こんばんわ°
Happy reading!
Jangan lupa vote comment and share.
🍁🍁🍁
Dua hari waktu yang tersisa untuk Zidan mengambil keputusan. Sedangkan Zidan masih belum memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil. Kalau dia menolak, Zidan yakin orang itu akan menyakiti Alivia dengan cara lain. Tapi, kalau Zidan menerimanya, Zidan tidak yakin bisa melakukannya.
Dua hari pula waktu Zidan untuk berlatih basket sebelum turnamen. Dia juga baru mengingat jika minggu depan ulang tahun Alivia, Karina yang memberitahunya.
Zidan berharap dia masih bisa merayakan ulang tahun Alivia. Dia menghela napas panjang, saat ini dia berada di rofftop. Menikmati sepoi angin yang berhembus. Bel pulang berbunyi beberapa menit lalu dan dia masih di rofftop.
"Nih,"
Sebotol minuman dingin ada di depannya, Zidan menatap botol itu sejenak lalu mendongak. Sudut bibirnya terangkat, dia mengambil botol minuman itu. Lalu membiarkan gadis tadi duduk disebelahnya.
Zidan meneguk softdrink tadi, dia menoleh lantas tersenyum. Sedangkan gadis disampingnya menatap fokus ke depan.
"Thanks." ujar Zidan.
"Pertunangan lo gimana?" tanya Alivia.
"Seperti yang lo minta."
Alivia manggut-manggut. "Mereka setuju?"
"Belum, dan akan."
"Yakin?"
"Ngeraguin gue?"
"Nggak," balas Alivia.
Zidan beralih menatap rambut Alivia yang dikuncir bawah. Dia tersenyum jail, lalu menarik kunciran Alivia hingga rambut gadis itu berterbangan mengikuti arah angin. Alivia menoleh menatap Zidan dengan kerutan dikening.
"Kenapa?"
"Sengaja, lebih suka rambut lo diurai gini." ujar Zidan. "Tapi kalau sama orang lain jangan," lanjut Zidan.
"Why?"
"Karena lo cuma milik gue."
"Balikin nggak?" tanya Alivia menunjuk ikat rambutnya yang ada di tangan Zidan.
"Cantik kayak gini,"
"Udah biasa."
"Tapi lo mau kayak gimana gaya rambutnya tetep cantik kok." goda Zidan seraya mengedipkan sebelah matanya.
Alivia mendesah. "Zidan," tegur Alivia.
Zidan menyengir kuda lantas kembali mengikatkan rambut Alivia seperti tadi. "Vi," panggil Zidan masih merapikan rambut Alivia.
"Hm?"
"Menurut lo gue enaknya ambil keputusan apa?"
Alivia menoleh karena Zidan pun sudah selesai mengikatkan rambutnya. "Terserah."
"Yang jelas dong, jangan terserah." keluh Zidan.
Alivia berdecih. "Itu kan keputusan lo, gue nggak bisa maksa."
"Iya sih," Zidan menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya. "Pulang yuk."
"Nanti,"
Zidan memicingkan matanya. "Lo mau berduaan terus ya sama gue?" goda Zidan.
Alivia berdecak. "Enggak, kalau lo mau pulang, pulang aja sana."
"Kok ngusir?"
"Ngerasa? Ya udah."

KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDANE [END]
Novela Juvenil[FOLLOW sebelum BACA] [Terbit di Glorious Publisher] [Crudeltà Story #1] [Adiyasa Story#1] Cover by Riska graphic (BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Zidan, ketua geng motor dengan segala ketampanannya dan pesonanya membuat banyak kaum hawa terpikat. Na...