Zidane - [03]

112K 10.8K 748
                                    

🍁🍁🍁

Zidan memasuki area mansionnya yang mewah. Di pintu gerbang terdapat beberapa pengawal dan satpam yang berjaga. Semuanya menunduk saat Zidan datang dan memberi ruang untuk Zidan. Bahkan beberapa maid langsung membawakan minuman begitu Zidan menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.

01.15 dini hari.

Zidan menghela napas berat. Sepertinya ia membutuhkan waktu istirahat sekarang. Dengan goyah ia berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai tiga. Tentunya dengan menggunakan lift.

Ketika sampai di kamar, ia langsung berbaring di kasur empuknya tanpa berganti ataupun melepaskan pakaian yang melekat padanya, tenaganya sudah terkuras untuk aktivitas hari ini. Tak membutuhkan waktu lama, matanya mulai terpejam dan memasuki bunga tidur.

Disisi lain, Alivia, gadis itu belum juga memejamkan matanya. Entah apa yang membuatnya berlama-lama membuka mata disaat semua orang memilih memejamkan mata.

Ia bergerak gusar di ranjang, Alivia menghela napas panjang. Matanya masih belum mau menutup padahal ia sudah merasakan kantuk.

Gadis itu duduk, melirik se-bingkai foto yang sebagai dipajang di atas nakas oleh pemiliknya. Alivia mengambil bingkai itu, di dalam foto itu terdapat foto keluarga yang amat ia sayangi. Dua anak kecil lelaki yang berdiri di depan seorang pria dan wanita yang sedang menggendong anak perempuan berusia batita. Di dalam foto itu, Kakak, Abang, Alivia, Papa, dan Mamanya yang sudah tiada. Foto itu diambil ketika ia masih kecil dan sebelum kejadian yang merenggut nyawa Mamanya terjadi.

Tanpa sadar air matanya menetes. Namun Alivia langsung menepisnya, tak akan membiarkan dirinya lemah hanya karena masa lalu.

Tak ingin larut dalam kesedihan, Alivia mengembalikan bingkai itu ke tempat semula dan mulai tidur kembali. Menyambut hari esok yang mungkin akan membawanya ke dalam kebahagiaan.

*****

Kembali sekolah, itulah rutinitas para pelajar pada pagi hari. Sekolah yang tadinya sepi mulai terlihat ramai.

Cakrawala High School.

Salah satu sekolah yang berdiri dibawah naungan AYasa Company's Group. Perusahaan yang berpengaruh besar di Indonesia maupun dunia. Memiliki cabang dimana-mana, baik bidang pendidikan maupun bidang lainnya.

Sekolah elit ini tentunya memiliki siswa dari kalangan bukan biasa. Untuk bersekolah di sana pun tentu harus melalui tes khusus, entah tentang kepintaran ataupun kesehatan. Sekolah ini bukan sekolah yang bisa disogok dengan uang.

Alivia berjalan dengan angkuhnya di koridor, membiarkan para siswa menatapnya, tentunya tanpa membalas tatapan itu.

Tiba-tiba Viona datang dan langsung menarik tangannya. Alivia tidak menolak, ia hanya bingung. Viona seperti sedang tergesa-gesa. Viona membawanya ke toilet, Alivia yang masih bingung pun menatap Viona datar.

"Apa? Eh, sorry gue refleks. Tadi Melly chat gue katanya dia..ah gimana ya ngomongnya, masa lo nggak peka sih, tadi gue liat lo dan langsung aja gue tarik. Biar ada temen, ah gimana ya jelasinnya. Lo paham nggak?"

"Gue paham," balas Alivia membuat Viona tersenyum, jadi ia tidak perlu menjelaskan dengan detail.

Tak lama kemudian, Melly keluar dari salah satu pintu toilet dengan wajah pucat. Viona dan Alivia langsung menghampirinya.

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang