BAB 59, Aku cuma mau kamu kembali.

750 123 34
                                    

Rere pun berbelok menuju tangga, melewati orang yang sedari tadi menyimak pembicaraannya dengan Yuna. Sementara orang itu menghela nafasnya sejenak, lalu kemudian menyusul cewek yang selama ini dia perhatikan dari jauh, yaitu Rere.

Orang lain yang juga ikut menyimak adalah Angga, yang berdiri di samping tiang gedung, tepat di bawah kordidor lantai dua dimana Yuna dan Rere berdebat tadi. Lagi, Angga mendapat kenyataan baru-secara gak sengaja. Sebab cowok itu tadi hendak pulang, namun terhenti saat mendengar teriakan Yuna dari lantai dua, yang mengatakan bahwa, Darto adalah calon jodohnya.

"Ch, jadi selama ini, yang jadi selingkuhannya itu gue ya, haha," gumam Angga sambil tertawa hambar, lalu kembali melangkahkan kakinya untuk pulang.

***

Disinilah Rere sekarang, di salah satu bangku yang ada di taman belakang sekolah. Menangis sejadi-jadinya, meratapi kenyataan yang ada, benar-benar gak menyangka bahwa selama ini Yuna membohonginnya.

Ini bukan perihal perasaannya pada Darto, karena memang hal tersebut sudah berakhir semenjak makrab tempo hari. Tapi, ini lebih kepada rasa percayanya pada Yuna, teman sebangku sekaligus sahabatnya selama ini.

Tep.

Isakan Rere berhenti sejenak, saat cewek itu merasakan ada sesuatu yang menyentuh bahu sebelah kirinya. Perlahan, dia mendengak, dan menoleh pada cowok yang ternyata menempelkan sapu tangan di bahunya.

Yup, orang yang menyimak Rere tadi, adalah seorang cowok.

"Cepet hapus air mata lo, gue gak mau liat lo nangis," kata cowok itu, dengan nada yang datar.

Rere lantas mengambil sapu tangan itu, namun tetap melanjutkan tangisnya sambil kembali menunduk. Sementara cowok yang memberinya sapu tangan, mengambil posisi di sebelah Rere, dan menyandar pada punggung kursi.

"Masih percaya, kalo cuma kita doang dijodohin?" tanya cowok itu, tanpa memandang Rere yang duduk di sebelahnya.

Namun, Rere masih diam, enggan menjawab.

"Masih mau nolak perjodohan kita? Masih mau ngejauh dan cari-cari alasan?" Cowok itu kembali bertanya.

Lagi, Rere masih diam dalam tangisnya yang perlahan mereda. Helaan nafas kembali terdengar dari cowok itu, lelah meladeni sikap Rere, cewek yang dijodohkan dengannya, sejak mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Jauh lebih lama ketimbang Darto dan Yuna. Kisah mereka pun jauh lebih panjang, ketimbang Darto dan Yuna.

Cowok itu melirik Rere yang masih menunduk sejenak, lalu kembali melemparkan pertanyaan. "Masih gak percaya sama gue? Masih nyangkal kalo gue ini terpaksa? Sekarang, lo mau deketin temen gue yang mana lagi?"

Pertanyaan itu justru membuat Rere semakin bungkam, rasa bersalah kini melingkupi dadanya. Dia sadar, bahwa cowok yang kini duduk di sampingnya selama ini benar-benar mencintainya.

Entah sudah berapa kali Rere menyakiti hati cowok itu, awalnya sebagai penolakan atas hubungan yang mengikat mereka. Namun lama kelamaan berubah menjadi harapan, mencoba membuktikan apakah cowok itu benar-benar tulus mencintainya.

Bahkan Rere sampai nekat, mendekati Darto yang jelas-jelas adalah teman cowok yang jadi calon jodohnya itu. Iya, mereka adalah teman, teman akrab malah, sebab cowok itu adalah Bastian Junaidi, alias Juna.

Sang kapten tim futsal SMA Palapa, cowok idaman siswi-siswi dari jurusan IPS yang menyaingi Angga. Siapa yang sangka? Dua pribadi yang sangat bertolak belakang itu adalah sepasang remaja yang juga terikat tali perjodohan? Juna yang supel dan populer karena prestasinya dalam bidang olahraga, dengan Rere si murid yang biasa-biasa saja, meskipun dijuluki bad girl-nya IPA 1, Rere tetap gak sepopuler Juna. Tapi kenyataanya, mereka dijodohkan, bahkan sudah sejak lama.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang