Sudah tiga hari berlalu seluruh dunia masih gempar akan hilangnya batu kebajikan itu, sedangkan sang pencuri malah tengah asik duduk di atas pohon mangga di tanam kediaman anggrek miliknya.
"Big bos!" Panggil Xia Bao dibawah sana
"Hm" jawab Lin Hua seadanya, ia tengah asik mencari-cari buah yang sudah hampir masak.
"Kau sedang hamil! Bisakah kau bertindak seperti seorang ibu yang menyayangi anaknya?! Kau terlalu petakilan!" Marah Xia Bao.
"Huh! Kau kira aku tidak menyayangi anakku?!" Lin Hua berkata kesal
"Hehe bukan begitu masudku, setidaknya kau bertindaklah lemah lembut dan menjauhi hal yang bisa membuat bayimu celaka" Xia Bao menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Aku berterimakasih atas perhatianmu itu namun bayi ini sendiri yang menginginkan ibunya untuk bertingkah" Lin Hua membalas sembari berusaha meraih mangga disisi kiri cabang.
Hap!
"Kena kau"
Setelah mendapatkan apa yang ia mau Lin Hua merangkak turun dari atas pohon, dia tidak mau melompat takut saat melompat bayinya meluncur keluar.
"Sudah?" Xia Bao bertanya datar
"Ho'oh" Lin Hua berlari ngacir kedalam manor mencari garam. Dia ingin membuat sambal rujak namun disini tidak ada gula merah, terpaksa ia akan memakan mangga yang tidak terlalu tua itu menggunakan garam.
"Hemm, enaknya" Lin Hua menikmati mangga yang baru ia petik tanpa dicuci.
"Kau! Kenapa tidak mencucinya?" Kaget Elicia, dengan sigap ia langsung mengambil mangga yang berda ditangan Lin Hua.
"Tapi aku menginginkanya" jawab Lin Hua polos
"Kau tau? Bila terjadi apa-apa dengan bayimu kepala kami akan berpisah dari tubuhnya!" Elicia berkata geram. Lin Hua memang tuanya namun Xia Bao dan Elicia sudah Lin Hua anggap seperti saudara sendiri, jadi tidak perlu merasa takut ataupun canggung saat berkata blak-blakan kepadanya.
"Lalu cepat cucilah!" Lin Hua berkata kesal, Elicia langsung berjalan kearah kamarmandi untuk mencuci buah mangga mentah itu.
"Apa kau tidak merasa asam?" Xia Bao bertanya, ia meringis sendiri takkalah melihat Lin Hua dengan lahapnya memakan mangga muda.
"Cobalah" balas Lin Hua tersenyum, tidak lama Elicia datang dengan keadaan mangga yang sudah dipotong-potong.
"." Tanpa mengatakan apapun Xia Bao langsung mengambil sepotong buah mangga dan memakanya.
Tak ada ekspresi dirau wajahnya, dia menatap kedua gadis didepanya itu, Lin Hua yang juga sedang asik memakan mangga sembari berbalik menatap kearahnya dan juga Elicia yang tampak raut terkejutnya.
"Kau baik-ba____" ucapan Elicia terpotong oleh gelak tawanga sendiri takalah melihat wajah Xia Bao yang tiba-tiba berubah memerah menahan rasa asam.
"WHHHHHH ada apa dengan wajahmu?" Elicia bertanya dalam sela tawanya.
"Kau_ki_kira apa?" Xia Bao menjawab sedikit kesusahan akibat rasa asam yang menyebar diseluruh mulutnya.
"Whhhh kau sangat lucu" Elicia terus tertawa
Hap!
Lin Hua menyumpal mulut Elicia dengan potongan mangga dengan garam yang banyak,
"setidaknya bila ia melepehkan mangga ia akan tetap merasa keasinan" Lin Hua membatin cekikikan, dan benar saja Elicia langsung melepehkan mangganya dan memasang ekspresi wajah takjauh berbeda dengan Xia Bao
KAMU SEDANG MEMBACA
Goddess OF Demonst ✔️
De Todo(HENDAKLAH BUDIDAYAKAN FOLLOW, VOTE, AND COMEN!!) SEKIAN TERIMAKASIH Udah End ________- Elina seorang gadis imut bin bar-bar dengan tiba-tiba terlempar kedalam masa lalu china yang tak tertulis dalam sejarah, namun bukannya menjadi seorang ratu at...