Zidane - [02]

142K 11.6K 3.5K
                                    

🍁🍁🍁

Pulang sekolah, Zidan dkk berkumpul di markas Crudeltà. Crudeltà merupakan geng motor yang memiliki anggota tak lebih dari 75, sedikit memang , tapi jangan ragukan kemampuan mereka dalam menghabisi musuh. Untuk menjadi anggota pun harus melalui banyak rintangan yang menantang. Anggotanya pun menyebar tidak hanya di satu titik.

Geng yang didirikan dua tahun silam itu belum pernah kalah dalam berperang. Hal ini membuat banyak geng yang ingin mengalahkan Crudeltà.

Pendiri Crudeltà sendiri, bukan Zidan. Zidan hanya diberi amanah untuk menjadi ketua. Sedangkan pendirinya masih dirahasiakan, hanya Zidan yang tau diantara mereka.

"Zid, kita mau pake berapa orang?" tanya Nathan.

Zidan menoleh dan berpikir sejenak. "Anggota inti aja," jawab Zidan mengalihkan perhatian mereka.

"Zid, kita mau perang loh. Masa nggak ada anggota lain yang mau lo ajak," protes Candra tak setuju dengan keputusan Zidan.

"Kita bukan melawan geng kecil, Zid. Kita lawan geng Pozhar, yang bisa dikatakan nggak kalah kuatnya sama kita." tambah Bayu.

Zidan mengangguk-anggukkan kepalanya sembari mengetuk-ngetukkan jari tangannya di meja. "Gue tau, kalian lupa siapa ketua di sini?" Zidan melirik mereka sinis.

Mereka yang dilirik seperti itu menghela napas berat.

"Lo mau kita mati gara-gara ini?" ujar Nathan.

"Gue nggak mau mati konyol cuma karena kita nggak bawa anggota yang lain," tambah Adam frustasi.

"Kalian ngeremehin diri kalian?" tanya Zidan membuat mereka terdiam.

"Bukannya gitu, Zid. Apa gunanya anggota kalau yang maju kita-kita doang," sela Bima.

"Bisa kasih alasan?" tanya Daniel, yang sejujurnya juga tidak setuju dengan Zidan hanya saja ia sadar siapa Zidan.

"Apa kalian perlu alasan buat ikutin perintah gue?" tanya Zidan, nadanya kali ini terdengar dingin.

"Gue minta maaf," ujar Bayu menyenggol lengan Bima. Mereka saling menyenggol satu sama lain.

"Lo sih," cerca Bima menyalahkan Candra.

Candra yang disalahkan mendengus. "Kok gue, kalian juga!"

"Lo sih Bim," cerca Nathan menyalahkan Bima.

"Kok gue?" elak Bima tak terima.

"Kalian semua salah!" sela Rizky pada Bima, Bayu, Adam, Nathan dan Candra.

Zidan mendengus melihat dan mendengarkan pertengkaran teman-temannya. Ia melihat layar ponselnya kala layar itu menyala dan terdapat pesan masuk.

Zidan mengambil jaket kulitnya, meninggalkan mereka dan keluar dari markas Crudeltà.

"Eh, Zid! Mau kemana lo?" teriak Candra karena Zidan pergi. Namun Candra tak mendapat jawaban.

"Kalian sih, Zidan jadi marah kan sama kita!" ujar Rizky menyalahkan kelima temannya.

"Yah, si bos ngambek." ujar Bayu.

"Mana kalau ngambek baikannya lama lagi," ujar Nathan.

"Kuda Niel, lo ikutan ngambek juga?!" tanya Bima karena Daniel ikut pergi.

Tak ada jawaban, Bima mendengus.

"Kasihan amat sih idup kalian," ejek Rizky lalu keluar menyusul Daniel.

"Ya udah sekarang kita mikirin rencana buat Zidan nggak ngambek lagi sama kita, kalau dia ngambek kan berabe!" ujar Nathan diangguki mereka.

****

ZIDANE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang