BAB 15 Katanya, Acara Keluarga.

655 140 19
                                    

"Bang, kita gak jalan malem ini?"

"Gue sih kaga, lo aja sama anak-anak yang laen," Darto menjawab pertanyaan Egi. Adik kelasnya.

Jalan yang dimaksud Egi adalah jalan-jalan keliling Jakarta mencari murid-murid sekolah lain, untuk dijadikan lawan tawuran. Sebab, hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana murid-murid SMA di Jakarta biasa keluyuran pakai seragam sampai malam. Seperti biasa, selepas pulang sekolah, Darto dan anak-anak SMA Palapa, lagi pada nongkrong di WMT.


"Yah, padahal SMA Harapan Bunda mau ngajakin lagi." Kali ini, giliran Ega–kembarannya Egi–yang angkat suara.

"Punya nyali juga mereka?" Darto bertanya, heran dia.

Perasaan minggu lalu, Darto sudah memukul mundur anak-anak SMA Harapan Bunda, yang bergabung dengan anak-anak SMA Pusaka 1 Dan SMA Cahaya Jakarta. Gara-gara tawuran melawan 3 sekolah itu, Darto berakhir di ruang BK, menghadap Bu Sutarmin, bersama Bapak dan Emaknya kemarin.

"Emang kenapa lo, To? Tumbenan kaga jalan. Biasanya semangat banget," tanya sahabat karibnya, Udyn.

"Ada acara keluarga."

"Lah, emang lo masih diaku sama keluarga lo?"

"Ebuseh! Sialan lo!" sahut Darto, sembari melotot pada Uydn.

"Biar kata gue bandel gini, tapi gue masih nurut sama nyokap bokap gue," kata Darto.

Udyn pun tertawa.

"Hahaha, yaudah, berarti kita tetep jalan nih, Bang Udyn?" tanya Ega, pada Udyn–orang nomor dua yang jadi 'Jawara'nya SMA Palapa–setelah Darto.

"You know me lah, Ga. Kalo Darto gak jalan, gue juga gak jalan," jawab Udyn, seraya menyundut sebatang rokok.

"Ya elah, kenapa si emang, banyak banget yang ngajakin tempur padahal, nih pada nge-chat gue," kata Egi, seraya menunjukan ponselnya pada Udyn dan Darto.

Tempur yang dibilang Ega adalah tawuran. Perlu diingat, bahwa Udyn dan Darto adalah sahabat yang gak terpisahkan, termasuk jika sedang tawuran. Jadi, apabila salah satunya gak ikut, maka yang satunya juga sama. Karena mereka itu sepaket dan sepasang, seperti sendal jepit.


"Hahaha, ya udah, bilang aja: up gan, minggu depan aje, gitu. Lagian juga mereka gak pernah menang kalo ngelawan kita, bener gak, To?" kata Udyn.

"Iye bener, apalagi anak-anak Harapan Bunda tuh, kemaren aja sampe kocar kacir, malah ada yang lompat ke kali, gara-gara takut gue pukul hahaha," sahut Darto.

"Oke dah, kalo gitu. Gue sama anak-anak kelas sepuluh, langsung cabut ya, Bang," pamit Ega, seraya mengepalkan tangan pada Darto dan Udyn.

Salam khas anak-anak yang nongkrong di WMT, yaitu saling mengepalkan tangan untuk kemudian tos.

"Yoi, ati-ati lo pada ya. Kalo ada polisi tidur bangunin, kesianan dilindes mulu," kata Darto.

"Hahaha, bisa aje lo, keong racun!" timpal Udyn.

Kata-kata Darto sontak membuat teman-temannya tertawa.

𝐆𝑎𝑟𝑎-𝐆𝑎𝑟𝑎 𝑫ᴀʀᴛᴏ (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang