39. Rindu

3.8K 494 5
                                    

2minggu berlalu, dua bulan sudah Lin Hua mengandung anak pertamanya, ia tersenyum kecil menatap cermin yang mulai menampakan sedih perutnya yang mulai berkembang.

"Apa kau baik-baik saja di sana?" Lin Hua bertanya kepada sang calon anak sembari mengelus perutnya sayang.

"Apa kau juga merindukan ayahmu?"

"Kau merindukannya? Oh kasihnya anak ku"

Lin Hua bermonolog sendiri, awal-awal ia merasa aneh ketika melakukanya namun lama kelamaan itu menjadi sebuah hobi.

"Big Bos!" Elicia memanggil

"Eh_iya, ada apa?" Lin Hua membalikan badan menghadap Elicia yang baru datang.

"Ku dengar beberapa hari ada festival penyambutan dewi baru di benua matahari" Elicia berujar.

"Benua matahari? Festival" Lin Hua mengerutkan dahi berfikir, "kapan itu akan terjadi?" Lanjutnya bertanya kepada Elicia.

"Sekitar dua minggu lagi" Elicia menjawab.

"Seperti apa festival itu?" Lin Hua menggerutu bingung.

"Hah? Ohhh Festival itu yang kutahu setelah bernegosiasi dengan anggota Sekte tadi mereka menjelaskan bahwa festival itu seperti acara malam pelepasan lampion, mereka melepaskan lampion ke udara untuk menerbangkan aura sial pada tubuh mereka dan berdoa agar kehidupan selanjutnya akan lebih baik." Elicia menjelaskan.

"Oh, hanya pelepasan lampion aku tidak berminat" Lin Hua membalikan badan hendak pergi.

"Tap___" Elicia hendak mencegah Lin Hua namun kalah cepat oleh kedatangan Hong Li dan beberapa anak buahnya. (Hong Li ketua Sekte no-3)

"Kami menghadap Goddes!" Mereka bersujut hormat dengan kepala menunduk.

"Ada apa?" Lin Hu bertanya datar.

"Kami membawa kabar yang mulia Goddes, seperti yang anda perintahkan kami sudah mencari tahu tentang pemilihan Goddes Bright Sun di benua Sun/matahari" Hong Li berkat hormat.

"Katakan"

"Mereka akan mengadakanya sekitar dua minggu lagi, mereka akan melakukan festival lampion dan pesta mabuk pada malam hari, setelah itu mereka akan memulai mengadakan pemilihan paginya." Hong Li menjelaskan.

Elicia dari belakang menatap punggung pemuda dan para anak buahnya itu kesal, mulutnya terus mencibir dan menyumpah serapahinya. Bahkan rautwajahnya tampak sangat konyol.

"Itu berita bagus" Lin Hua tersenyum semrik.

"Pergilah" Lin Hua melempar kepingan emas dalam kain dalan jumlah banyak.

Para pemuda berpakaian hitam itu tersenyum senang dan menunduk hormat sebelum pergi menghilang.

"Terimakasih Goddes"

"Big bos! Tad___" ucapan protes Elicia terpotong takkalah ia terkena lemparan kain berisi kepingan emas.

"Hohoho kau tau saja apa yang aku mau" Elicia tertawa senang.

"Baiklah sampai jumpa big bos!" Elicia melambaikan tangan sembri berlari keluar kediaman tanpa rasa sopan kepada seorang tuan.

"Dasar Phoenix es ker*" Lin Hua mengumpat kesal, setahunya uang dari kerajaan Phoenix banyak namun Elicia masih terus meminta kepadanya seperti seorang anang yang meminta uang kepada ibunya untuk jajan, dan bila tidak diberi ia akan merajuk.


......



Seorang wanita muda tengah menatap gemerlap malam yang dingin, Lin Hua terus menatap bintang yang bertaburan diangkasa lepas. Dengan senyum mengembang ia terus bersenandung kecil sembari mengelus perutnya yang mulai sedikit menampakan perbedaan.

Bulan kan tunduk padamu
Matahari kan jadi pelindungmu
Kebajikan kan kau miliki

Pelitahati yang kunanti
Dengarlah senandung ini
Biarkan ibu bernyanyi

Lin Hua terus bersenandung ria, didalam hutan sana Fang Xiau tengah terdiam dengan mata tertutup bermeditasi. Disekitarnya kacau akibat banyak hewan buas yang hendak menyerang dan terhalang oleh pasukan yang Fang Xiau bawa. Konsentrasinya hampir terpecah akibat suara gemuruh itu namun kembali terfokuskan dan lebih tenang dari semula setelah ia tidak sengaja mendengar suara senandung Lin Hua yang menggema ditelinganya entah dari mana.

Tidak terasa Lin Hua dikediaman menitihkan airmata dengan bibir memaksakan senyum.

"Hahaha gue kok sedih-sedihan sih, kan gak cantik nanti kalo bayi gue kenapa-kenapa" Lin Hua tertawa garing dengan airmata terus bercucuran.

"Hik_hik_ kok tambah deresss? Padahal gue gak pasang keran air deh" dia terus berusaha menghentikan tangisnya dengan guyonan-guyonan tidak berfaedah pada dirinya sendiri.

"Udahlah hik_nyerah gue" dihapusnya airmata yang mengalir diwajahnya kasar.

"Ternyata gini ya rasanya istri tentara or pilot yang ditinggal buat tugas negara?" Lin Hua jadi membayangkan para wanita-wanita kuat di abat ke-21, terkadang mereka baru meningkah saja sudah ditinggal bahkan ada juga yang hamil sepertinya sampai-sampai melahirkan tanpa dampingan suami. Pasti itu rasanya sakit+sedih.

Membayangkan melahirkan tanpa dampingan suami Lin Hua semakin menangis kejer, memang mood bumil sering berubah-ubah.

"YaDewa!! Kenapa kau menangis?!" Elicia bertanya terkejut takalah melihat Lin Hua yang sedang menangis sesegukan didepan jendela yang dibuka.

Benar saja dari tadi didalan Dark Cloud ia dan suaminya Xia Bao mendengar seperti suara tangisan yang tertahan dan lama-kelamaan terdengar keras.

"Maaf hik_aku hik_mengganggumu" Lin Hua berujar dengan mata sembabnya.

"Aku harus apa?" Elicia bergerak gelisa, dia baru pertama kali melihat seorang Goddes Of Demons menangis.

"Bukankah Goddes Of Demons tidak pernah menangis?" Elicia membatin bingung, dia belum tahusaja Lin Hua dalam kehidupan yang ini selalu menangis manja kepada Fang Xiau. Seorang Goddes Of Demons bisa menangis siapa lagi penyebabnya kalau bukan pedang pembalik bumi milik Fang Xiau dulu yang menancap dengan indah diperutnya.

"Tidak usah kaget seperti itu?!" Lin Hua berujar kesal, "sebelumnya aku seorang manusia biasa"

"Eh_i-iya" Elicia tergagap bingung.

Elicia berjalan maju mendekati Lin Hua dan memeluknya dengan lembut.

"Apa kau merindukanya?" Elicia bertanya berbisik ditelinga Lin Hua

"Bukan aku tapi dia" Lin Hua menunjuk kearah perutnya.

"Hahaha tidak usah malu, seorang istri wajar akan merindukan suaminya yang sedang berada jauh di sana ditambah istri itu tengah hamil. Kadang aku juga merasa rindu kepada Xia Bao walaupun paling lama ditinggal setengah hari" Elicia tertawa geli, memang begitu kenyataanya dia akan merasa rindu bila jauh dari Xia Bao.

"Aku tidak malu!" Bantah Lin Hua.

"Pergilah aku mengantuk, lanjutkan acara bucinmu!" Lin Hua mengusir Elicia dengan kesal

"Bucin? Apa itu bucin?" Elicia bertanya bingung

"Budak cinta"

"Oh, hahaha terdengaranya sangat pas untuk predikat sebutan aku dan Xia Bao nantinya" Elicia tersenyum senang

"Hah?" Lin Hua mengerutkan kening bingung

"Iya! Kau tahu?! Aku jadi memikirkan nanti, para rakyat Phoenix akan memanggiku dan Xia Bao pasangan bucin bukankah itu sangat indah?!!" Elicia berkata semangat 45 bahkan senyumnya mengembang sangat lebar.



.....

Goddess OF Demonst ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang