Pun Namjoon tak membuang waktu, mendengar nama Bomi membuatnya menggila, ia bersumpah akan melakukan apa saja untuk melindungi putrinya meskipun harus ia yang kehilangan nyawa.
Namun ketika pintu terbuka, yang Namjoon lihat tidak seperti yang ada dipikirannya, bukan Bomi yang sedang disiksa oleh Seokjin, bukan juga Bomi yang kaki tangannya sedang diikat atau segala macam kejahatan lainnya yang sempat ia khawatirkan.
Ini jauh lebih buruk dari itu.
Namjoon tercengang sesaat, melihat putri kesayangannya berada diranjang saling berpelukan dengan seorang pria dan memejamkan mata dibawah selimut.
Wajah Jungkook menoleh pada Namjoon yang membuka pintu, pun Namjoon baru menyadari pria itu adalah Jungkook.
Jungkook terduduk, Membuat Namjoon tercengang karena tampak bahwa Jungkook bertelanjang dada. Namjoon menggeleng sesaat, sebelum akhirnya menghampiri Bomi. Namjoon membuka selimut yang menutupi tubuh gadis itu dengan sekali sentakan.
Dan ya, sama seperti Jungkook hanya mengenakan boxer, Bomi tak mengenakan pakaian dibagian atas kecuali sport bra dan rok sekolahnya.
Saat itu juga Namjoon menghajar Jungkook seperti kesetanan.
Meninju, menghantam, menghancurkan wajah gemas pria itu tanpa ampun karena berani lancang menyentuh putri kesayangannya, gadis yang dicintainya.
Seokjin masuk dan menghentikan. Ia berusaha menarik Namjoon lepas dari Jungkook, namun malah Seokjin yang terhampas kebelakang.
Chaeyeon menggigit jarinya saking cemas. Chaeyeon tau ini akan terjadi, tapi tak pernah terbayang akan segila ini pukulan Namjoon. Terlebih saat Seokjin ikut terhempas semakin membuat Chaeyeon ketakutan, ia ikut andil dalam menarik Namjoon dari tubuh Jungkook, namun nasib sama menimpa, Seokjin saja terhempas apalagi Chaeyeon.
Chaeyeon hanya bisa menangis sekarang, melihat Jungkook tak bisa melawan dibawah kungkungan Namjoon membuatnya gemetar.
"Namjoon hentikan!" Seokjin kembali bangkit.
Mendengar keributan membuat Bomi sadar dan dengan susah payah membuka mata karena mungkin pengaruh obat tidur, dia diminumi obat semacam itu pastinya. Efeknya baru berkurang, sehingga dia tak langsung sadar saat mendengar keributan.
"Daddy." Panggil Bomi pelan.
"Daddy!!" Ulang Bomi lagi, kali ini dengan volume yang nyaring, ia segera berdiri dan bangkit dari ranjang. Namun tersentak melihat dirinya sendiri yang tak memakai pakaian.
Chaeyeon bergerak cepat, ia menarik Bomi yang sedang terdiam dalam pelukannya, lalu setelah itu berteriak kencang, sangat histeris.
"HENTIKAN!!"
Namjoon menoleh pada Chaeyeon yang kini sedang dalam posisi menyandera Bomi, ada pisau cutter tipis didepan leher Bomi sekarang.
"Lepaskan Jungkook atau aku akan membunuh putrimu" ancam Chaeyeon.
"Daddy, tolong!" Bomi ketakutan.
Namjoon bangkit dari tubuh Jungkook. Saat itu juga Seokjin langsung memanfaatkan waktu, ia segera membantu Jungkook untuk duduk, Menarik pria muda berotot itu jauh dari jangkauan Namjoon. Takut yang seperti tadi terjadi lagi.
Dalam hati Seokjin, ia memuji Chaeyeon atas tindakan cepatnya. Tapi sungguh, Semuanya terasa semakin diluar rencana.
"Sudah kulepaskan adik sepupumu, sekarang lepaskan Bomi." Ucap Namjoon pelan, sambil menggoyangkan tangannya keudara yang baru terasa perih karena luka yang ia dapat saat memukul Jungkook tadi.
Damn it! Adik sepupu?!
Dari mana Namjoon tau sedetail itu?!
Chaeyeon dan Seokjin kaget bersamaan, saling melirik satu sama lain. Bertanya-tanya dan Bingung,
Apa hubungan sebagai senior-junior disekolah sedekat itu? Rasanya tidak, karena Chaeyeon saja tidak ingat kalau Namjoon pernah menjadi kakak kelasnya, dia bahkan tidak tau, karena jika Chaeyeon tau, tidak mungkin Seokjin kaget saat mendengar fakta itu dari mulut Namjoon. Tentu Seokjin akan lebih dulu mendengar itu dari mulut Chaeyeon sendiri mengingat Chaeyeon tak dapat menyembunyikan apapun.
Dalam kelengahan Chaeyeon yang masih kaget, dengan cepat Namjoon menepis tangan Chaeyeon dari leher Bomi, membuat cutter itu terlempar kelantai dan menarik Bomi masuk dalam dekapan amannya.
Bomi memeluk Namjoon erat, sangat erat dan jelas sangat ketakutan, saat itu juga Namjoon semakin murka.
"Akan kuhancurkan kalian bertiga, akan kubuat kalian menyesal."
"Berlebihan Joon, yang menyakitimu hanya aku, Chaeyeon membantuku sedikit, jadi ya... bisa dibilang berdua. Jungkook tak melakukan kejahatan, kurasa."
"Tak melakukan kejahatan?!"
"Ya! Dia tak melakukan kejahatan, mana ada pria yang tahan digoda diatas ranjang oleh gadis secantik putrimu."
"Apa maksudmu?"
Seokjin tertawa meremehkan. "Sebagai pria kau sangat bodoh karena terlambat menyadari bahwa putrimu tidak sepolos yang kau duga."
"...dia yang menyerahkan dirinya pada Jungkook, Joon. Bukan Jungkook yang menariknya paksa."
"Mustahil." Ucap Namjoon tak percaya.
"Tanyakan saja padanya, benar atau tidak dia yang mengajak Jungkook bertemu? Tanyakan hal dasar dulu, jawabannya akan menjawab segala pertanyaan lanjutan lainnya, kau ber IQ tinggi bukan?" Sindir Seokjin selalu dengan kesarkasan.
Namjoon tak ingin percaya, namun ia ingat bahwa dirinya sendiri pernah ragu pada kepolosan Bomi. Namjoon akhirnya melepas pelan pelukannya pada Bomi, ia memegang kedua sisi bahu gadis itu dengan tangannya lalu bertanya.
"Bomi, apa benar kau yang mengajak Jungkook bertemu? Apa benar kau yang menggodanya?"
Bomi mengangguk perlahan. "I-iya."
Seketika Namjoon seperti ditarik paksa masuk sebuah fakta yang tak ingin ia dengar, perlahan tangannya turun dari bahu Bomi, Namjoon menatap putrinya tak percaya.
Nyatanya benar, Bomi selama ini hanya berpura-pura dihadapannya.
Mata Namjoon masih menunggu kepolosan Bomi lainnya, masih tak ingin percaya, masih ingin melawan fakta. Dan berakhir kecewa karena tak kunjung ia dapatkan.
Namjoon sangat kecewa, hening menyelimuti mereka, Namjoon menatap Bomi tanpa bisa dijelaskan dan dimengerti Bomi arti tatapan apa, marah kah? Sedih kah? Atau apa? Bomi tak paham. Ayolah, sudah cukup pura-puranya bitch.
Pun Bomi menyentuh wajah Namjoon karena merasa Namjoon terlalu lama terdiam. "D-daddy?"
Namjoon tak menatap wajah Bomi, ia melihat sisi leher gadis itu dipenuhi berbagai bekas kissmark yang pasti adalah ulah Jungkook. Namjoon terlihat marah sekarang.
"Jadi kalian melakukannya?" Tanya Namjoon terdengar menakutkan bersamaan dengan nada kecewa yang teramat.
Chaeyeon dan Seokjin saling melirik bergantian. Menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bomi menunduk, terlihat merasa bersalah, pun akhirnya ia memberikan anggukan sebagai jawaban.
Dan saat itu, kelembutan Namjoon seolah sirna seperti gambar segitiga dipasir pantar yang tersapu ombak, ada kemarahan yang teramat besar bergejolak dalam ekspresinya. Ia menarik tangan Bomi dengan paksa dengan sangat kasar, membuat gadis itu sampai tertarik dan berteriak kesakitan.
Namjoon tak peduli, ia terlalu marah, lagipula baginya Bomi bukan lagi gadis polos yang harus diperlakukan lembut, dia gadis dewasa sekarang.
Buktinya sudah pandai menggoda, dan bermain-main diranjang sampai meninggalkan bekas dengan jelas dilehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Feeling | KNJ
Fiksi PenggemarDua pebisnis dari perusahaan elektronik terkemuka di Korea Selatan saling bersaing untuk menjatuhkan, memiliki tampang diatas rata-rata namun kisah masa lalunya begitu menyedihkan. Yang satu menyimpan dendam besar, dan yang satunya lagi adalah korba...