Hai.
Happy reading.
Jangan lupa vote comment and share.
🍁🍁🍁
Hari ini Zidan lagi sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk turnamen basket yang akan dilaksanakan besok. Kini dia tengah latian dengan tim basket Cakrawala High School. Dengan beberapa siswa yang tengah jamkos memilih menonton Zidan latihan.
Tak sengaja saat Alivia dan Melly ingin pergi ke toilet mereka melihat Zidan dan Candra yang penuh keringat. Berlarian mengejar bola dan memasukannya ke dalam ring.
"Lo pengen nonton, Al?" tanya Melly membuat Alivia menoleh, pasalnya sejak tadi Melly merasa Alivia selalu memperhatikan ke arah tengah lapangan tepatnya Zidan.
"Nggak,"
"Beneran?"
"Kita ke toilet," ujar Alivia diangguki Melly. Kemudian mereka hanya melewati koridor yang ada dipinggir lapangan meskipun tatapan Alivia terkadang melirik Zidan.
Sesampainya di toilet, Alivia menunggu Melly di luar. Gadis itu tadi meminta Alivia untuk menemaninya ke toilet.
Alivia bersender di tembok sembari memainkan kuku jemarinya. Hingga suara langkah kaki membuatnya berdiri tegak dan mendongak. Seulas senyum tercetak ketika Alivia tau siapa orang yang menghampirinya.
Zidan mengusap kepala Alivia sebentar. Lalu dia tersenyum pada Alivia.
"Semangat," ujar Alivia.
Zidan mengangguk. "Gue udah tau keputusan gue apa, dan gue yakin ini yang terbaik." ujar Zidan diangguki Alivia.
Alivia mengambil handuk kecil yang bertengger dileher Zidan. Dia mengusap peluh keringat di pelipis Zidan dengan pelan. Sementara Zidan mengamati setiap pergerakan Alivia.
Dia menahan tangan Alivia, menatap Alivia intens. Sementara yang ditatap menunduk, tak sanggup ditatap seperti itu oleh Zidan terlalu lama.
"Kenapa?" tanya Zidan pura-pura tidak tahu.
"Zidan," tegur Alivia.
Zidan terkekeh, "Jangan nunduk dong."
Perlahan Alivia mendongak. Lagi, matanya bertemu manik mata Zidan. Membuatnya menahan napas sejenak. Kemudian Alivia melempar handuk itu pada Zidan. Beruntung langsung ditangkap baik olehnya.
"He'em,"
Refleks mereka langsung menjaga jarak. Sementara Melly terkekeh melihatnya.
"Mel, lo ke kelas duluan aja. Alivia biar gue yang anter." titah Zidan membuat Melly mengangguk dan Alivia terkejut.
Alivia menatap Zidan tajam yang ditatap justru tersenyum lebar.
"Gue duluan, Al, Kak Zidan." Kemudian Melly meninggalkan Alivia dan Zidan berduaan.
"Apa?" tanya Alivia karena Zidan terus memandangi wajahnya. Tentu itu membuat Alivia sulit untuk bergerak bebas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDANE [END]
Novela Juvenil[FOLLOW sebelum BACA] [Terbit di Glorious Publisher] [Crudeltà Story #1] [Adiyasa Story#1] Cover by Riska graphic (BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Zidan, ketua geng motor dengan segala ketampanannya dan pesonanya membuat banyak kaum hawa terpikat. Na...