BAB 20 Janji sama Yuna.

681 136 19
                                    

"Pak Burhan! Cepet telepon polisi! Ya ampun! Sekolah ini bisa hancur pak!" kata Bu Sutarmin dengan panik, pada seorang guru muda yang tengah memegang telepon dan hendak mengetikkan nomor telepon polisi.

Mereka sedang berada di ruang guru, dengan guru-guru perempuan lain, sedangkan guru laki-laki berjaga di luar, mewanti-wanti semoga tawuran di lapangan gak menjalar sampai ke gedung sekolah.

Terhitung, sudah hampir 15 menit, tawuran yang berlangsung di lapangan sekolah antara siswa SMA Palapa melawan tiga SMA gabungan itu. Namun, belum ada tanda-tanda ketegangan akan menurun, para siswa maju mundur, saling serang, dan masih belum mau kalah.

Meskipun siswa SMA Palapa bermain dikandang--di sekolahnya sendiri-- tapi mereka tentu kalah jumlah, perkiraan Darto ternyata salah, jumlah anak-anak SMA musuh jauh lebih banyak. Tapi tetap, siswa-siswa SMA Palapa melawan dengan segenap kekuatan yang ada, gak boleh sampai kalah dikandang sendiri.

Darto juga masih disana, mulai kewalahan melawan banyak musuh sendirian.

Buak!

Bruk!

Darto tersungkur jatuh, kala mencoba menahan bambu panjang dengan tangannya. Dengan cepat dia bangkit, dan langsung dihadiahi pukulan bambu dari sekitar lima siswa SMA musuh yang menyerang.

"MINGGIR TO!!!"

Brak! Brak! Brak!

Udyn datang menolong sahabat karibnya, dan menerjang maju secara membabi buta, dengan terus memutar bangku besi yang dililit pakai ikat pinggangnya. Sementara Darto kembali bangkit, tapi seorang siswa SMA musuh yang membawa golok menyerangnya, hingga tak ada pilihan lain untuknya, dan ...

Crat!

"Ya Allah! Darto!" Yuna memekik histeris, dan menutup mulutnya dengan tangannya.

Terkejut melihat muncratan darah yang keluar dari tangan Darto. Sebab Darto menahan golok yang diayunkan siswa SMA musuh padanya. Gak cuma Yuna, tapi Rere dan seluruh siswi yang melihat kejadian tersebut juga melakukan hal yang sama.

Darto lantas menarik golok dari genggaman siswa yang menyerangnya, dan membuat siswa itu panik.

"GOLOK LO GAK MEMPAN SAMA GUE ANJING!!!" Darto berteriak, emosinya sudah diubun-ubun.

Buak!

Satu sepakan keras berhasil Darto daratkan di kepala siswa yang tadi menyerangnya. Belum sempat siswa itu bangkit, Darto kembali menendang kelapanya dengan sekuat tenaga.

Buak!

Siswa itu pingsan dengan hidung yang mimisan, Darto lantas meninggalkannya dan berlari menerjang ke gerombolan siswa musuh yang lain.

Tangannya kini memegang golok yang bersimbah darahnya sendiri. Darto benar-benar diluar kendali seperti orang kesetanan. Menerjang masuk melawan belasan siswa SMA musuh sendirian. Melihat hal itu, tentu Udyn, Juna, Ega dan Egi ikut maju menerjang bersama Darto.

"MAJU!!!" Uydn berseru dengan semangatnya yang menggelora.

Bagaikan gelombang ombak, siswa-siswa SMA Palapa maju menyerang dengan kompak, seolah Darto yang ada di depan mereka adalah komandan perangnya. Anak-anak SMA musuh pun gentar dan panik, mereka yang berasal dari sekolah yang berbeda-beda tentu gak punya ikatan solidaritas yang kuat seperti siswa-siswa SMA Palapa.

"JANGAN LARI LO BANGSAT!!!" Darto berteriak seraya mengejar anak-anak SMA musuh yang mulai berlarian keluar SMA Palapa.

Boom! Psss!

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang