Hemm...SELAMAT MEMBACA!
VOTE COMMENT AND SHARE NYA JANGAN LUPA! 💕
🍁🍁🍁
Alivia melangkahkan kakinya menuju rofftop, bel pulang sekolah berbunyi beberapa menit lalu. Awalnya gadis itu enggan untuk menemui Zidan di rofftop, tapi setelah dipikir-pikir sebaiknya ia menemui Zidan.
Alivia mengentikan langkahnya, ia merasa seperti ada seseorang yang mengikutinya. Gadis itu tidak menoleh, pandangannya tetap lurus. Instingnya berkata jika orang itu seorang pria.
Soal Karina, gadis itu menunggu di mobil. Alivia yang menyuruhnya.
Alivia tetap melanjutkan langkahnya, derap langkah kaki yang mengikutinya semakin dekat. Walaupun terlihat santai, Alivia tetap waspada.
Satu persatu anak tangga dinaikinya. Namun, saat anak tangga ketiga tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya. Refleks, Alivia langsung menendang orang itu hingga terhuyung ke belakang.
Alivia terkejut ketika tau orang itu ialah Alden. Gadis itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada seraya menatap Alden datar.
"Kasar banget sih jadi cewek!" decak Alden berusaha untuk bangkit.
Alivia memutar bola matanya malas. Malas menanggapi orang seperti Alden.
"Nggak bisa apa lembut dikit." lanjut Alden bersuara.
"Gak."
"Gue pengen ngomong sesuatu sama lo." Alden kembali melangkah mendekati Alivia, mengikis jarak diantara keduanya.
"Basi."
"Ck! Dengerin gue ngomong dulu, bisa?"
Alivia mengerutkan kening. Sebenarnya ia malas berurusan dengan Alden, karena menurutnya semua omongan Alden hanya omong kosong semata.
"Lo pacaran sama Zidan?" tanya Alden.
Alivia memicingkan matanya, menatap Alden curiga. "Urusannya apa sama lo?" tanya Alivia dengan nada datar.
"Gue cuma tanya, salah?"
"Salah."
Tanpa memperdulikan Alden, Alivia melanjutkan langkahnya untuk menaiki tangga. Namun baru beberapa langkah, suara Alden membuatnya berhenti.
"Lo cantik, lo menarik. Tapi sayang, gue belum suka."
•••••
Zidan masih setia menunggu Alivia di rofftop, menghiraukan teriknya sinar matahari pada siang ini. Bahkan pelipisnya sudah mulai berkeringat. Tapi angin yang berhembus membuatnya tidak terlalu kepanasan.
Mendengar ada suara pintu rofftop yang terbuka, seulas senyum tercetak sempurna dibibir Zidan. Apalagi mendengar langkah kaki itu semakin mendekat.
Saat ada bayangan yang berdiri disisinya, Zidan mendongak. Benar dugaannya, Alivia datang menemuinya. Padahal tadi ia sempat berpikir jika Alivia tidak mungkin datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDANE [END]
Teen Fiction[FOLLOW sebelum BACA] [Terbit di Glorious Publisher] [Crudeltà Story #1] [Adiyasa Story#1] Cover by Riska graphic (BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Zidan, ketua geng motor dengan segala ketampanannya dan pesonanya membuat banyak kaum hawa terpikat. Na...