Zidane - [29]

61.3K 6.7K 355
                                    

Ada yang nungguin?

Haiii, aku dateng bawa part 29.

Vote Comment and share nya jangan lupa ya.💕

Happy reading.

🍁🍁🍁

Hari Senin tiba, saatnya para pelajar kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu, hari Senin juga hari yang sangat dihindari kebanyakan siswa. Karena apa? Ya, kamu taulah sendiri.

Upacara bendera.

Dua kata yang membutuhkan waktu berpuluh-puluh menit untuk melaksanakannya. Upacara bendara memang menuntut para siswa untuk disiplin dan menghormati perjuangan para pahlawan.

Yang paling menyebalkan dalam ucapan bendera itu adalah amanat yang panjang lebar. Padahal yang disampaikan ya itu-itu aja. Yang menyampaikan juga guru itu saja. Membosankan.

Dan hari ini yang menjadi petugas upacara adalah kelas XII MIPA 1, kelas yang menaungi Zidan dkk. Zidan bertindak sebagai pemimpin upacara, sedangkan anggota inti Crudeltà lainnya ada yang menjadi pemimpin barisan, pembawa teks Pancasila, dan ada pula yang ikut tim paduan suara.

Zidan berdiri di tengah lapangan. Entah sebuah kesengajaan atau kebetulan, kelas Alivia baris di urutan Zidan. Bahkan Alivia baris di barisan paling depan dan tepat berhadapan dengan Zidan.

Tentu hal ini membuat Alivia tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Zidan. Cowok itu tampak lebih gagah memakai peci hitam dengan seragam putih-putih. Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Zidan. Terlebih cowok itu menjadi pusat perhatian karena berdiri di tengah lapangan dan seragam yang tampak mencolok.

Setelah upacara bendera selesai, barisan dibubarkan. Dan Zidan mencegah Alivia yang akan kembali ke kelas dengan menahan tangan gadis itu. Hal itu tentu tanpa disadari Karina, Viona dan Melly.

"Gimana keadaan lo?" tanya Zidan basa basi.

Mereka berbincang ditengah lalu-lalang murid yang akan kembali ke kelas.

Alivia menghela napas. "Baik."

"Kantin yuk, gue traktir."

"Gak."

"Gue belum sarapan, masa lo tega."

"Boong tuh!" sahut Diandra yang tak sengaja lewat.

"Diem deh cocor bebek!" sungut Zidan. Diandra terkekeh lalu pergi bersama temannya.

"Gue nggak bohong, gue buru-buru soalnya. Jadi? Lo mau nemenin gue sarapan?"

Alivia menyilangkan kedua tangannya di depan dada, menatap Zidan dengan malas.

"Tenggorokan gue kering nih, minta dibasahi air." ujar Zidan sambil menyentuh lehernya.

"Air comberan banyak tuh!" sahut Bima yang tengah berjalan bersama anggota inti Crudeltà. Sahutan Bima membuat mereka tertawa.

Zidan memutar bola matanya lalu menarik tangan Alivia, saat melewati teman-temannya ia berkata. "Di sini udah nggak aman, banyak setannya." ujar Zidan membuat mereka mendengus.

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang