Setelah mamantapkan keputusannya untuk melanjutkan studi, Dinda kembali berkutat dengan buku-buku pelajaran SMA-nya dulu. Hampir setahun ini dia tidak lagi menyentuh buku-bukunya dan sekarang dia kembali harus belajar untuk menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Surya sendiri sebenarnya tidak mengharuskan perguruan tinggi mana yang ingin dituju oleh putri angkatnya itu, namun Dinda bersikeras untuk mengikuti terlebih dulu seleksi perguruan tinggi negeri dan apabila dia tidak lulus maka baru akan mencoba pada perguruan tinggi swasta. Fakultas kedokteran yang merupakan pilihannya merupakan fakultas yang memiliki banyak peminat, maka dia harus belajar untuk bisa lulus.
Mata Dinda membulat sempurna menatap koran pagi ini yang memuat daftar nama-nama peserta yang lulus ujian masuk perguruan tinggi. Dia seakan tidak percaya bahwa namanya tercantum sebagai salah satu peserta yang lulus ujian masuk perguruan tinggi. Dia resmi masuk sebagai calon mahasiswa fakultas kedokteran pada salah satu universitas di Surabaya.
"Papa gak salah kan ngasih kamu kesempatan. Buktinya kamu bisa lulus seleksi" Ucap Surya bangga bahwa Dinda bisa lulus seleksi.
"Terima kasih pa. Terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang sudah papa dan mama kasih ke Dinda" ucap Dinda menahan airmata haru-nya. Surya menghampirinya merangkul pundak Dinda lalu kemudian berkata
"Jaga kepercayaan papa ya nak. Buktikan kalau memang kamu bisa menyelesaikan semuanya dengan baik. Papa bangga denganmu" Ucapan Surya justru membuat hati Dinda semakin terharu. Dia sangat bersyukur Tuhan sudah memepertemukannya dengan keluarga Surya. Dinda sudah merasa memiliki keluarga utuh kembali. Sekarang dia tidak merasa bahwa dia adalah anak angkat, mengingat keluarga Surya tidak membedakan perlakuan antara Dinda dan Rendi.
Pagi itu, ditemani oleh Ayu, Dinda menemui Rahayu di panti. Dia bermaksud untuk pamit sebelum berangkat ke Surabaya. Mendengar kabar itu, tentu Rahayu sangat gembira. Akhirnya setelah sekian lama Dinda didera masalah, Rindu kini bisa tersenyum dengan lepas. Dinda, Ayu dan Rahayu menghabiskan siang itu dengan ngobrol panjang lebar. Mereka ngobrol dengan asyik hingga mereka tidak memperhatikan bahwa ada beberapa orang di sekitar panti yang memperhatikan mereka dengan cermat, mengambil foto-foto mereka dan merekam semua apa yang dilakukan oleh tiga wanita di ruang tamu panti.
***
Bara masih termenung dengan laporan dari Rian. Tangannya tidak lepas dari layar ponselnya. Berulang kali dia men-scroll up and down foto-foto yang dikirim oleh Rian. Pikirannya masih terngiang apa yang dilaporkan oleh Rian tadi siang.
"Selamat siang tuan, anak buah saya tadi melaporkan bahwa Dinda baru saja berkunjung ke panti. Namun hal mengejutkan adalah bahwa dia berkunjung bersama dengan nyonya Ayu dari keluarga Surya Adinegara. Setelah ditelusuri ternyata selama ini Dinda tinggal di rumah keluarga Surya" Rian menjeda sejenak, membiarkan Bara mencerna informasi yang baru saja diketahuinya itu. Rian paham jika informasi ini akan mengejutkan atasannya itu.
"Keluarga Surya saat ini telah secara resmi melakukan adopsi atas Dinda. Semua dokumen legal atas proses tersebut telah tercatat di pengadilan negeri dan kantor catatan sipil. Secara hukum, saat ini Dinda adalah anggota keluarga Surya dan secara otomatis juga Dinda dalam pengawasan penuh dari keluarga Surya. Hal ini yang menyebabkan kemarin kami kehilangan jejak Dinda. Tampaknya keluarga Surya dengan sengaja menutup akses semua hal mengenai Dinda. Kami masih belum tahu tujuan utama dari adopsi tersebut" Rian melanjutkan penjelasannya mengenai temuan terbarunya kepada Bara.
"Oke, tetap awasi Dinda. Selain panti, berarti kalian juga harus mengawasi rumah keluarga Surya. Namun hati-hati, keluarga Surya bukan keluarga biasa. Mereka pasti punya sistem penjagaan yang baik" Perintah Bara setelah mendengar penjelasan panjang dari Rian.
Jujur, kini Bara semakin bingung. Saat dia tidak bisa melacak keberadaan Dinda dia sangat bingung apakah Dinda baik-baik saja atau tidak. Sekarang, setelah ada titik terang keberadaan Dinda, dia kembali bingung. Bara tidak perlu khawatir mengenai kehidupan Dinda. Keluarga Surya jelas bukan keluarga sembarangan dan pasti kebutuhan Dinda akan terpenuhi. Namun, mengapa mereka mengadopsi Dinda? Pasti ada sesuatu yang cukup besar hingga keluarga Surya sampai mengadopsi Dinda. Adopsi tentu bukan keputusan yang sembarangan. Ada konsekuensi hukum yang terkandung dari keputusan itu.
Bara memilih mengabaikan sebentar pertanyaan yang selama ini bergaung di kepalanya. Dia segera beranjak dari kursinya, keluar dari ruangannya dan menuju ke meja sekretarisnya.
"Lia, kumpulkan manajer keuangan, HRD, manajer produksi, sama bagian legal. Saya tunggu di ruang meeting saat ini juga. Bilang ke mereka semua urgent. Not more than 15 minutes" Perintah Bara tegas. Lia yang mendapat perintah itu hanya bisa tersenyum sambil menghubungi semua yang diperintah oleh Bara tadi.
Saat ini bara tengah memimpin rapat dadakannya. Ternyata dia tengah menyiapkan beberapa kerjasama baru dengan perusahaan keluarga Surya. Tidak sulit, karena bisnis dari dua keluarga tersebut memang berbeda dan bukan perusahaan yang sifatnya kompetitor. Nusa Raya Group merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi barang elektronika, dan Surya Group adalah perusahaan di bidang keuangan. Bara meminta manajer keuangannya untuk memindahkan dana pengelolaan perusahaan ke bank milik keluarga surya. Payroll karyawan juga direncanakan berpindah ke bank milik Surya Group. Manajer produksi juga diminta Bara untuk menyiapkan proposal pendanaan project mereka baik project baru maupun on going project dan mengajukan ke Surya Group. Satu hal yang diminta oleh Bara, apapun ketentuan dan syarat yang diminta oleh Surya Group berkaitan dengan semua kerjasama bisnis itu, asal masih masuk akal bisnis maka mereka harus setuju. Tidak peduli berapapun biaya yang harus ditanggung karena pengalihan kerjasama perusahaan itu, Bara akan siap menanggungnya.
Anton bergegas memasuki ruang kerja Bara. Dia dibuat bingung dengan laporan karyawannya. Bara memindahkan hampir semua kerjasama terutama kerjasama yang berkaitan dengan keuangan ke perusahaan Surya Group. Bahkan ada beberapa kerjasama yang sudah dalam tahap penjajakan dibatalkan oleh Bara.
"Bara, bisa jelaskan ada apa ini? Kenapa semua kerjasama yang sudah enak terjalin kamu rubah semuanya?" Tanya Anton saat dia sudah masuk ke ruangan Bara.
"It's all about Dinda, Dad" Jawab Bara setelah membereskan beberapa berkas di depannya. Diraihnya ponselnya, men-scroll di galery fotonya dan kemudian memberikannya ke Anton. Anton masih bingung dengan semua hasil foto di ponsel milik Bara tersebut.
"Dinda sekarang resmi menjadi anggota keluarga Surya. Masuk ke keluarga Surya sudah dipastikan jika semua kebutuhannya pasti akan terpenuhi. Cuman sampai sekarang Bara tidak tahu, apa motif utama dari keluarga Surya mengadopsinya secara resmi" Bara membuka penjelasannya.
"Kamu kenal baik dengan Rendi kan? Anaknya Surya? Kenapa kamu gak nanya langsung ke dia? Atau barangkali Rendi mau menikahi Dinda?"
"Rendi sudah bertunangan dengan Olive, jadi tidak mungkin dia akan menikahi Dinda. Lagipula jika memang keluarga Surya ingin Dinda jadi menantunya, mereka tidak mungkin mengadopsinya kan? Bara juga gak mungkin nanya ke Rendi, kalau Bara lakuin itu, sama saja ngomong jika Bara mengamatinya selama ini"
"Lalu motif kamu? Mengalihkan semua kerjasama perusahaan kita di bidang ke perusahaan mereka" Anton masih belum puas atas penjelasan Bara
"Bara gak mau perusahaan mereka bermasalah dan kemudian bangkrut. Efeknya nanti pasti ke Dinda juga akhirnya jika itu terjadi. Dinda pasti akan menderita lagi. Bara tidak mau menambah penderitaannya. Penderitaan yang Bara buat sudah sangat menyiksa buat Dinda. Dengan Bara masuk ke perusahaan keluarga Surya, setidaknya Bara bisa support perusahaan mereka. Lagipula selama ini perusahaan mereka memiliki image yang bagus kan. Hanya saja memang skala perusahaan kita lebih besar dari perusahaan mereka, tapi itu bukan jadi masalah kan?"
Bara adalah Bara. Dia memiliki cara sendiri. Cara yang mungkin hanya dia sendiri yang memahaminya. Yang ada di benaknya adalah dia ingin melindungi Dinda. Hanya ingin membuat Dinda, ibu dari anaknya itu tidak mempunyai masalah dalam kehidupannya. Kehidupan Dinda sudah dia rusak dengan kelakuan bejatnya di waktu itu, dan dia tidak ingin Dinda menderita lagi. Biarlah dia melindunginya dengan caranya. Biarlah dia melindungi dari kejauhannya, karena yang terpenting dia ingin menebus semua kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehangat Maaf Mentari (Tamat)
DiversosAku ingin semuanya ini cepat selesai. Aku ingin pergi. Aku capek. Semua orang selalu bilang kalau aku harus kuat demi anak ini, lalu kalau semua demi anak ini, lalu bagaimana dengan aku sendiri? Bagaimana dengan perasaanku, bagaimana dengan hatiku...