35. Klan Virtue

3.9K 511 4
                                    

Lin Hua tengah bermalas-malasan dikamar manor anggrek nya. Sudah seminggu lebih Lin Hua dan Ni Fen Yang duel di arena pemilihan dewi bulan/Goddes Moon, sudah satu minggu lebih pula Ni Fen Yang dan kedua maklampir (Yian Yan dan Xiau Yan) tidak pernah terlihat sama sekali saat makan bersama pun.

Tidak mau ambil pusing Lin Hua berfikir ibu dan kedua anak itu pasti saat ini tengah bersama untuk merencanakan sesuatuhal yang baru atau malah menyembuhkan luka anak kesayanganya Ni Fen Yang.

"Gue bad mood anj**"

Lin Hua berguling kesana kemari tidak jelas, Lin Hua merasa kesepian ia ingin menemui Elicia namun ia urungkan takalah mengingat ia selalu dijadikan obatnyamuk saat bersamanya. Siapa lagi penyebabnya kalau bukan Xia Bao yang tiba-tiba muncul dan mengumbar kemesraan dihadapanya.

"Alah! Gue maen keluar ajalah." Putus Lin Hua, dia memilih-milih baju yang akan ia gunakan. Seperti biasa saat keluar kerajaan ia akan menggunakan hanfu seorang pendekar wanita dengan cadar yang bewarna senada.

"Dijaman gue wajah kekgini emang cantik tapi yah gitu gak sampek buat orang mimisan tapi disini orang kok gampang banget jadi mimisan kalo gak ya pingsan kalo liat cecan, mungkin stok cecan sama cogan yang nipis yah?" Lin Hua memakai hanfunya sembari berguman sendiri.

"Sempurna" Lin Hua tersenyum menatap cermin didepanya yang menampilkan gambaran dirinya sendiri.

"Gue hamil gak sih? Perasaan perut datar-datar aja dari dulu? Hahhh, nasip cecan cungkring"

Melihat kesana-kesini mencari keberadaan penjaga yang ditugaskan Fang Xiau di kediamanya, Lin Hua melihat mereka ber12 masih setia berdiri di tempat mereka masing-masing. Dengan senyum jahilnya ia berteriak dari dalam kamar.

"Penjaga nanti bila ada yang ingin datang menemuiku katakan saja aku sedang tidak ingin menemui siapapun, aku mengantuk!"

Mendengarkan perkataan nyonyanya mereka menjawab serempak walaupun mereka berjarak tapi tetap sehati, Eaaaaa 😂

"DITERIMA!"

Mendengar jawaban yang ia inginkan Lin Hua langsung memasang biember penghalang di pintu untuk berjaga-jaga bila nanti ada seseorang yang dengan ngotot ingin masuk kedalam.

Setelah merasa puas akan pekerjaanya Lin Hua langsung menghilang dari tempat dan muncul kembali entah dimana.

"Tempat apaan nih?" Lin Hua berseru bingung, ia dapat melihat didepan sana terdapat banyak orang yang sedang duduk dengan membuat lingkaran di sebuah lapangan besar didalam lapangan itu ada sekitar 12-15 orang berpakaian putih mengelilingi sebuah batu permata berwarna hijau zamrud.

"Apa ini acara pemilihan dewi kebajikan?" Lin Hua berguman menduga-duga,

Lin Hua menjelajahkan matanya kearah para penonton yang berpakaian mewah dan benar saja dugaan Lin Hua sangat tepat disana ia milihat ayahnya Fang Hu Hong, Yian Yan dan Xiau Yan tengah duduk dengan tenang ditempatnya tapi yang dipertanyakan, Apa Ni Fen Yang masih sakit? Lalu kenapa dia sendiri tidak diberitahu akan acara ini? Apa mereka benar-benar tidak menganggapnya?

Jarak mereka dengan Lin Hua terpaut cukup jauh, Fang Hu Hong yang berada disisi kanan tempat para bangsawan dan Lin Hua yang berada di sisi kiri tempat untuk para rakyat yang akan menonton.

Semua orang terdiam ketika melihat para putri dari berbagai kerajaan klan Virtue, para putri yang juga mengenakan pakaian serba putih tanpa hiasan itu berdiri melingkar mengelilingi para orang tua. Semua putri menundukan kepala menunggu hingga batu permata itu mengeluarkan cahaya

Ketika melihat keberhasilan pemilihan seorang dewi di klan moon/bulan, para raja dibenua virtue sepakat akan mengadakan acara pemilihan dewinya secepatnya, tidak seperti pemilihan dewi dari klan Moon Dan matahari pemilihan dewi diklan Virtue lebih mudah karena tidak memerlukan perhitungan langit dan bumi seperti kedua klan lainya. Namun itu kendalanya setelah seratus tahun yang lalu kematian dari dewi mereka mereka tidak dapat menemukan lagi dewi yang sesungguhnya, batu akan bersinar namun akan langsung meredup beberapa saat kemudian tanpa mau memilih tuanya.

"Kuarazta Bogian Zava Cozianol zaborus" para orang tua itu mebaca mantra pembuka segel cahaya dalam batu.

"KUARAZTA BOGIAN ZAVA COZIANOL ZABORUS!" Para putri mengikuti mantra yang di ucapkan pendeta tua.

Batu dengan sedikit demi sedikit bercahaya sama seperti warna batunya cahaya itu juga berwarna hijau zamrut. Semua orang terdiam menyaksikan pertunjukan menegangkan itu, disatu sisi Lin Hua malah menatap batu itu minat

"Gila! Tuh permata mahal gak yah? Gilak gedek bener! Ck-ck-ck dijaman gue mesti udah banyak yang bakuhantam buat nyolong"

"Kalo itu punya gue udah gue jual ke pasar senen udah" Lin Hua membatin tidak jelas

Batu permata sebesar kepalan tagan bayi itu bercahaya semakin besar dan besar diwaktu seperti ini lah para kaum virtue akan merasa cemas sebab biasanya batu akan tiba-tiba meredup setelah bersinar terang.

Duar!!

Tiba-tiba batu itu menembakan cahaya terang disegala arah menyebapkan pandangan mata mereka memburam aka cahaya, merasa ada kesempatan Lin Hua yang mempunyai kekuatan husus dimatanya langsung berlari secepat kilat kearah dimana batu itu berada

Hap!

Lin Hua memegang nya,dan menatapnya bingung.

"Kenapa batu ini malah mengeluarkan cahaya bercampur asap semakin tebal?!"

Tidak ada yang bisa mereka semua lihat kecuali asap putih yang tebal, seluruh tempat dibuat riuh oleh teriakan-teriakan kebingungan para penonton.

Lin Hua memfokuskan pandanganya kedalam batu permata hijau zamrut itu lama kelamaan Lin Hua melihat seperti ada gumpalan asap hijau berputar-putar seperti tornado didalam batu yang transparan berkilau itu.

"Apa ini sumber kekuatanya?" Lin Hua berguman dalam hati, yang ia tahu setelah membaca beberapa buku tentang pemilihan Goddes, kekuatan yang memilih setiap klan berbentuk cahaya, api dan angin.

"Ya! Ini dia! Aku harus mendapatkanya" Lin Hua berujar, tangan kananya langsung menggenggam batu itu erat dan menyedot seluruh kekuatan yuan yang hidup didalam batu.

Seluruh urat nadi Lin Hua membekak dari ujung tangan kanan keseluruh tubuh, seluruh asap berputar itu masuk ketubuh Lin Hua melalui urat nadinya. Rasa sakit dan pegal menjalar didalam tubuhnya.

"Aghh!" Erangnya tertahan

Asap disekitarnya hampir menipis bahkan mereka sedikit demi sedikit dapat melihat seorang berpakaian coklat tua berdiri ditengah lapangan.

Merasa asap telah terserap seluruhnya kedalam tubuh Lin Hua dan keadaan sekitar yang semakin menghawatirkan akan tertangkap basah, Lin Hua langsung berlari melayang keudara dan menghilang disertai keadaan sekitar yang sudah seperti semula.

"Kemana?! KEMANA BATU SUCI ITU!" teriak raja terkuat klan Vitrue

"Ham_hamba ti_ti_tidak tahu!" Salah satu pendeta menjawab tergagap takut dengan mata melotot tidak percaya akan hilangnya batu suci klan mereka.

"KELUAR DAN CARI BATU ITU!" Sang raja berteriak marah memerintah, Lin Hua yang berada diatas atap tanpa sepengetahuan siapapun mendesah kecewa

"Yah padahal batunya mau aku jual, hahhh yaudah simpen dulu aja deh"


_____

Goddess OF Demonst ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang