BAB 60, Apakah ini sebuah perpisahan?

764 116 24
                                    

Kalah. Untuk yang kesekian kalinya, Darto kalah oleh air mata Yuna. Sekeras apapun dia menahan diri, nyatanya, dia gak mampu untuk gak menghapus air mata Yuna dengan jarinya sendiri.

"Berenti nangisnya," kata Darto, seraya menangkup wajah Yuna, lalu membantu cewek itu berdiri.

"Maafin aku dulu ... hiks, hiks," rengek Yuna, terus menatap Darto, memohon.

Gak mau jadi bahan tontonan, Darto lantas menarik Yuna pergi dari sana, dari WMT. Meninggalkan mereka yang tentu masih terkejut, setelah mendengar kata-kata Yuna.

Lagipula, siapa sih yang gak terkejut? Saat mendengar dua orang yang dikenal selalu bertengkar di sekolah, nyatanya adalah dua orang yang terikat tali perjodohan?

Udyn bahkan mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menyadarkan dirinya sendiri bahwa kejadian tadi bukanlah mimpi. Aisa juga melakukan hal yang sama, gak menyangka bahwa teman sekelasnya–yang kemarin sempat membuatnya baper–ternyata calon jodohnya si ketua OSIS. Aisa sekarang paham, kenapa ekspresi Yuna berubah saat dia mengaku kalau dia pernah suka sama Darto, tempo hari.

Sementara Yuna sendiri masih berdiri di samping Darto yang tengah menyalakan vespanya.

"Naik," perintah Darto, tapi Yuna bergeming.

"Gue bilang naik, Yuna," kata Darto lagi, penuh penekanan.

Yuna pun menggeleng. "Maafin aku dulu, To. Please maafin aku, jangan kaya gini," hanya itu yang mampu Yuna katakan sekarang.

"Iya udah naik dulu," geram Darto, gak sabaran.

Mengalah. Yuna lantas duduk menyamping dan memeluk pinggang Darto dari bekalang. Cowok itupun segera memacu vespanya pergi dari sana, supaya bisa menyelesaikan masalah mereka berdua saja, tanpa ada orang lain.

Brak!

"Ayam! Ayam! Ayam!"

"Jantung gue copot eee jantung gue copot!"

"Ashola tu khoirum minanna'um!"

Udyn, Mbok Iyem dan segenap anak-anak SMA Palapa terkaget-kaget sampai latah, karena tiba-tiba Juna menggebrak meja warung.

"Woy! Diem-diem bae! Ngopi ngapa ngopi!" pekik Juna sambil tersenyum lebar, sengaja dia memecah keheningan warung gara-gara Darto dan Yuna tadi.

"Anjing lo, Jun! Bikin kaget aja bangke!" kesal Udyn, sambil menjitak kepala Juna, kakak kelasnya.

"Kualat lho koe Mas Juna, bikin Mbok Kaget." Mbok Iyem ikut menggerutu.

"Hehehe, maaf Mbok, lagian pada serius banget ngeliatin Darto sih, hehe," timpal Juna sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Yah, bisa dibilang, cuma Juna doang sih, orang yang gak terkejut tadi, saat Yuna bilang bahwa dia gak mau perjodohannya sama Darto batal. Sebab cowok itu sudah tahu dari kemarin, namun dia memilih untuk diam, sampai akhirnya Yuna tadi mengatakannya sendiri.

Karena Juna adalah tipe orang yang gak suka ikut campur masalah orang lain.

***

"Dimana, lo?" Tanpa basa-basi, Angga langsung bertanya pada orang di seberang telepon, saat panggilan teleponnya diangkat oleh orang itu.

"Biasa, Warmang, kenapa?" balas orang di seberang telepon, Bisma.

"Gue udah kasih tau lo belom sih?" tanya Angga.

"Kasih tau apaan? Tante Alexa hamil anak lo? Udah kayanya," timpal Bisma enteng.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang