BAB 37, Siapa Angga sebenarnya.

561 120 14
                                    

Secercah cahaya mentari pagi masuk lewat sela-sela gorden yang menutupi jendela. Cukup menyilaukan, sampai mampu membuat sepasang mata mengerjap. Pemilik mata itu adalah seorang cowok, yang kini tengah mengulurkan tangan kirinya di atas nakas samping ranjang, guna mencari benda pipih bernama ponsel.

Detik berikutnya, dia terlonjak kaget, kala melihat jam yang terpampang di layar ponselnya.

"Shit! Kesiangan!"

Tanpa ba-bi-bu, cowok itu segera bangkit dari ranjang, mengambil pakaianya yang berhamburan di lantai, lalu mengenakannya. Tingkah paniknya itupun sukses membuat cewek yang tidur di sebelahnya tadi ikut bangun.

"Morning, honey," kata cewek itu, dengan suara parau khas bangun tidur, sambil mengucek sebelah matanya.

"Gara-gara lo, gue kesiangan!" alih-alih membalas sapaan hangat si cewek, si cowok malah menimpali dengan kesal.

"Calm down, babe. Telat sehari gak bakal bikin nilai Kimia lo turun," sahut si cewek menanggapi dengan santai. Seolah gak merasa risih di depan si cowok, meski tubuhnya gak terbalut sehelai benang pun.

"Gue gak boleh telat hari ini, gue ada janji sama Yuna!" kata si cowok kala selesai mencuci mukanya di wastafel. Dia melirik sebal ke arah cewek lewat pantulan cermin.

"Oh, jadi cewek yang udah berhasil rebut Angga-nya gue ini, namanya Yuna?" tanya si cewek, dengan nada menggoda.

"Bukan urusan lo!" sahut si cowok, yang ternyata adalah Angga.

Setelah cukup merasa segar, Angga pun berjalan ke arah pintu keluar. Semalam, dia tidur disini, di sebuah apartemen tipe alcove studio, bersama seorang cewek. Ah bukan, kayanya lebih pantas disebut sebagai seorang wanita ketimbang cewek, karena sudah terlalu tua baginya untuk disebut cewek.

"Galak banget sih, gak inget semalem kita ngapain, hmm? Emang lo tega duain Yuna sama gue?" Lagi-lagi, wanita itu menggoda Angga.

Angga yang sudah memegang daun pintu, sontak berbalik dan menatap tajam wanita itu. "Inget ya, tante Alexa. Kita, cuman, temen, tidur!"

Bam!

Angga pun pergi keluar seraya membanting pintu dengan keras, meninggalkan wanita bernama Alexa yang terkekeh pelan, sedikit terhibur sama tingkah Angga pagi-pagi begini. Bukan sekali dua kali, Alexa menggoda cowok itu, malah hampir tiap hari dirinya menggoda Angga. Meskipun mereka berbeda usia, dan gak terikat dalam hubungan apapun, Alexa dan Angga, sering tidur bersama, di apartemen Alexa. Satu hal lagi tentang Angga, cowok itu gak cuma pintar dalam bidang akademik, tapi juga pintar dalam segala hal, termasuk anu-anu. Angga langsung melangkah cepat ke pintu lain yang ternyata hanya bersebelahan. Yah, bisa dibilang, Angga dan Alexa itu tetangga, tapi mesra.

15 menit berlalu.

Angga keluar dari apartemennya, sudah rapi dan ganteng dengan seragam sekolahnya yang tetutup hoodie bewarna kuning. Cowok itu melangkah menuju lift, menekan tombol ke basement, dimana motornya terparkir. Meskipun Angga bilang dia kesiangan buat sekolah, nyatanya Angga cuma butuh waktu 5 menit bahkan kurang, buat sampai di sekolahnya. Sebab apartemennya berada persis di belakang SMA Palapa, atas dasar itu pula dia masuk ke SMA itu.

Dia terlihat cukup bersemangat hari ini, sebab dia punya janji sama Yuna, buat jalan berdua sepulang sekolah nanti. Berhubung, ini adalah kali pertama, Yuna menerima ajakkan Angga buat jalan setelah mereka resmi berpacaran. Maka kesempatan ini gak bakal Angga sia-siakan. Sebab bagi Angga, Yuna itu ibarat oasis di tengah gurun, menghilangkan dahaga asmaranya, yang selama ini hanya tercurahkan pada wanita yang lebih tua darinya, Alexa.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang