BAB 8 Hukuman.

662 153 14
                                    

"Darto! Udyn!"

Deg.

Suara itu sukses membuat Darto dan Udyn segera turun dari meja kantin dengan terburu-buru. Sementara para penghuni kantin--termasuk para pedagang kios--kembali ke posisi mereka. Seolah-olah gak terjadi apa-apa. Suara itu, adalah suara Ibu Sutarmin si guru BK.

"Ikut ke ruangan saya, sekarang!" titah Bu Sutarmin pada kedua anak nakal tersebut.

Darto dan Udyn pun pasrah, dan menuruti perintah Bu Sutarmin. Disisi lain, Yuna tersenyum tipis melihat Darto yang tertangkap basah oleh Bu Sutarmin. Walaupun bernyanyi itu gak dilarang, tapi tindakan mereka saat bernyanyi itu yang dilarang.

Bernyanyi di atas meja kantin--yang fungsinya adalah untuk makan--ditambah mereka membawa alat musik--diluar pelajaran musik, dan mereka membuat para penghuni kantin ikut bernyanyi sehingga timbul keributan yang menganggu ketertiban sekolah.

Yuna lantas kembali ke perpustakaan, karena bel tanda jam istirahat berakhir sudah berbunyi.

"Coba jelaskan, apa yang kalian lakukan?" tanya Bu Sutarmin, sesaat setelah mendudukan dirinya di kursi kerjanya di ruang BK.

Darto dan Udyn yang duduk di depan nya saling bertukar pandangan. Setelahnya, keduanya mengangguk samar, seolah sepakat untuk menjawab. Kekompakan mereka kalau urusan kenakalan memang gak perlu diragukan lagi deh, bahkan hanya dengan saling tatap, Darto dan Udyn bisa saling mengerti.

"Iseng, Bu," jawab Darto dan Udyn kompak.

Bu Sutarmin lantas menepuk keningnya.

"Kantin itu tempat makan dan minum, bukan tempat ngamen! gitar sama cajon nya ibu sita!" bentak Bu Sutarmin, kesal dia.

Siapa yang gak kesal? Jika harus menghadapi murid yang nakal? Gak hanya sekali dua kali, melainkan berkali-kali!

"Waduh jangan bu, itu punya temen saya." Darto memohon, suaranya memelas.

"Salah sendiri! Kenapa bawa gitar sama cajon!? Padahal hari ini kalian gak ada pelajaran musik!"

"Bu, Ibu jangan marah-marah terus bu, nanti cepet tua lho--" ujar Udyn.

"Diam kamu Udyn! Jangan mengalihkan topik!" sembur Bu Sutarmin, membuat Udyn menutup mulutnya rapat-rapat.

"Ya Allah, lama-lama saya bisa darah tinggi gara-gara kalian." Bu Sutarmin mengeluh, seraya memijit pangkal hidungnya.

"Lho kok bisa bu?" Darto bertanya, penasaran dia.

Setau Darto, yang bisa membuat darah tinggi adalah sate kambing. Tapi Darto adalah manusia, bukan kambing.

"Ya karena kenalakan kalian ini! Apalagi kamu Darto, padahal baru kemarin orang tua kamu di panggil, sekarang udah bikin ulah lagi!"

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" kata Bu Sutarmin.

Orang yang mengetuk pintu ruang BK pun masuk, dan menampilkan sosok Yuna. Membuat Darto memutar bola matanya malas.

"Asalamualaikum," Yuna mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam," jawab Bu Sutarmin, Darto dan Udyn.

Yuna melangkah mendekati Ibu Sutarmin untuk salim, kemudian menyerahkan beberapa lembar kertas dan menaruhnya di atas meja Bu Sutarmin.

"Ini laporan kegiatan Komite Kedisiplinan Siswa minggu ini, Bu," Yuna menjelaskan isi kertas yang di bawanya dari perpustakaan tadi.

Bu Sutarmin meraih kertas itu, membacanya sekilas sambil mengangguk samar.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang