BAB 54, Angga dan rencananya

514 105 25
                                    

Darto segera menyalakan vespanya, kala Yuna baru saja keluar dari rumahnya. Pagi ini, cowok itu kembali menjalani rutinitasnya untuk menjemput calon jodohnya, yaitu Yuna.

"Nih, pake dulu," kata Darto, seraya menyodorkan helm untuk Yuna.

Yuna tersenyum, sambil meraih helm tersebut. Setelah dia memakainya dan duduk di jok belakang vespanya Darto, kepulan asap tipis pun keluar dari knalpot bersamaan dengan gerak roda yang mulai berputar.

"Eh, To, kamu bawa casan aku, gak?" tanya Yuna.

"Astaga lupa gue." Darto sontak menepuk keningnya.

"Ish, kan. Kebiasaan banget, suka lupa, heran," gerutu Yuna, gak lupa mencubit mesra perut Darto.

"Abis lo gak ingetin lagi sih di WA, jadinya lupa kan gue," timpal Darto, membela diri.

"Kamunya aja yang gak pernah buka WA!" sahut Yuna, gemas.

Setelah itu, Darto gak berani lagi menimpali kata-kata Yuna, karena memang, Yuna berbicara sesuai fakta. Jadinya Darto hanya pasrah saja, mendengar Yuna yang menggerutu, sepanjang jalan.

Terhitung, sudah seminggu lebih sejak Zaenab, Adiknya Darto, lahir. Selama itu pula hubungan mereka kembali dekat seperti dulu, bahkan mungkin jadi lebih dekat dibanding dulu. Yah, meskipun, selalu saja ada perdebatan kecil diantara mereka berdua, seperti tadi.

Yuna juga sekarang lebih sering main ke rumah Darto, membantu Mama Aya merawat adiknya Darto, yaitu Zaenab. Bahkan malam minggu kemarin, cewek itu menginap di rumah Darto, atas permintaan Mama Aya dan tidur di kamar calon jodohnya itu. Sementara yang punya kamar, tidur di pos ronda bersama Kiting, teman seperjuangannya kalau lagi ngeronda.

Mengingat betapa repotnya Mama Aya mengurus Zaenab sendirian–di siang hari saat Pak Galih bekerja. Karena itu, dengan adanya Yuna tentu terasa sangat membantu. Ditambah Yuna juga sudah berpengalaman, karena cewek itu dulu juga ikut membantu Ibunya merawat Adiknya, Yola.

Sebab biar bagaimana, perempuan lebih telaten dalam urusan merawat bayi, ketimbang laki-laki. Mama Aya tentu gak bisa mengandalkan Darto, boro-boro bisa membantu. Melihat adiknya menangis saja Darto malah panik sendiri, bukannya bergerak untuk membuat susu atau memanggil Mama Aya. Darto malah menyuguhkan MV lagu terbaru Blackpink berjudul How YounLike That di youtube pada adiknya yang kemarin baru genap berusia seminggu itu.

Jadi, saat kemarin Yuna menginap di rumahnya. Cewek itu membawa casan ponselnya, namun tertinggal saat pulang. Cewek itu sudah bilang sama Darto, baik secara langsung ataupun lewat WA, tapi Darto selalu saja lupa membawanya.

Sudah bisa dipastikan betapa sebalnya Yuna sama Darto yang pelupa tingkat akut.

🌹

"Yuna! Tunggu."

Yuna sontak memutar tubuhnya, sambil berdecak sebal. Dipandangnya–dengan malas–cowok yang mencekal tangannya, kala dia hendak berjalan ke kelasnya. Cowok yang entah sejak kapan jadi sedikit menyebalkan baginya, sebab selalu saja menganggunya, padahal sudah gak ada lagi hubungan yang terjadi diantara mereka berdua, siapa lagi kalo bukan Angga.

"Kenapa sih, Kak? Aku kan udah bilang, kita gak bisa–"

"Please dengerin aku dulu, Yuna," sergah Angga, dengan wajah sedikit memelas.

Yuna nampak menghela nafasnya pelan. "Ya udah, mau ngomong apa?"

"Pertama, maaf kalo aku punya salah, dan bikin kamu gak nyaman sampe kamu minta putus dari aku. Kedua, kalo emang kamu beneran mau kita putus, seenggaknya ...." Angga menggantung kalimatnya, seolah menimang kata yang tepat. "Seenggaknya, kita punya kesan terakhir buat perpisahan kita,"

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang