Seperti hari-hari biasanya Lin Hua akan terduduk termenung didepan jendela kamar yang terbuka, ia selalu berharap Fang Xiau datang mengejutkannya melewati jendela ini.
Masih terngiang di ingatannya sikap manja Fang Xiau saat bersamanya dan sikap galak Lin Hua saat menanggapinya, tanpa sadar Lin Hua terkekeh sendiri takkalah mengingat wajah datar Fang Xiau yang berubah jadi ke kanak-kanakan saat bersamanya.
Oh iya Lin Hua sampai lupa sekitar dua bulan lalu wajahnya terlihat sangat menyeramkan namun itu hanya sesaat akibat cahaya pelangi yang ternyata dari batu pelangi yang ia cari disekolah pelangi itu. Ya kini sudah dua bulan berlalu bahakan kandungan Lin Hua sudah memasuki bulan kedelapan pas, Lin Hua sering geleng-geleng sendiri saat menatap perutnya yang menggembung besar.
Sama seperti kebanyakan ibu hamil tua lainya Lin Hua akan kesusahan saat tidur dan pinggangnya akan selalu pegal dan sakit, namun Lin Hua tidak memikirkannya yang terpenting bayinya sehat dan selamat.
Sudah delapan bulan pula Fang Xiau pergi bertapa meninggalkannya, anak buah Lin Hua maupun Fang Xiau yang menjaganya di hutan sana terkadang datang untuk memberitahu keadaan suami tampan nan kejamnya itu.
"Nak apa kau merindukan ayahmu?" Lin Hua bertanya kepada anaknya yang masih berada didalam kandungan, seperti mengerti apa yang dikatakan ibunya dia bergerak-gerak didalam sana.
Lin Hua tersenyum bahagia bercampur haru. selalu seperti ini anak yang ia kandung merupakan anak yang aktif terlihat dari saat Lin Hua bertanya sesuatu dia akan dengan cepet memberi kode bergerak-gerak didalam perut.
Lin Hua berharap agar anaknya nanti kelak menjadi seorang pemimpin yang bijak sana, tegas dan dapat dipercaya oleh bawahannya.
Dengan senyum mengembang Lin Hua mengambil sarapannya yang sudah dayang siapkan di mejanya.
1lahapan
2lahapan
6lahapan
Dan habis, makanan yang ia makan tampak biasa-biasa saja namun setelah beberapa saat ia merasakan sebuah sensasi panas yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Racun!" Lin Hua tercekik terkejut.
Dengan cepat ia membuat sebuah bimber penghalang ke seluruh tubuh anaknya yang berada didalam rahim untuk mencegahnya agar tidak ikut terinfeksi racun itu.
Lin Hua meng geram kesakitan ia sangat terkejut bukankah dia seorang Azzura kenapa ada racun yang bisa menginfeksi tubuhnya.
Dengan susah payah Lin Hua berjalan tertatih-tatih keluar kediaman untuk meminta bantuan penjaga atau para dayang kepercayaannya, namun yang ia dapatkan hanyalah tubuh mereka semua yang sudah tergeletak penuh darah tanpa nyawa.
"Siapa yang melakukan ini!" Teriak Lin Hua menggema.
Lin Hua memutuskan harus pergi mencari bantuan ke kastil sekte, ia tidak pempersalahkan bila nyawanya yang akan melayang asalkan jangan anaknya yang belum melihat indah dan kejamnya dunia ini.
Mencoba berdiri tegap Lin Hua mengeluarkan sayap hitamnya yang megah, dengan sekali kibasan ia dengan cepat meluncur menembus awan. Setengah perjalanan lagi ia akan sampai ke kastil sekte namun tiba-tiba ada sebuah bola api biru yang menyerangnya dari samping sangat keras hingga membuatnya terguling jatuh ketanah dengan keras.
"Uhuk!" Lin Hua ter batuk berdarah, dengan ketinggian seperti itu mungkin seseorang yang memiliki tingkat kultifasi rendah pasti akan hancur berkeping-keping
"Augh, apa kau tidak apa-apa?" Dalam keadannya ini Lin Hua masih sempat-sempatnya menanyakan keadaan anaknya tanpa memikirkan tubuhnya yang mulai membiru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess OF Demonst ✔️
Random(HENDAKLAH BUDIDAYAKAN FOLLOW, VOTE, AND COMEN!!) SEKIAN TERIMAKASIH Udah End ________- Elina seorang gadis imut bin bar-bar dengan tiba-tiba terlempar kedalam masa lalu china yang tak tertulis dalam sejarah, namun bukannya menjadi seorang ratu at...