Zidane - [31]

56.6K 6K 672
                                    


Selamat pagii..

Semoga suka ya part ini....

Vote comment and share nya jangan lupa. Aku tunggu notifikasi dari kalian.

Happy reading.

🍁🍁🍁

"Vi, biar gue anterin lo pulang." Zidan mencekal tangan Alivia yang hendak menaiki taksi.

"Nggak perlu." jawab Alivia lalu menepis tangan Zidan menggunakan tangan satunya.

Zidan merasakan hatinya teriris karena Alivia menjawabnya dengan dingin dan tidak seperti biasanya. Zidan mengetuk-ngetuk kaca mobil ketika Alivia sudah masuk ke dalamnya. Begitu taksi itu melaju Zidan mengejarnya sekuat tenaga, cowok itu kemudian mengambil mobilnya dan mengikuti taksi yang ditumpangi Alivia.

"Arghss!" erang Zidan sambil memukul stir mobil.

Ia berusaha melajukan mobilnya secepat mungkin untuk mengejar Alivia. Kening Zidan mengerut kala melihat Alivia berhenti di pinggir jalan dekat hutan. Zidan tetap mengawasi Alivia dari jauh.

Setelah taksi itu pergi, seorang pemuda yang mengendarai sepeda motor mendekati Alivia. Zidan jadi semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan gadis itu. Alivia menaiki motor itu, sebelumnya mereka terlihat berbincang-bincang lebih dulu. Dan Alivia memakai sebuah topeng sebelum naik ke atas motor. Zidan tidak bisa melihat jelas topeng apa yang Alivia pakai.

Zidan tidak tau pasti, setelah motor itu melaju Zidan mengikutinya. Cowok itu merasa jika mereka sadar jika ada mengikuti mereka, mereka melajukan motornya dengan cepat. Zidan ikut menyesuaikan kecepatan mobilnya.

Namun tiba-tiba ada segerombolan motor menyalipnya dan melaju di depannya. Sehingga menghalangi pandangan Zidan dan motor Alivia seolah berbaur dengan motor-motor itu karena motif motor mereka tidak jauh berbeda. Saat motor-motor itu berbelok, Zidan sudah kehilangan motor yang ditumpangi Alivia.

"Shit!"

Zidan mengemudikan mobilnya untuk kembali ke apartemen miliknya. Mungkin di sana ia bisa bertemu Alivia.

•••••

Alivia turun dari motor pemuda itu. Tepatnya di sebuah gedung kuno di tengah hutan. Pemuda itu juga ikut turun setelah memarkirkan motornya.

"Queen, tadi siapa?" tanya pemuda itu membuat Alivia berbalik.

"Setan."

Pemuda yang bernama Roland geleng kepala. "Kau ini, yang benar saja dia setan." kekeh Roland.

"Sudah tau kenapa bertanya?"

"Sudah lama aku tak melihat mu datang kemari, kemana saja?" tanya Roland mengalihkan pembicaraan.

"Sibuk."

Roland mengangguk. Kemudian mereka masuk ke dalam gedung itu.

"King ada di dalam, masuk saja. Apa perlu aku yang mengantar, siapa tau dia sudah lupa denganmu." ujar Roland saat mereka akan berpisah lorong.

Saat Alivia akan melangkah ke lorong yang lain, Roland memanggilnya lagi . "Apa lagi?" jengah Alivia berbalik.

Roland terkekeh. "Jika urusanmu dengan King sudah selesai, aku ingin bicara denganmu."

Alivia mengangguk lalu segera menyusuri lorong yang tidak terlalu lebar sedangkan Roland melangkah ke lorong yang berbeda.

Gadis itu disambut oleh seekor ular kobra yang berjaga di depan pintu dan tentunya untuk menjaga ruangan itu. Alivia berjongkok, lalu mengusap kepala hewan itu.

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang