BAB 47, Ku benci untuk mencintaimu

563 119 32
                                    

Asap tipis melayang-layang dari selipan jari Darto, cowok itu tengah duduk menyandar pada sofa usang di depan WMT. Wajahnya terlihat lelah, setelah seharian bersekolah. Rambutnya acak-acakan, karena memang jarang sisiran. Gak lupa pula segelas kopi luwak menemaninya sore ini.

"Woy, kutu aer."

Darto pun menghentikkan lamunannya, karena merasa terpanggil. Dilihatnya Udyn yang tengah bersiap-siap untuk pergi dari WMT.

"Ngapa?" tanya Darto.

"Lo gak balik buat prepare nanti malem?"

"Nanti malem?" Darto nampak berpikir, namun sedetik kemudian dia langsung menepuk keningnya pelan.

Darto baru ingat kalo nanti malam adalah malam keakraban anak kelas 11. Sebenarnya dia pasti hadir, karena dia, Udyn serta beberapa anak-anak jurusan IPS bakal tampil bermain musik dalam acara tersebut. Sejenak, Darto merutuki dirinya sendiri, yang terlalu larut patah hati, sampai-sampai melupakan hal yang lain.

"Gue bareng lo, yak," pinta Darto seraya menyeruput kopi luwaknya sampai setengah gelas. Dia juga hendak bersiap untuk pulang.

"Gue bareng Aisa,"

"Dih, si Aisa dateng?" Darto lantas mengkerutkan keningnya.

"Yah si bego, Aisa kan OSIS ya pasti dateng lah, kan panitia makrab itu anak OSIS." Penjelasan Udyn sontak membuat Darto berdecak.

"Sialan gue diboongin ...."

Padahal, kemarin Darto sudah mengajak Aisa berangkat bersamanya ke makrab nanti. Tapi gadis cantik berwajah oriental itu menolak, Aisa mengaku kalau dia gak datang. Bodohnya, Darto percaya saja sama kata-kata Aisa, dan lupa bahwa teman sekelasnya itu adalah anak OSIS. Entah kenapa, Aisa berubah dan sedikit menjaga jarak dengan Darto, semenjak Aisa sembuh dari sakitnya tempo hari, dan semenjak Yuna menyuruh Darto buat berhenti modusin Aisa. Kata-kata yang sampai sekarang masih gak bisa Darto pahami apa maksud sebenarnya.

"Emang lo gak bareng gebetan lo?" tanya Udyn.

"Gebetan?" Lagi, kening Darto mengkerut, dia lantas balik bertanya.

"Itu, temennya si Yuna yang body-nya kek Nikita Mirzani,"

"Ck, dia bukan gebetan gue." Darto kembali berdecak.

Justru karena Rere, Darto jadi memutar otak agar dia bisa datang ke makrab. Maka sebab itu dia mengajak Aisa, tapi nyatanya Aisa malah membohonginya, sama seperti dia membohongi Rere. Terus sekarang si Udyn, harapan terakhirnya agar dia bisa beralasan nanti jika bertemu Rere, malah berangkat sama Aisa. Bingung lah dia, harus beralasan apa lagi pada Rere nanti, dia gak mungkin bilang kalo dia gak mau berangkat bareng Rere, karena dia gak suka sama Rere.

Darto enggak sejahat Yuna yang tega mengatakan sesuatu tanpa memikirkan perasaan orang lain.

"Cuih, modus banget lo sempak Firaun! Bukan gebetan tapi chat-an, terus kemaren malem mingguan," sindir Udyn.

"Dih gue kemaren gak malem mingguan sama dia njing!" sungut Darto.

"Terus sama siapa?"

"Sama Yu--ah! Kepo lo!" Darto langsung salah tingkah.

Udyn lantas mengusap-usap dadanya, seraya berkata, "Astagfirullah, cewek lo banyak amat, To. Jangan mentang-mentang ganteng, lo bisa permainin cewek semau lo. Ingat kata Mulan Jamilah, cewek itu mahkluk tuhan yang paling seksi."

"Gak ada hubungannya tolol! Lagian siapa juga yang modus, si!" Darto lantas bangkit dari sofa, percuma dia berdebat dengan Udyn, gak bakal ada habisnya, sama-sama gak nyambung soalnya.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang