdua yang lembur.
"Ntar gue naik ojol aja," jawab Hani.
"Nggak papa? Rumah lo 'kan jauh?" tanya Dinda khawatir.
Hani melihat Dinda tampak khawatir padanya, ia mencoba menenangkannya.
"Nggak papa," jawab Hani.
Saat mereka berdua sampai di lobby mereka berpapasan dengan Evan yang sedang berjalan dengan seorang wanita cantik.
"Hani? Lo magang di sini?" sapa Evan.
Evan menghampiri Hani bersama wanita yang sedang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Magang (Complete)
Romance"Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan." Hani Aulia "Jika kamu melupakanku, aku mungkin kehilangan orang yang tidak peduli padaku, tapi kamu kehilangan orang yang sangat peduli padamu." Axel Pratama. "Cinta...