Pengurusan dokumen dan proses adopsi yang umumnya bisa memakan waktu hingga enam bulan tidak berlaku bagi Surya. Kurang dari waktu itu, Surya sudah bisa mendapatkan semua yang diperlukan untuk proses legal adopsi atas Dinda. Sekarang, Dinda sudah resmi menjadi anggota keluarga Surya. Hal ini tentu sangat melegakan baik dari sisi Surya dan Dinda. Surya sangat respek dan kagum dengan figur Dinda. Cerita masa lalu Dinda justru semakin menambah keinginannya untuk menjadikan Dinda sebagai pengganti Suksma. Bukan hanya Surya yang sangat menginginkan Dinda masuk ke dalam keluarganya, Ayu dan Rendi juga menginginkan hal yang sama. Pemikiran mereka semua sama, mereka menemukan pengganti sosok Suksma, adik Rendi yang meninggal akibat kecelakaan tiga tahun lalu. Bagaimana dengan Dinda? Dia seperti kembali menemukan figur orang tuanya, figur kakaknya yang selalu ada, selalu menemani dan selalu menguatkan dia dalam kondisi apapun. Perlakuan yang ditunjukkan oleh keluarga Surya menjadikan Dinda tidak ragu untuk menerima permintaan mereka.
Malam ini keluarga Surya mengadakan makan malam khusus menyambut Dinda masuk kedalam keluarganya. Walaupun makan malam yang khusus diadakan, namun hanya ada keluarga inti Surya, Oliva, Dinda dan Rahayu saja. Tidak ada orang lain selain mereka berenam saja. Olivia adalah tunangan dari Rendi. Mereka berencana akan menikah segera. Dari apa yang dipersiapkan oleh Surya, dia nampak tidak main-main dalam menarik Dinda ke dalam keluarganya. Dia telah mempersiapkan kamar yang dulunya ditempati oleh Suksma untuk ditempati oleh Dinda. Surya juga telah merancang untuk menyekolahkan Dinda sesuai dengan cita-citanya.
"Bundaa.... Nanti kalau Dinda kangen bagaimana?" Dinda bergelayut manja pada lengan Rahayu saat Rahayu hendak pamit pulang ke panti
"Sepertinya terbalik. Lihatlah apa yang sudah dipersiapkan papa kamu. Yang ada nanti malah kamu lupa lagi sama bunda dan adik-adikmu di panti" ujar Rahayu sambil menyentil hidung Dinda
"Udah ah, Bunda pamit dulu.. Baik-baik ya nak.. Inget, selalu nurut apa kata orang tua kamu. Jangan kecewakan mereka ya nak... Jangan lupa sama Tuhan. Bunda pamit ya" mendengar itu, Dinda kembali berkaca-kaca. Airmatanya siap kembali tumpah menghadapi kondisi ini. Bagaimanapun figur Rahayu telah menjadi pengayomnya selama ini dan kini dia harus berpisah.
"Nanti, pulang biar diantar sama sopir saja bu. Sekalian antar sedikit makanan buat adik-adik Dinda di panti" ujar Surya dan dijawab dengan anggukan oleh Rahayu. Rahayu diantara senang dan sedih. Senang karena akhirnya Dinda menemukan keluarga yang sangat menyanginya, namun perpisahan dengan Dinda juga menimbulkan kesedihan sendiri buat Rahayu.
Dan semenjak hari itu, resmilah Dinda menjadi bagian dari keluarga Surya.
***
Pagi ini Bara beraktivitas seperti biasanya. Setelah memastikan Mario telah mandi, bersih dan telah minum susu, baru dia berangkat ke kantor. Ketika berada di kantor, Mario diasuh oleh baby sitter dan kedua orang tuanya, namun Mario lebih banyak diasuh oleh Anton dan Reta. Mereka menikmati betul peran sebagai kakek dan nenek. Raga yang menua tidak menghalangi mereka untuk mengasuh Mario. Bara cukup bersyukur atas hal ini, setidaknya dia bisa berkonsentrasi saat bekerja dan Mario tampaknya tidak kekurangan kasih sayang. Semua orang di sekeliling Mario tampak memperhatikan dan menjaga bayi mungil itu.
Bara sampai di kantornya. Entah mengapa pikirannya melayang pada Dinda. Hati kecilnya selalu campur aduk mengingat ibu dari Mario itu. Rasa bersalah memang mendominasi dari keseluruhan rasa yang berkecamuk di hatinya. Namun, egonya masih membumbung tinggi untuk sekedar mengucapkan kata "maaf" pada Dinda, walaupun tidak dipungkiri hatinya tersiksa akan rasa bersalah itu.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk.. " Sahut Bara setelah mendengar pintu ruangannya diketuk, dan masuklah Rian.
"Tuan memanggil saya? Ada yang bisa saya bantu tuan?" ucap Rian ramah
"Kau masih ingat dengan Dinda kan? Aku mau kau cari tahu bagaimana Dinda sekarang. Bagaimana kehidupannya? Dia kerja dimana? Apa saja aktivitasnya selama ini? Pokoknya bawakan semua informasi terkini soal Dinda" Perintah Bara tegas. Sebenarnya Bara tidak bermaksud apapun, dia sekarang hanya ingin melindungi Dinda dengan caranya sendiri. Melindungi Dinda dari sisi yang mungkin tidak terjangkau oleh Dinda. Dia sebenarnya sudah menyiapkan beberapa orang untuk melindungi Dinda, tentu dengan penyamaran. Kalau terang-terangan jelas tidak mungkin.
"Baik tuan. Sebelum istirahat siang informasi yang tuan inginkan akan saya berikan" jawab Rian kemudian. Bara hanya menanggapi jawaban Rian dengan anggukan saja.
Jam terus berlalu. Bara tidak bisa fokus bekerja karena Rian belum juga memberikan informasi yang diinginkannya. Bara sampai harus meminta Lia untuk membatalkan semua pertemuan dan rapat yang harus dihadirinya. Sudah hampir waktu pulang kantor dan dia masih belum juga mendapatkan informasi apapun dari Rian. Segera Bara mengambil ponselnya, dihubunginya Rian dengan tergesa, dia sudah tidak sabar jika hal itu menyangkut dengan Dinda.
"Bagaimana? Apa melacak satu wanita yang sudah kau tahu begitu sulit?" Tanya Bara langsung
"Maaf tuan, tapi kami memang kesulitan melacaknya. Dinda sudah tidak tinggal di panti lagi" Jawab Rian di seberang
"Bercanda kamu Rian. Dia yatim piatu dan tidak memiliki keluarga sama sekali di sini. Lalu jika tidak di panti, mau tinggal di mana?"
"Kenyataannya memang seperti itu tuan. Dinda tidak tinggal di Panti. Ada dua kemungkinan penghuni panti meninggalkan panti, yang pertama karena dia di adopsi atau jika dia menikah. Tapi mengingat kondisi Dinda, kemungkinan pertama yang terjadi. Saya sudah mencoba melacak ke pengadilan negeri dan catatan sipil, namun semuanya masih belum ada informasi lanjutan, tuan " Jelas Rian panjang lebar
"Apa kau sudah bertanya ke orang panti?"
"Sudah tuan, tapi infonya beberapa hari lalu Dinda dan bu Rahayu pergi untuk undangan makan malam, tapi saat pulang, hanya bu Rahayu sendiri. Sementara Dinda tidak ikut pulang hingga hari ini. Orang kita sudah mencoba bertanya langsung kepada bu Rahayu, tapi tampaknya bu Rahayu sengaja tidak mau memberi tahu tentang keberadaan Dinda."
"Awasi terus panti itu. Jangan sampai lengah. Saya tidak mau kehilangan jejak Dinda"
"Tuan, apa perlu saya menggunakan cara cepat?" Bara paham betul apa maksud Rian dengan "cara cepat" itu. Intinya, dia akan menggunakan segala macam cara untuk mendapatkan informasi walaupun dengan cara kekerasan atau kriminal sekalipun.
"Jangan pernah pakai cara itu untuk Dinda!" ucap Bara tegas, keras tak terbantahkan dan kemudian memutus telponnya.
Laporan dari Rian tentang Dinda membuat Bara bertambah pusing. Dari penjelasan Rian, Bara menyimpulkan memang ada orang yang ingin mengadopsi Dinda dan kemudian menarik Dinda dari dunia luar. Tapi siapa mereka? Apa motif mereka melakukan semua ini? Bagaimana bisa? Atau apa mungkin jika Dinda menikah? Tapi dengan siapa dia menikah? Apa orang yang menjadi suaminya tahu tentang Dinda? Apa suaminya mau menerimanya? Bagaimana jika suaminya itu tidak bisa menerima kondisi Dinda dan kemudian bertindak kasar pada Dinda? Atau bahkan apa mungkin jika ini semua adalah tindakan orang tuanya? Bukankah kedua orang tuanya sangat menyayangi Dinda lebih dari dirinya sendiri?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus terngiang di kepala Bara. Tidak sadar bahwa tangannya mengepal keras, rahangnya menegang menandakan jika emosinya sedang naik. Namun, dari semua pertanyaan yang terngiang di kepalanya itu satu pertanyaan yang belum bisa dijawab oleh Bara, kenapa sekarang dia jadi perduli sedemikian hebat pada Dinda? Bara tidak mau Dinda lebih menderita lagi. Cukuplah penderitaan yang dialami oleh Dinda akibat perbuatannya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehangat Maaf Mentari (Tamat)
RandomAku ingin semuanya ini cepat selesai. Aku ingin pergi. Aku capek. Semua orang selalu bilang kalau aku harus kuat demi anak ini, lalu kalau semua demi anak ini, lalu bagaimana dengan aku sendiri? Bagaimana dengan perasaanku, bagaimana dengan hatiku...