Zidane - [15]

76.3K 8.1K 687
                                    


Assalamu'alaikum

Mau tau dong siapa aja yang baca cerita aku?

Jangan lupa vote comment and share.

Happy reading! 📖

🍁🍁🍁

Mendengar kabar Alivia terluka, meski sekecil apapun lukanya, Alga, Alan, dan Adiyasa langsung panik seketika. Saat itu juga mereka meninggalkan pekerjaan masing-masing. Alan yang sedang kuliah dan Adiyasa yang bekerja di kantoran serta Alga yang masih sekolah tapi di sekolah yang berbeda dari Alivia.

Mereka tidak langsung menemui Alivia. Mereka tidak bodoh membiarkan mata-mata mengetahui kebenaran yang ada. Mereka tidak ingin Alivia terluka dan terancam hanya karena kecerobohan mereka.

Di ruangan khusus Cakrawala High School, ruangan yang tidak boleh orang sembarang memasukinya. Alan dan Adiyasa yang duduk di sofa sedangkan Alga bersandar pada tembok. Diantara mereka Alga lah orang yang paling mengkhawatirkan kondisi Alivia. Sejak kecil, Alga yang selalu bersama Alivia dan menjaganya.

Ceklek.

Mereka berkesiap berdiri menghampiri dua gadis yang baru saja masuk. Alga langsung menuntun Alivia untuk duduk. Sedangkan Karina berdiri diam dengan menundukkan kepala.

Alan dan Alga duduk di samping Alivia. Sedangkan Adiyasa mengamati Karina dengan tatapan penuh intimidasi.

"Katanya Lily pingsan?" tanya Alan.

Alivia menggeleng. "Kalian percaya?"

"Sudah ku duga," sela Alga menghela napas.

"Lily adikku mana mungkin pingsan hanya karena terkejut ada belati yang menghampirinya." ujar Alan menghela napas.

"Luka Lily tidak seberapa, tapi kenapa kalian harus datang ke sini? Bukankah itu akan buat musuh semakin penasaran?" ujar Alivia.

"Lily tenang saja, semua sudah kita atur. Lagipula, sudah lama Lily tak pulang-pulang. Kami juga rindu." balas Alan.

Alivia menghela napas, akhir-akhir ini ia memang lebih sering tinggal di apartemen daripada di mansion.

"Maaf,"

Alga mengangkat dagu Alivia hingga Alivia menatap cowok itu. "Lily tidak salah, harusnya kami yang minta maaf karena tidak bisa menjagamu." ujar Alga yang disetujui Alan.

Plak.

Suara tamparan itu mengalihkan perhatian mereka. Dilihatnya Karina memegangi pipinya yang memerah. Sepertinya Adiyasa baru saja menamparnya. Bahkan sudut bibir Karina berdarah, tamparan Adiyasa sepertinya sangat keras.

"Kau tau apa kesalahanmu?" ujar Adiyasa dengan nada penuh penekanan.

Karina mengangguk lemah. Bahkan mungkin tamparan ini tidak ada artinya dibandingkan ia tidak becus menjaga Alivia.

Alga, Alan dan Alivia hanya menjadi penonton. Tak ada yang memprotes tindakan Papa mereka. Seolah itu hal yang wajar bagi mereka.

"Beruntung ini di sekolah, jadi saya tak akan melakukan hal lebih padamu. Lain kali lakukan tugasmu dengan benar."

Karina mengangguk. Adiyasa menghampiri Alivia menggenggam tangan kanannya dan mengamati luka yang sudah diperban itu.

"Sakit?" tanya Adiyasa.

"Apa Lily selemah itu?"

Adiyasa tersenyum, dulu Alivia pernah tertembak pada bagian kakinya karena kelalaiannya dalam menjaga Alivia. Saat itu Alivia berusia 7 tahun. Adiyasa bersyukur, Alivia tumbuh jadi gadis yang kuat, lebih dari apa yang ia harapkan.

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang