Hallo.
Coba sebut, darimana kalian tau cerita ini?
Happy reading, jangan lupa vote comment and share.
🍁🍁🍁
Seorang pemuda sedang memainkan bola basket di tengah lapangan basket Cakrawala High School. Terik matahari tak membuatnya menepi.
Karena bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu, saat ini Cakrawala High School sudah lumayan sepi. Hanya ada beberapa anak ekstrakurikuler dan siswa yang sedang ada urusan di sini atau tengah menunggu jemputan di halte depan.
Zidan, pemuda itu melakukan berbagai teknik dasar bola basket. Dari dribbling hingga shooting. Zidan melakukan shooting beberapa kali, bola yang di lempar tidak ada yang melenceng. Bisa dikatakan Zidan ahli dalam permainan basket ball. Beberapa siswi yang belum pulang, masih setia menonton Zidan bermain basket di pinggir lapangan.
Seorang pemuda lainnya menghampirinya. Zidan menghentikan aktivitasnya, ia membuang bola basket dengan asal.
Kemudian berjalan menuju pinggir lapangan, mengambil handuk yang entah siapa yang menyediakannya, mengelap keringat di wajahnya. Mengambil minuman lalu meneguknya hingga tandas.
"Apa?" tanya Zidan terdengar tak ingin basa-basi.
"Gimana dengan tawaran gue?" tanya pemuda itu.
Kemarin, pemuda yang bernama Azka menawarinya untuk masuk tim basket, karena bulan depan akan ada turnamen basket antarsekolah. Padahal Zidan sudah kelas XII, tapi masih saja diperlibatkan dalam turnamen seperti itu.
"Oke," putus Zidan.
Azka tersenyum, dengan adanya Zidan di tim basket, akan lebih memudahkan tim basket Cakrawala High School menang mengingat bagaimana lihainya Zidan memainkan bola besar itu.
"Wih, jadi nih lo gabung basket?" sahut Candra yang baru saja datang.
Selain Zidan, Candra dan Adam juga anggota tim basket. Sedangkan Bayu dan Bima mengikuti olahraga futsal, Nathan dan Daniel ekstrakurikuler bela diri serta Rizky yang menekuni komputer.
Zidan tersenyum tipis menanggapinya. Tak lama kemudian, anggota inti Crudeltà yang lain ikut bergabung. Azka yang merasa asing pun pamit untuk pergi. Bukan apa-apa, Azka yakin mereka akan membicarakan hal penting.
"Gimana?" tanya Zidan pada Nathan.
Nathan celingak-celinguk, melihat situasi sekitarnya. "Jangan di sini deh, markas aja." ujarnya.
Zidan manggut-manggut. Kemudian melangkah pergi, tapi Bima lebih dulu bertanya.
"Mau kemana sih Zid, kita samperin lo malah pergi."
Zidan berbalik. "Gue ada urusan, kita ketemu nanti malem di markas." ujar Zidan diangguki semuanya. Zidan membuang botol yang ia pegang dan meletakkan handuk di sembarang tempat. Toh, nanti pasti ada yang mengambilnya.
"Eh, gue dan Bima latian dulu, ya." pamit Bayu karena harus latian futsal. Mereka mengangguk, satu persatu mulai pergi karena ada urusan masing-masing, kini hanya tinggal Daniel dan Rizky.
Tring!
Notifikasi masuk dengan bersamaan di ponsel mereka. Setelah membukanya dan membaca mereka saling menatap.
"Kita ke markas utama," ujar Rizky yang diangguki Daniel.
Kemudian mereka dengan tergesa-gesa menuju markas utama yang tadi mereka sebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDANE [END]
Teen Fiction[FOLLOW sebelum BACA] [Terbit di Glorious Publisher] [Crudeltà Story #1] [Adiyasa Story#1] Cover by Riska graphic (BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Zidan, ketua geng motor dengan segala ketampanannya dan pesonanya membuat banyak kaum hawa terpikat. Na...