JANGAN LUPA VOTE COMMENT AND SHARE.SELAMAT MEMBACA!
🍁🍁🍁
Bima menghela napas kasar beberapa kali, bahkan hembusan napas Bima terdengar sampai telinga anggota inti Crudeltà lainnya. Mereka mendesah, tak biasanya Bima seperti ini. Padahal ini masih pagi. Mereka menebak jika Bima tengah mengalami masalah. Mungkin tentang percintaannya dengan sang mantan?
"Kenapa lo Bim? Diem diem baek." ujar Bayu.
"Kesel gue denger helahan napas lo, kayak punya banyak masalah aja." tambah Adam.
"Tau, palingan masalah mantan lo kan? Udahlah, move on. Cari yang lain." sahut Candra dengan entengnya.
"Makanya jangan banyakin dosa, jadi nambah beban idup kan." timpal Bayu.
Bima mendengus. "Gue udah belajar move on, jangan diingetin lagi dong."
"Bagus deh kalau lo mau move on." sahut Nathan manggut-manggut.
Bima menatap Zidan yang asik dengan ponselnya. "Zid," panggil Bima dan Zidan mendongak, "Kalau lo beneran suka Alivia mending langsung ditembak aja." Kening Zidan mengerut mendengar ucapan Bima yang tak biasanya.
"Tumben," gumam Adam. "Otak lo udah dibenerin?" tanya Adam.
"Emang otak gue mesin pake dibenerin segala." dumel Bima, "Gue kayak gini karena gue peduli," Bima mengeluarkan foto yang kemarin dia temukan. "Nih,"
Mereka semua terkejut dengan foto yang Bima letakkan di atas meja. "Lo nyimpen fotonya Alivia?" tanya Bayu karena foto itu adalah foto Alivia yang tengah bersandar dengan seseorang. Foto itu sepertinya robek atau sengaja dirobek karena ada bekas robekan dipinggir foto.
"Jangan karena lo nggak bisa move on, jadinya lo nikung Zidan gitu dong." sewot Adam. "Tapi Alga gimana?" tanya Adam, setahunya status Alivia masih pacar Alga.
"Mereka nggak pacaran." ujar Zidan membuat semua mata mengarah padanya. Mereka terkejut, dari mana Zidan tau itu?
"Gue serius, Via sendiri yang bilang sama gue." lanjut Zidan saat melihat wajah bingung teman-temannya.
"Itu punya siapa?" tanya Rizky menunjuk foto yang ada di meja. Dia menatap Bima. "Nggak tau, punya orang jatoh kayaknya." jawab Bima mengedikkan bahu.
"Zidan! Zid! Dan!" Diandra masuk ke kelas Zidan dengan buru-buru dan napas tersengal-sengal. Dia langsung menghampiri tempat duduk Zidan.
Mereka beralih menatap Diandra, menunggu gadis itu kembali bersuara setelah mengatur napasnya.
"Sasa ikut sama Robin, lo tau itu?" ujar Diandra to the point.
Mereka membelalakkan matanya, mereka paham bagaimana dulu Robin memperlakukan Raisa. Rizky berdiri, menyuruh Diandra duduk ditempatnya tadi sedangkan dirinya berdiri disisi gadis itu.
"Gue tau."
"Dan lo tau kalau Sasa bakal dijodohin sama lo?" tanya Diandra lagi.
Candra membulatkan matanya. "Baru aja gue mau gebet, udah diduluin sama Zidan." gumam cowok itu lalu menghela napas. "Asal liat lo bahagia gue nggak pa-pa Zid, tapi Alivia buat gue, ya?" cengir Candra.
Pletak.
Jitakan mendapat di kepala Candra dari Zidan. "Sialan Zidan," umpat Candra mengelus bekas jitakan Zidan. "Banyak maunya lo!" cibir Nathan.
"Kalau cerita jangan setengah-setengah dong! Otak setengah kayak gue biar nggak bingung." ujar Bima.
"Makanya punya otak jangan setengah-setengah, waktu pembagian otak lo kemana?" balas Candra pada Bima.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDANE [END]
Teen Fiction[FOLLOW sebelum BACA] [Terbit di Glorious Publisher] [Crudeltà Story #1] [Adiyasa Story#1] Cover by Riska graphic (BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN) Zidan, ketua geng motor dengan segala ketampanannya dan pesonanya membuat banyak kaum hawa terpikat. Na...