Malam minggu ini Mentari telah cantik dengan simple dress yang casual namun masih elegan. Urusan penampilan, Mentari tipe cewek yang lebih suka berdandan casual. Menghadiri pesta semewah ini, Mentari juga tidak menggenakan full set make up seperti layaknya wanita lainnya bila datang ke pesta. Kini, mereka berempat, Surya, Ayu, Rendi dan Mentari sudah menghadiri gala diner yang diadakan oleh salah satu forum bisnis yang ada di Indonesia. Surya tampak sedikit sibuk meladeni beberapa pertanyaan dari kolega bisnisnya terutama pertanyaan mengenai keberadaan Mentari. Umumnya mereka semua menyangka bahwa Mentari adalah pasangan dari Rendi, namun semuanya dibantah oleh Surya. Dia harus menjelaskan beberapa kali bahwa Mentari adalah adik Rendi. Demikian juga Rendi. Dia harus menjelaskan berulang kali bahwa Mentari adalah adiknya, dan bukan tunangan atau istrinya.
Ayu dan Mentari lebih memilih duduk di salah satu meja. Mereka tidak nyaman jika harus ikut berkeliling dengan Surya atau Rendi. Ayu memang tergolong sosialita kelas atas, namun anehnya dia tidak terlalu menyukai keramaian. Dia lebih suka ketenangan dan suasana yang tidak terlalu ramai. Jangan ditanya Mentari. Baginya ini adalah pertama kalinya dia datang ke dalam suasana pesta yang mewah. Canggung dan bingung, kedua hal inilah yang dirasakan oleh Mentari saat ini. Jika boleh memilih, dia lebih baik diminta jaga di intalasi forensik daripada hadir di pesta seperti ini. Di pesta sebesar ini dia hanya mengenal ketiga keluarganya saja. Maka, dia dan Ayu lebih memilih untuk duduk dan menikmati kudapan kecil yang tersaji di meja. Biarkan para lelaki mengurusi bisnis dengan berbaur, dan para wanita akan duduk dan menikmati makanan yang ada.
Acara dimulai. Surya dan Rendi yang awalnya berkeliling menyapa kolega bisnis mereka, kembali ke meja dan bergabung dengan Ayu dan Mentari. Surya dan Rendi tampak menyimak paparan economic and business outlook yang menjadi tema dari acara malam ini. Beberapa acara dilalui dengan baik hingga tiba acara penganugerahan businessman of the year yang tahun ini diterima oleh Bara Rachmadi dari Nusa Raya Group. Bara yang duduk di barisan kursi terdepan langsung berdiri dan menuju panggung untuk menerima penghargaan. Melihat siapa yang ada di depan, sontak Mentari menegang. Tangannya tidak sadar meremas keras tangan Rendi yang kebetulan ada di sampingnya. Menyadari ada yang salah dengan adiknya, Rendi menatap tajam Mentari meminta penjelasan lebih.
"Dia.. Dia yang telah melecehkanku mas. Dia yang sudah memperkosaku malam itu" Tutur Mentari dengan jelas pada Rendi. Mendengar itu, Rendi sangat kaget. Dia tidak menyangka sama sekali jika pelaku pelecehan Mentari adalah sahabat bisnisnya sendiri.
"Kamu tidak nyaman ada di sini? Jika iya, kita bisa pulang sekarang" Rendi berusaha menenangkan Mentari. Walaupun telah sembuh dari traumatiknya, namun Rendi tidak ingin mengambil risiko dengan tetap berada di acara ini
"Kita pulang saja. Bisa gak mas? Tari bisa pakai taksi kalau papa, mama dan mas masih ingin di sini" Ujar Mentari. Rendi menggeleng tegas. Dia tidak setuju dengan ide itu. Terlalu berisiko untuk Mentari.
"Pa, Ma, Kita pulang sekarang" Ujar Rendi Rendi tegas pad kedua orang tuanya
"Memangnya ada apa Ren? Acaranya belum selesai. Ini juga belum terlalu malam" Surya menyela
"Rendi jelasin di mobil pa, yang jelas sekarang juga kita harus pulang. Mentari pah.." Rendi berkata sambil kepalanya memberi kode pada Surya untuk melihat ke Mentari. Mentari sendiri masih terlihat baik-baik saja, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada sedikit ketidaknyamanan di mata Mentari.
"Oke, kita pulang sekarang" Kembali, jika berurusan dengan Mentari, maka Surya ataupun Rendi tidak mau mengambil risiko. Maka, merekapun meninggalkan acara itu sebelum acara tersebut selesai.
Di dalam mobil situasinya masih sama. Diam, tanpa ada yang terlebih dulu memulai perbincangan. Mobil yang dinaiki oleh keluarga Surya bertipe Hi-MPV sehingga memungkinkan mereka berempat duduk saling berhadapan.
"Katakan ada apa Ren?" Tanya tegas Surya. Rendi yang ditodong pertanyaan oleh Surya, lalu menoleh ke Mentari,
"Tari, mau mas atau kamu yang jelasin ke papa?" Mendengar itu, Mentari mendongakkan kepalanya dan mulai berbicara
"Lelaki itu, dia yang telah memperkosa dan melecehkan Tari malam itu pah. Dia ada di sana. Tari masih merasa tidak nyaman dengan keberadaanya. Itu sebabnya tadi Tari minta pulang lebih dulu. Lalu Mas Rendi ternyata meminta kita semuanya pulang bersama" Ayu yang berada di samping Tari tidak bisa menutupi keterkejutannya. Dia langsung memeluk dari samping Mentari. Mencoba menguatkan Mentari agar traumatiknya tidak kambuh.
"Hah..." Surya juga menunjukkan reaksi keterkejutannya. Dia langsung menatap Rendi dan meminta penjelasan lebih lengkap. Rendi yang mengerti arti pandangan Surya kemudian berkata
"Bara. Bara Rachmadi. Adalah orang yang telah memperkosa Mentari" Perkataan Rendi diikuti oleh anggukan kecil dari Mentari. Seolah ingin membenarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Rendi.
***
Bara tersenyum mendengar namanya dipanggil oleh MC untuk maju menerima penghargaan. Dia berdiri tegap dan melangkah dengan percaya diri. Pelan dia naik ke panggung dan menerima penghargaan sebagai pelaku bisnis terbaik tahun ini. Dia menuju ke podium untuk memulai winning speech seusai menerima penghargaan tersebut. Bara dikenal mempunyai public speaking yang cukup mumpuni, sehingga dalam kondisi mendadakpun dia pasti masih bisa menguasai keadaan namun hal itu tidak terjadi saat ini. Dari tempatnya berdiri dilihatnya seorang wanita yang berdiri meninggalkan hall tempat acara itu berlangsung bersama dengan keluarganya. Dia, wanita yang selama ini telah berhasil memenjarakan seorang Bara pada penyesalan yang tidak berujung.
"Saya tidak bisa berkata apa-apa malam ini. Terima kasih untuk semua pihak yang membuat saya bisa berdiri dan menggenggam piala ini. Terima kasih" Bara berucap singkat sekedar hanya untuk memenuhi formalitas acara saja.
Selesai menerima penghargaan, Bara bergegas turun dari panggung dan sedikit berlari dia menuju ke arah pintu keluar. Menuju ke tempat dia melihat Mentari dan keluarga Surya beranjak tadi, namun hingga sampai di lobby, dia tidak menemukan keberadaannya.
"Dimanakah kau? Ijinkan aku sekali saja menemuimu. Ijinkan aku sekali saja untuk mengucap maaf padamu" Bara tampak kebingungan mencari hingga lokasi parkir. Setelah sekian lama tidak menemukan, dia bergegas menuju petugas valet parking
"Apa tadi keluarga Surya sudah mengambil mobilnya?" Tanya Bara pada petugas parkir.
"Sudah pak, sekitar lima belas menit lalu keluarga Surya mengambil mobilnya" Ujar petugas parkir
"Baik, jika begitu ambilkan saja mobilku" Ucap Bara sambil menyerahkan kartu valet parking kepada petugas.
"Kenapa? Kenapa begitu sulit hanya untuk menemui dan mengucap maaf padamu? Kau sudah ada di depanku, namun masih saja tidak tergapai. Maaf.. Maafkan aku yang pengecut dan tidak bernyali ini" Bara masih terus bergumam pelan. Dia masih melajukan mobilnya tak tentu arah. Awalnya dia ingin menuju ke rumah keluarga Surya, namun bila itu dilakukan yang pasti terjadi adalah keributan. Bara sangat mengenal bagaimana sifat keras dari Surya yang juga menurun pada Rendi. Bara sudah bosan dengan segala keributan dan permasalahan yang dulu masih sering dia buat. Dia hanya ingin hidup dengan lebih tenang, dan ketenangannya bisa dia raih jika dia bisa mendapat maaf dari Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sehangat Maaf Mentari (Tamat)
RandomAku ingin semuanya ini cepat selesai. Aku ingin pergi. Aku capek. Semua orang selalu bilang kalau aku harus kuat demi anak ini, lalu kalau semua demi anak ini, lalu bagaimana dengan aku sendiri? Bagaimana dengan perasaanku, bagaimana dengan hatiku...